Mohon tunggu...
Ilham Hardani
Ilham Hardani Mohon Tunggu... -

belajar adalah kunci sukses...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

UN Berbasis Komputer Masih Sulit Untuk Indonesia

14 April 2015   15:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:07 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UN BERBASIS KOMPUTER MASIH SULIT UNTUK INDONESIA

Seperti yang kita ketahui ujian nasional yang dilangsungkan setiap tahun sekali, akhir-akhir ini mengundang kontroversi dari berbagai pihak karena ujian nasional tahun ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini ujian nasional dilakukan bukan hanya tes tulis tetapi juga ujian nasional dengan menggunakan komputer.

Hal ini mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan seperti pihak sekolah, siswa dan orang tua. Dikarenakan sekolah-sekolah yang berada dikawasan Indonesia timur masih tergolong dalam sekolah yang masih tertinggal dari sekolah-sekolah yang berada dikota-kota besar. Begitu halnya dikota besar seperti Jakarta masih ada ditemukan sekolah yang belum siap sarana dan pra sarananya.

Hal ini menyebabkan pelasanaan dari ujian nasional tahun ini mengalami kendala. Hal yang mendasari ketidaksiapan berbagai sekolah dalam melaksanakan ujian nasional komputer karena :

1.Pertama kurangnya sarana dan pra sarana disekolah tersebut.

2.Kedua didaerah terpencil yang masih meragukan belum mampu menerapkan ujian nasional dengan komputer dikarenakan daerah tersebut masih sering terjadi pemadaman listrik.

3.Ketiga adanya guru yang belum mahir mengoperasikan komputer sebagai pembelajaran untuk siswa.

4.Keempat adanya siswa yang masih belum mampu mengoperasikan komputer dikarenakan sekolah tersebut kekurangan komputer atau finasial.

Seperti contoh nya, adanya beberapa sekolah unggulan di Jakarta yang pelaksanaan ujian nasionalnya masih menggunakan sistem manual. Ini terjadi karena rasio 3:1 untuk siswa dan komputer tak sesuai. Ternyata sekolah unggulan ini komputernya tidak proposional. Misalnya, sekolah unggulan yang kepala sekolahnya bercerita, jumlah siswanya 300 sedangkan komputernya hanya 60. Sementara kita mensyaratkan komputernya minimal sepertiga, kok bisa hanya 60?

Dalam sidaknya ke sekolah-sekolah saat menjelang UN, Menteri Pendidikan Anies Baswedan menemukan fakta bahwa banyak sekolah di kota besar yang belum siap secara infrastruktur dalam pelaksanaan ujian berbasis komputer. Karena itu Kemendikbud akan melakukan sejumlah perbaikan.

.begitu pula dengan sekolah-sekolah yang berada didaerah terpencil pelaksaan ujian nasional berbasis komputer ini masih belum bias diterapkan unutuk tahun ini.

Kita semua sebagai warga Negara Indonesia berharap kepada pemerintah dalam hal pendidikan agar tahun berikutnya seluruh SMA yang ada di Indonesia bisa melaksanakan ujian nasional dengan berbasis komputer. Sebagai Negara yang masih berkembang hal itu sangat diperlukan untuk kemajuan pendidikan di Negara tersebut. Pemerintah juga harus menyediakan dana untuk pendidikan agar sekolah-sekolah yang berada di daerah-daerah terpencil bisa mengikuti perkembangan pendidikan seperti di kota-kota besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun