“Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”
Merupakan peribahasa yang menginspirasi tersusunnya artikel ini. Selain itu, peribahasa tersebut cukup tepat menggambarkan pariwisata urban di masa mendatang.
Apa yang terbayang di benak Anda tentang masa depan pariwisata urban? Hal pertama yang terpikirkan biasanya berupa perkembangan teknologi yang jauh lebih mumpuni dan canggih, seluruh lingkup perkotaan menjadi serba terintegrasi. Seluruh sektor terdampak akan perkembangan teknologi, tak terkecuali pariwisata urban.
Menurut UNWTO, pariwisata urban atau pariwisata perkotaan merupakan jenis kegiatan wisata yang berlangsung di ruang perkotaan dengan atribut non-pertanian seperti administrasi, manufaktur, perdagangan, dan jasa serta titik-titik temu moda transportasi. Destinasi pariwisata urban menawarkan berbagai pengalaman maupun produk budaya, gaya bangunan, teknologi, sosial, dan alam baik untuk liburan atau perjalanan bisnis.
Tidak dapat dipungkiri, teknologi merupakan salah satu faktor pemberi dampak besar terhadap perkembangan pariwisata urban. Perkembangan teknologi mendorong majunya transportasi, cepatnya alur komunikasi dalam sebuah perkotaan termasuk pariwisata urban di dalamnya.
Terdapat satu faktor lagi yang sebaiknya terus dipertahankan dan dikembangkan di tengah laju jaman dan waktu, yaitu local values. Semaju-majunya ataupun secanggih-canggihnya sebuah perkotaan tetaplah berasal dari nilai-nilai lokal yang dipegang erat sedari awal. Nilai-nilai lokal dari sebuah perkotaan jugalah yang dijadikan motivasi datangnya para pengunjung.
Melalui nilai-nilai lokal yang terjaga dan terus dikembangkan inilah sebuah perkotaan berkomunikasi dengan pengunjungnya dan sebaliknya (eTurbo News, 2016) yang terwadahi dalam pariwisata urban.
Lebih lengkapnya, hubungan antara konsep global dan lokal dalam pariwisata urban hendaknya dimaknai saling berhubungan bukan malah saling berlawanan (Chang & Huang, 2004: 225). Sebuah ironi besar jika pariwisata urban menimbulkan ketidakacuhan pemegang kekuasaan ataupun pelaku wisata terhadap nilai-nilai lokal, dimana dari situlah pariwisata urban mereka berasal dan berkembang.
Terdapat tiga video yang menarik dan cukup menggambarkan masa depan pariwisata urban supaya terus langgeng hingga ke generasi-generasi selanjutnya. Perlu diketahui, urutan video tidak menunjukkan keterikatan apapun.
Video pertama merupakan TedxTalks Janek Rubes dari Praha yang menyampaikan cara untuk berwisata ala lokal dalam menanggulangi overtourism (TEDx Talks, 2019b).
Dalam penyampaiannya yang komunikatif dan penuh kelakar, pemilik kanal Youtube bernama Honest Guide ini menjelaskan ketidakseimbangan kunjungan wisatawan dan penduduk lokal pada wilayah Praha khususnya di bagian tengah kota (sekitar 10 juta wisatawan dan 30 ribu penduduk lokal).
Melalui TedTalknya, Janek bercerita upaya-upaya yang dilakukannya dalam mengatasi overtourism di Praha adalah dengan memberikan tips bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Praha baik dibuat-buat atau nyata adanya, melalui kanal Youtube Honest Guide.
Tips-tips yang diberikan berupa tempat-tempat kuliner ala warga lokal, berwisata ala lokal seperti mengunjungi atraksi-atraksi wisata pagi-pagi hari, mengubah aktivitas yang membahayakan aset pariwisata menjadi kegiatan tidak membahayakan atau tanpa arti seperti memasang gembok cinta di pinggir jembatan menjadi memegang #HonestLamp yang dipercaya dapat memberikan keberuntungan padahal hanya dibuat-buat, sekaligus memberi informasi penipu-penipu yang ada agar Praha lebih kondusif dan aman (pelaku uang palsu, supir taksi gadungan, tempat penipuan uang yang tidak mencantumkan transparansi komisi, hingga biksu-biksu palsu yang mengaku berasal dari Tibet).
Pada video kedua, Doug Lansky memulai pembicaraan dengan fenomena overtourism yang terjadi di berbagai belahan dunia dan menuai protes dari penduduk lokal seperti yang terjadi di Vienna, Barcelona, Praha, dsb. Doug memiliki pendapat yang cukup mengesankan, istilah ‘overtourism’ sebaiknya diganti menjadi ‘unbalanced tourism’ yaitu ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran terhadap industri pariwisata. Tidak dapat disangkal bahwa pariwisata dapat menjadikan hilangnya pariwisata itu sendiri jika terus di’gas’ tanpa di’rem’ di situasi tertentu.
Menanggapi fenomena tersebut, terdapat 4 bekal utama baik dalam menyelamatkan maupun mengembangkan pariwisata (pariwisata urban dalam konteks ini). Keempat hal tersebut meliputi perlindungan kualitas lokal yang ada, mengoptimalkan ekonomi lokal, meningkatkan pengalaman pengunjung, dan perlindungan terhadap aset-aset pariwisata.
Sekali lagi, Doug memiliki pendapat yang memberikan kesan mendalam, ‘a city can have tourists but tourists can’t have a city’ yang dapat diartikan lebih jauh pariwisata yang notabene mengundang banyak wisatawan tidak seharusnya menjadikan sebuah kota/perkotaan melupakan jati diri atau nilai-nilai lokal yang dimiliki.
Pada video terakhir, Peter Calthorpe menyampaikan 7 prinsip utama dalam membangun maupun mengembangkan kota/perkotaan menjadi lebih baik (TED, 2017). Adapun 7 prinsip yang dimaksud adalah preserve (melestarikan), mix (menggabungkan), bike (bersepeda), walk (berjalan), connect (menghubungkan), ride (mengendarai), dan fokus (terfokus).
Lebih lengkapnya, melestarikan ekologi alami, pemandangan agraris, situs-situs warisan budaya; melakukan penggabungan dari usia, gender, pendapatan warga hingga penggunaan lahan; merancang jalanan yang dapat dilalui dengan jalan kaki; memprioritaskan jalur-jalur sepeda; menghubungkan antar jalur yang ada; mengembangkan moda transportasi umum sekaligus sistem transit yang efektif dan efisien; serta mencocokkan dan menghubungkan kepadatan dan kapasitas tempat-tempat transit.
Ketiga pembicara di atas berbicara mengenai bagaimana sebaiknya pariwisata secara umum harusnya dilakukan hingga prinsip terbaik dalam mengembangkan suatu area perkotaan.
Selain itu, satu hal yang terus menerus dibahas dalam ketiganya tak peduli bagaimana majunya suatu perkotaan atau pariwisata secara umum adalah pentingnya keberadaan dari aspek local values. Ketiganya membicarakan aspek nilai lokal mulai dari berwisata ala lokal. melestarikan kelokalan (terlihat maupun tidak terlihat) yang ada hingga menghormati nilai-nilai lokal yang dimiliki.
Semua mengacu untuk kembali lagi pada akar, nilai-nilai dasar yang telah dipegang sedari awal terbentuknya sebuah perkotaan. Selain sesuai dengan peribahasa di bagian pembuka artikel, pemikiran-pemikiran tersebut relevan dengan salah satu agenda SDGs, khususnya yang ke-11: make cities and human settlements inclusive, safe, resilient, and sustainable (UNWTO, 2021).
Salah satu contoh destinasi pariwisata urban yang paling mendekati dengan gambaran yang saya miliki adalah wisata sepeda urban yang dapat dijumpai di berbagai daerah perkotaan Eropa seperti, Copenhagen, Berlin, Amsterdam, hingga di daerah perkotaan Tiongkok. Menggabungkan, menyesuaikan, sembari mensinergikan opini, realita, dan pedoman yang ada menjadikan pariwisata urban yang berkembang bersama nilai-nilai lokal menjadi gambaran saya akan pariwisata urban di masa mendatang.
Bagaimana dengan Anda?
Referensi
Chang, T. C., & Huang, S. (2004). Urban tourism: between the global and the local. A companion to tourism, 223.
eTurbo News. 2016. “City tourism: Living local value and values”. https://eturbonews.com/140255/city-tourism-living-local-value-and-values/. Diakses 7 April 2021.
TED. 2017. “7 principles for building better cities | Peter Calthorpe”. https://www.youtube.com/watch?v=IFjD3NMv6Kw&t=211s&ab_channel=TED. Diakses 7 April 2021.
TEDx Talks. 2019a. “How to save tourism from itself | Doug Lansky | TEDxStockholmSalon”. https://www.youtube.com/watch?v=Imbj0F-gUSw&t=24s&ab_channel=TEDxTalks. Diakses 7 April 2021.
TEDx Talks. 2019b. “How 'traveling like a local' can help cities fight overtourism | Janek Rubes | TEDxDrewUniversity”. https://www.youtube.com/watch?v=36A5bOSP334&ab_channel=TEDxTalks. Diakses 7 April 2021.
UNWTO. 2021. “URBAN TOURISM”. https://www.unwto.org/urban-tourism. Diakses 7 April 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H