Mohon tunggu...
Razib  Ikbal
Razib Ikbal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya seorang scorpius yang suka kesunyian.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis adalah Jalan Hidupku

19 September 2020   14:46 Diperbarui: 19 September 2020   14:50 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menulis bagi beberapa orang adalah suatu kegiatan yang biasa saja. Hanya menorehkan kumpulan tinta yang membentuk barisan aksara pada kertas putih. Namun, beberapa orang--termasuk saya--menulis karena punya banyak alasan dan berbagai tujuan. Alasan saya menulis sebagai berikut:

Bagi kami yang jarang bicara, menulis adalah sarana mengeluarkan isi kepala

Setiap orang berbeda. Ada yang lidahnya senang berolahraga, ada juga yang jarang bicara. Dan, saya adalah salah satu yang senang memendam keriuhan dalam kepala untuk kemudian dikeluarkan dalam barisan aksara alias jarang bicara. Setiap orang perlu mengeluarkan isi kepalanya. Sehingga bagiku menulis adalah salah satu caranya.

Mengeluarkan isi hati agar tidak depresi

Alasan kedua saya menulis adalah sebagai sarana mengeluarkan isi hati. Bukan hanya isi kepala. Isi hati juga perlu dicurahkan. Lalu, bagaimana cara mengeluarkan semua keresahan yang mengganggu hati seseorang kalau dia sendiri tidak suka banyak bicara? Jawabannya adalah dengan menulis.

Para ahli mengatakan bahwa semakin sering seseorang memendam dan tak mengekspresikan keresahan dan kegelisahan hatinya, maka semakin mudah pula orang itu terkena depresi. Itulah kenapa bagi saya menulis itu penting. Ya, karena saya tidak mau depresi, maka setiap keresahan--apapun itu--akan saya tuangkan dalam bentuk tulisan.

Bukan hanya melegakan hati kita dari beban yang menyesakkan. Menulis juga memerlukan kepekaan perasaan seorang penulis. Hatinya harus peka pada banyak hal dan mampu mengemasnya dalam sebuah barisan aksara.

Itulah kenapa saya menulis. Saya adalah orang yang cukup peka pada banyak hal. Mungkin saya jarang bicara. Tapi, saya yakin bahwa hati saya mampu untuk merasakan banyak hal lebih dari orang lain. Saya yakin itu adalah modal yang Tuhan berikan.

Ini bukan omong kosong. Boy Candra pernah bilang bahwa jika seseorang menulis dari hati, maka tulisan itu akan lebih hidup. Dan, saya masih percaya hal itu.

Menulis membuatku abadi

Alasan ketiga saya menulis karena dengan menulis saya bisa abadi dan hidup lebih lama. Kok bisa?

Kalian tahu Chairil Anwar? Kalian tahu William Shakespeare? Kalian tahu Imam Ghazali? Bukankah mereka telah meninggal dunia bertahun-tahun bahkan ada yang berabad-abad lalu? Lantas mengapa nama mereka masih dikenal hingga kini? Jawabannya adalah karena tulisan mereka, mereka bisa dikenal bahkan oleh generasi jauh sesudahnya.

Mungkin alasan ini terkesan egois. Terkesan saya ingin menjadi manusia yang tak pernah dilupakan. Tapi, bukankah hebat jika kita bisa memberi manfaat pada orang lain bahkan setelah jasad kita hanya tersisa tulang-belulang?

"Kita semua akan mati. Tapi, tidak dengan karya kita. Dia abadi."

Satu hal yang membuat saya terus menulis adalah keegoisan. Secara egois saya tak ingin dilupakan oleh orang-orang. Saya ingin hidup lebih lama di ingatan banyak orang. Dikenang sebagai seorang penyair hebat dan tetap disanjung meski saya sudah wafat.

Menulis memang merupakan ramuan panjang umur paling ampuh. Tapi, lebih dari itu. Bagi saya menulis dan menggapai keabadian sebagai seorang penulis adalah sebuah tujuan.

Cinta

Alasan saya menulis yang keempat adalah cinta. Saya sudah terlalu cinta pada kegiatan ini. Bagi saya, menulis adalah sebuah proses menuju keutuhan hidup. Sesuatu yang sudah tak bisa lagi dipisahkan dalam hidup.

Setiap kali saya menulis, saya merasa hidup seutuhnya. Menulis sudah menjadi seperti sarapan pagi bagi saya. Saking cintanya pada kegiatan menulis.

Saya senang saja setiap kali saya bisa menuangkan kegelisahan ke dalam tulisan. Layaknya seorang yang dimabuk cinta, setiap kali saya menulis membuat saya senang. Bukankah sepasang kekasih pun demikian? Sangat senang saat menghabiskan waktu berdua. Begitu pula antara saya dan menulis.

Mengubah dunia dengan tulisan

Kalian tahu bukunya Charles Darwin yang berjudul "The Origins of Species? Ya, pada masanya buku itu mampu mengubah dunia ilmu pengetahuan di dunia. Bahkan, buku itu sampai sekarang masih kontroversial. Lalu, tahukah kalian buku "Qanun fit Tib" karya Ibnu Sina? Buku itu telah mengubah dunia kedokteran pada masa itu, bahkan isinya masih dipakai sampai sekarang.

Begitulah saya ingin. Itulah alasan saya menulis. Saya ingin menjadi seperti mereka. Menjadi orang yang mengubah dunia dengan tulisan. Karena saya yakin kekuatan tulisan memang sehebat itu hingga bisa mengubah dunia. Apakah salah jika ingin menjadi Ibnu Sina di masa depan?

Tulisan itu sangat hebat. Dengan tulisan, kita bisa menembus jutaan kepala. Dengan tulisan, pejabat otoriter selalu ketakutan. Lalu, dengan tulisan pula orang-orang tercerdaskan.

Hal itu membuat tekad saya semakin kuat. Saya ingin menulis. Saya ingin berjuang demi bangsa ini dengan tulisan. Karena saya cukup lemah dalam fisik dan kinestetik. Maka dari itulah saya memilih memberi bangsa ini tulisan yang kelak mengubah bangsa ini menjadi lebih baik.

Aku menulis karena aku ingin

Alasan terakhir sekaligus alasan utama saya menulis (meskipun ini bukan hari terakhir) adalah karena saya ingin. Hei, apakah salah jika melakukan sesuatu karena keinginan? Kenapa kita harus selalu punya alasan khusus yang hebat kalau alasan utamanya adalah karena ingin?

Memangnya salah jika melakukan sesuatu karena ingin? Selama itu tak melanggar undang-undang, tak merugikan orang, dan tak merugikan diri sendiri, kenapa harus disalahkan? Ya, saya dari semua alasan yang saya sampaikan, menulis karena keinginan adalah alasan yang paling kuat mengakar dalam hati di saat alasan lain terkadang dilupakan.

Saya menulis karena berbagai alasan. Entah itu alasan yang mulia atau alasan yang egois. Tapi, yang penting bagi saya adalah tetap menulis selama alasan itu tidak melanggar undang-undang negara, agama, dan sosial.

Jadi, itulah enam alasan saya menulis. Menulis adalah membangun peradaban, mengubah kehidupan, dan menulis mencegah ketidakwarasan. Nggak, bercanda itu mah.

Kalau kalian, apa alasan kalian menulis? Ataukah kalian tidak senang menulis? Ya, itu pilihan masing-masing, sih. Tapi, ya sudah, deh.  Semoga tulisan saya ini bermanfaat.

Sampai jumpa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun