Mohon tunggu...
Ilal Muthoharoh
Ilal Muthoharoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilal Muthoharoh, remaja yang terlahir dengan zodiak leo. Seorang introvert dengan hobi mendengarkan musik, cita-citanya menjadi fangirl yang sukses. Mengenal sastra dan dunia tulis-menulis sejak kecil, penggemar puisi dan karya fiksi lainnya. Tertarik dalam jurnalistik, potret-memotret serta digital sketching. Dapat ditemui di Instagram: @durianp4ncake.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hikmah Berdakwah Mengangkat Derajat Seseorang: Tafsir Ali Imran 138-139

13 Juli 2022   12:05 Diperbarui: 13 Juli 2022   12:06 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pokok artinya adalah memelihara (wiqayah). Maksudnya adalah takwa kepada Allah, menjaga hubungan dan takut kepada-Nya. Namun pada ayat 138 ini, selain yang telah disebutkan tadi, taqwa juga berarti memelihara, menjaga, awas dan waspada. Dengan demikian makna taqwa tidak hanya sebatas dengan melaksanakan ibadah shalat, zakat dan puasa saja, tapi juga bertakwa dalam kewaspadaan menjaga agama dari ancaman musuh (Hamka, 2011: 122).

Secara singkat, ayat 138 ini menjelaskan semua perkara secara gamblang perihal yang dialami oleh umat-umat terdahulu bersama musuh-musuh mereka. 

Setelah mengalami kekalahan dalam perang uhud Allah menegaskan kepada kaum muslimin bahwasanya didalam Al-Qur'an terkandung berita umat-umat sebelum kalian, petunjuk bagi hati kalian serta peringatan bagi kalian agar kalian terhindar dari hal-hal yang diharamkan dan semua perbuatan dosa.  

Sedangkan di ayat 139, dalam Allah menghibur kaum muslimin yang kalah dalam perang Uhud. Janganlah mereka merasa lemah dalam menjalani peperangan dan janganlah bersedih. Bahwa sebenarnya bahkan sebelum perang itu terjadi mereka adalah pemenang yang sebenarnya. Keterangan ini terdapat di Tafsir Al-Maraghi dan Ibnu Katsir. 

Sedang pada penafsiran Buya Hamka, ada tambahan yaitu janganlah bersedih, sesungguhnya mereka (kafir Quraisy) tidak mengambil sesuatu yang paling berharga, yaitu iman. Pada Tafsir Al-Maraghi pula dijelaskan bahwa Allah melarang hamba-Nya untuk merasa sedih dengan kejadian yang sudah lewat, sebab hal itu menyebabkan seseorang kehilangan semangatnya. 

Dari penjelasan diatas, telah jelas bahwa siapapun yang berdakwah, baik itu efeknya secara fisik terlihat ataupun tidak terlihat, kedudukannya tetap tinggi di mata Allah sebab Ia mengangkat derajat hamba-hamba-Nya yang membela serta menyebarkan agama Islam. Dakwah memiliki banyak metode dan materi yang perlu disampaikan. Sebagai seorang muslim, kita dapat melakukan dakwah dengan metode dan pesan yang sesuai dengan kemampuan diri masing-masing. 

Oleh karena itu, marilah kita semua berlomba-lomba menebar kebaikan dan mengajak ke jalan yang lurus sesuai dengan kapasitas yang kita miliki masing-masing agar derajatnya diangkat oleh Allah swt.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun