Sebagai seorang pendidik, saya semakin menyadari betapa pentingnya mengimplementasikan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dalam praktik pembelajaran sehari-hari. Konsep ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani menjadi pedoman bagi saya untuk selalu menjadi teladan, membangun semangat, dan memberikan dukungan kepada peserta didik.Â
Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak adalah pondasi bagi saya dalam mengimplementasikan filosofi Pendidikan yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara. Sedangkan Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan alat bagi saya untuk berfokus pada kekuatan, keberhasilan, dan aspirasi dalam menggali potensi positif yang sudah ada pada peserta didik dan membangun di atas kekuatan tersebut demi terwujudnya Pendidikan yang berdasarkan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Paradigma inkuiri apresiatif sendiri dapat diwujudkan di sekolah, seperti ketika saya menanyakan pada peserta didik tentang suatu pengetahuan yang sebagai pemantik peserta didik agar berpikir kritis. Kemudian peserta didik akan mengeksplorasi pengetahuan tersebut, menganalisis kemudian melakukan aksi yang diwujudkan dalam proyek-proyek.
Visi "Mewujudkan diri yang BAHAGIA dengan landasan Profil Pelajar Pancasila" merupakan visi diri saya, sebagai sebuah cita-cita saya dalam menghamba pada peserta didik di dunia pendidikan. Visi ini sejatinya mengakar kuat pada filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yang meyakini bahwa pendidikan adalah tuntutan hidup bagi setiap manusia. Ki Hadjar Dewantara mengajarkan pentingnya pendidikan yang berpusat pada peserta didik, yang mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri anak, baik jasmani maupun rohani.
Kata BAHAGIA di dalam visi yang saya miliki, merupakan akronim dari:
Bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri
Aktif dalam mengeksplorasi potensi diri
Hati yang lapang dalam menerima perbedaan
Aman dan nyaman dalam belajar
Guru yang suportif dan inspiratif
Individu yang unik dan berkarakter
Apresiasi terhadap bakat dan usaha
Kaitannya Visi yang saya miliki dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara:
- Bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri: Konsep ini sejalan dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang kemerdekaan belajar. Peserta didik didorong untuk aktif dalam proses pembelajaran dan bertanggung jawab atas perkembangan dirinya.
- Aktif dalam mengeksplorasi potensi diri: Filosofi ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut Wuri Handayani mengajarkan guru untuk menjadi teladan, membangun semangat, dan memberikan dukungan kepada peserta didik agar mereka dapat menggali potensi diri secara maksimal.
- Hati yang lapang dalam menerima perbedaan: Nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Ki Hadjar Dewantara mendorong terciptanya suasana belajar yang inklusif, di mana setiap peserta didik merasa diterima dan dihargai perbedaannya.
- Aman dan nyaman dalam belajar: Konsep tut wuri handayani mencerminkan pentingnya guru memberikan dorongan dan motivasi dari belakang, sehingga peserta didik merasa aman dan nyaman dalam belajar.
- Guru yang suportif dan inspiratif: Peran guru sebagai guru bangsa adalah menjadi pendidik yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menjadi inspirator bagi peserta didik.
- Individu yang unik dan berkarakter: Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan karakter, yang akan membentuk individu yang berakhlak mulia dan memiliki jati diri yang kuat.
- Apresiasi terhadap bakat dan usaha: Konsep ing madya mangun karsa mendorong guru untuk membangkitkan semangat dan kreativitas peserta didik, sehingga mereka dapat mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki.
Kaitan Visi yang saya yakini dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak:
Visi "Mewujudkan diri yang BAHAGIA" sangat relevan dengan nilai dan peran Guru Penggerak. Sebaga calon Guru Penggerak saya diharapkan mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang inspiratif, inovatif, dan berorientasi pada peserta didik. Harapannya saya dapat berperan sebagai agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan.
Secara umum, visi "Mewujudkan diri yang BAHAGIA" sudah selaras dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran Guru Penggerak, serta profil Pelajar Pancasila. Namun, untuk lebih memperkuat visi ini saya perlu mngejawantahkan ke dalam Prakarsa-prakarsa perubahan yang lebih spesifik dan terukur, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.Â
Saya pun meyakini bahwa saya perlu melibatkan seluruh stakeholder, termasuk peserta didik, orang tua, dan komunitas, dalam merumuskan dan mewujudkan visi ini. Evaluasi secara berkala perlu saya lakukan untuk melihat sejauh mana pencapaian visi dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Dengan mengakar pada filosofi Ki Hadjar Dewantara dan didukung oleh peran Guru Penggerak, visi ini memiliki potensi untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas, berkarakter, dan bahagia. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H