Mulailah babak baru ketika (bagian ketujuh) Dipasena direkapitalisasi dan tender ulang (bagian kedelapan). Lalu ada revitalisasi Dipasena (bagian kesembilan dan kesepuluh) yang malah melahirkan kekisruhan baru (bagian kesebelas) dan kerunyaman baru (bagian kedua belas).
Pada bagian akhir (bagian ketiga belas dan keempat belas, termasuk epilog), Fadilasari menyodorkan alternatif solusi bagi penyelesaian kasus Dipasena. Dia juga menekankan bahwa kemitraan yang dibangun harus tetap berlandaskan hak asasi manusia (HAM).
Sebuah buku penting bagi kaum buruh, pengusaha, dan pemerintah, terutama pihak-pihak yang bergerak di bidang agrobisnis dan aktivis HAM.
Fadilasari telah merekam secara lengkap dan komprehensif mengenai apa dan bagaimana yang sesungguhnya yang terjadi di Bumi Dipasena. Semua pihak dapat memetik pelajaran dari kisah ini. n
Udo Z. Karzi, editor di Pustaka Labrak, Bandar Lampung.
Dimuat di surat kabar Lampung Post, 3 Juni 2012
Untuk pemesanan buku hub Rahman 0813 79199818
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H