Kita Sering menemui adanya hal hal yang menghambat kegiatan belajar seperti sikap siswa yang tidak sesuai, siswa mengganggu teman,dan siswa tidak menghiraukan guru . tentunya itu akan membuat kegiatan belajar mengajar tidak maksimal. Banyak anak yang merasa tidak nyaman Ketika ada teman yang suka menganggu kegiatan belajar mengajar. Hal ini akan menjadi pertanyaan besar. Jika anak nakal disekolah, yang salah siapa? Guru, orang tua, ataupun lingkungan sekolah/masyarakat?
Sebelum itu teman teman kita harus tau, apa devinisi dari nakal pada anak tersebut?
Anak Anak sering dikatakan nakal Ketika anak tersebut tidak mengikuti perintah orang tua. Sebagai orang tua tentunya kita akan menasehati bahkan memarahi anak Ketika berbuat nakal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti Nakal adalah suka berbuat kurang baik seperti tidak menurut,menganggu, merusak dan lain sebagainya) yang identic dengan anak anak (KBBI). Menurut psikologi, anak anak terjadi perkembangan sekitar berumur sekitar 5-11 tahun dan setelah itu diikuti dengan fase remaja (Santrock,2017). Menurut Undang-Undang Np.23 tahun 2002 Anak adalah seseorang yang berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih ada di dalam kandungan (litigasi.co.id,2020)
Sebenarnya apakah anak itu terlahir nakal?
Dalam islam ada masa masa fase dalam kandungan hingga ia lahir dalam keadaan ibarat kertas putih yang bersih tanpa noda dan memulai perjalanan dari nol yang tidak tahu apa-apa. Perjalanan perkembangan dan pembelajaran yang ia dapatkan yang membentuk kepribadian anak anak tersebut. Anak anak memiliki fase yang dimana dia sangat ingin tahu apapun yang ada di dunia dan sekitarnya, eksplorasi pertama adalah dalam keluarga ia akan terus berusaha untuk memuaskan rasa ingin tau yang ia miliki. Oleh karena itu, banyak faktor yang memperngaruhi anak melakukan eksplorasi tersebut, seperti faktor keluarga, lingkungan sekolah, social, dan masyarakat.
Sebetulnya kenakalan pada anak ini umum terjadi di dalam lingkungan keluarga. Karena pertama yang berpengaruh perekembangan anak adalah lingkungan keluarga. Anak sering bertanya kepada ayah atau bunda mengenai segala hal. Akan tetapi, jikalau tidak ada penanganan yang baik dalam keluarga tersebut anak anak akan terbiasa melakukan perbuatan nakal dan tentunya akan terbawa disaat dia sudah masuk dunia Pendidikan.
Loeber dan Farrington (2001) membentuk kategori anak anak yang memiliki perilaku delinduet, yaitu :
- Children showing persistent disruptive behavior, yakni anak anak yang menunjukkan perilaku nakal yang menetap. Kategori ini menunjukkan perilaku anak anak yang sulit untuk dirubah.
- Contohnya Ketika anak suka menganggu teman nya disekolah, anak tidak mau mengerjakan tugas dan anak membolos pelajaran.
- Other child delinquents, yakni anak anak yang suka melakukan perilaku kekerasan. Contohnya seperti Ketika anak suka berkelahi dengan temannya, merampas barang temannya.
- Serious child delinquents, yakni anak yang pernah melakukan tindakam kekerasan serius contohnya seperti pembunuhan, pencurian, pengeroyokan, dan banyak lagi.
Menurut penulis, keluargalah yang memiliki peran pesar untuk anak itu memiliki perilaku nakal. Ketika dalam keluarga anak tersebut kurang kasih sayang ataupun perhatian dari orang tua, anak akan lebih mudah melakukan perlakuan nakal. Seperti menantang berkelahi temannya sampai ia menjadi pusat perhatian karena ia jarang mendapatkan perhatian sehingga ia suka memacari perhatian pada teman atau gurunya. Faktor lingkungan sekitar juga berpengaruh terhadap kepribadian anak. Jika lingkungan banyak anak yang nakal tidak menuntut kemungkinan anak tersebut menjadi nakal juga. Tetapi Kembali lagi yang lebih berperan adalah keluarga. Keluarga dapat menyaring atau memberikan arahan terhadap pribadi anak yang menyimpang.
Di dalam dunia sekolah tentunya para guru akan menemukan berbagai karakter anak yang berbeda-beda. Mulai dari yang rajin sampai yang nakal. Ketika menghadapi siswa yang rajin tentunya akan sangat gampang untuk membimbingnya. Dan sebaliknya, jikalau anak yang nakal akan lebih ekstra kesabaran untuk dapat membimbing mereka. Â
Sebagai guru ada empat metode yang bisa digunakan untuk mengatasi kenakalan siswa di sekolah (Lidia,2016) Â
Pertama, tidak memberi predikat "nakal" pada anak. Ketika ada anak yang melakukan penyimpangan perilaku di sekolah kita sebagai guru seharusnya tidak langsung mengatakan anak tersebut "Nakal" karena hal tersebut akan menancap di pikiran anak dan selalu diingat dan akhirnya ia akan menjadi nakal perkepanjangan.
Kedua, guru menjadi teladan yang baik. Seperti memberikan contoh agar siswanya memiliki sikap disiplin, penurut dan tanggung jawab.
Ketiga, bersikap lemah lembut dalam mendidik anak, Ketika ada siswa yang nakal. Guru menegur dengan sikap lemah lebut tanpa kekerasan. Siswa melakukan perbuatan buruk bisa saja karena ia tidak tahu akan hal tersebut kemudian guru lah yang memberiathunya dengan sikap lemah lembut sehingga ia bisa mengatur kemarahannya dan merasa tenang.
Keempat, guru memberikan aturan dan sanksi yang tegas.
Hal di atas tentunya sudah menjadi tantangan guru untuk menghadapi permasalahan dalam sekolah yang menuntut para guru untuk menjalankan fungsi dan perannya sebagai pendidik. Karena di dasari peran guru dan orang tualah anak menjadi penurut, baik dan memiliki kesadaran perilaku yang baik.
Sumber
Muhtadi,A., & Goleman,M.(2008). Pengembangan empati anak senagai dasar Pendidikan moral. (online)
Artikel medium, ANAK NAKAL : ANAK BANYAK AKAL, https://factnews.medium.com/anak-nakal-anak-banyak-akal-15f607ce3432
Jurnal Asia, 2016, Empat Metode Mengatasi Kenakalan Siswa di Sekolah. https://www.jurnalasia.com/opini/empat-metode-mengatasi-kenakalan-siswa-di-sekolah/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H