Mohon tunggu...
ikvy lana
ikvy lana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

saya merupakan seorang mahasiswa universitas negeri semarang, saya mempunyai hobi olahraga salah satunya olahraga futsal, saya juga mempunyai kepribadian mudah bergaul dengan orang lain, selebihnya nanti saja ya hehe

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Keresahan Pengusaha Mebel di Indonesia: Persaingan Tidak Sehat

24 Maret 2024   14:15 Diperbarui: 24 Maret 2024   14:28 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri mebel telah menjadi salah satu sektor yang terus berkembang di berbagai belahan dunia. Namun, di balik kecemerlangan ini, terdapat keresahan yang semakin menguat di kalangan pengusaha mebel: persaingan tidak sehat yang menimbulkan tantangan besar bagi keberlangsungan bisnis.

Persaingan yang tidak sehat dalam industri mebel seringkali muncul dalam berbagai bentuk. Salah satu bentuknya adalah persaingan harga yang tidak sehat, di mana beberapa pengusaha cenderung menurunkan harga produk mereka secara drastis untuk menarik pelanggan, tanpa mempertimbangkan kualitas atau biaya produksi yang sebenarnya. 

Akibatnya, ini menciptakan tekanan yang besar bagi pengusaha lain untuk mengikuti tren penurunan harga tersebut, yang pada akhirnya dapat merusak profitabilitas bisnis mereka.

Selain itu, persaingan tidak sehat juga dapat terjadi dalam hal praktik bisnis yang tidak etis. Misalnya, penggunaan bahan baku yang tidak ramah lingkungan atau tenaga kerja murah yang tidak memperhatikan hak-hak pekerja. Praktik-praktik seperti ini tidak hanya merugikan lingkungan dan masyarakat, tetapi juga menciptakan ketidaksetaraan dalam kondisi persaingan antar pelaku usaha.

Keresahan pengusaha mebel akibat persaingan tidak sehat tidak hanya terbatas pada dampak ekonomi semata. Ini juga mempengaruhi inovasi dan kualitas produk. Ketika pengusaha terjebak dalam perlombaan menurunkan harga, upaya untuk meningkatkan kualitas dan inovasi produk seringkali terabaikan. Padahal, inovasi dan kualitas adalah dua faktor penting yang membedakan produk dan memenuhi kebutuhan serta harapan pelanggan.

Bagaimana pengusaha mebel dapat mengatasi keresahan ini? 

Pertama-tama, diperlukan kesadaran bersama akan pentingnya menjaga persaingan yang sehat. Ini melibatkan komitmen untuk menghormati standar etika bisnis, termasuk penggunaan bahan baku yang berkelanjutan, perlakuan yang adil terhadap pekerja, dan transparansi dalam praktik bisnis.

Kolaborasi antara pelaku industri mebel juga dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya, pengusaha mebel dapat saling memperkuat satu sama lain, mempromosikan inovasi, dan meningkatkan kualitas produk secara kolektif.

Regulasi yang ketat dan penegakan hukum yang tegas juga sangat diperlukan untuk mencegah praktik bisnis yang tidak sehat. Pemerintah dan lembaga terkait harus berperan aktif dalam memastikan bahwa semua pelaku bisnis mematuhi aturan dan standar yang telah ditetapkan untuk menjaga persaingan yang adil dan berkelanjutan.

Dalam menghadapi persaingan tidak sehat, pengusaha mebel tidak hanya dituntut untuk bersaing, tetapi juga untuk memperjuangkan nilai-nilai keberlanjutan, kualitas, dan inovasi. 

Hanya dengan keseimbangan yang baik antara persaingan dan kolaborasi, industri mebel dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun