Daerah seperti Jepara, yang sebelumnya dikenal sebagai sentra produksi mebel terkemuka, kini juga merasakan dampak negatif dari persaingan tidak sehat.Â
Para pengusaha di Jepara sering kali menghadapi tekanan besar dari pasar global, di mana produk-produk impor dengan harga yang lebih murah menyerbu pasar dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Keresahan pengusaha mebel di Indonesia juga terkait dengan kurangnya perlindungan hukum dan regulasi yang memadai untuk melindungi industri domestik dari persaingan yang tidak sehat.Â
Perlunya penguatan regulasi dan penegakan hukum yang lebih ketat menjadi penting agar industri mebel Indonesia dapat bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.
Untuk mengurangi dampak negatif dari kurangnya kemampuan dan teknologi, pengusaha mebel di Indonesia harus lebih kreatif untuk mencari celah dan peluang pasar luar negeri, serta melakukan innovasi pada desain dan kualitas produk.Â
Pemerintah juga harus mendukung industri mebel dengan meningkatkan kinerja dan inovasi, serta mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu untuk efisiensi.
Untuk mengatasi keresahan ini, diperlukan komitmen bersama dari pemerintah, pelaku industri, dan pemangku kepentingan lainnya untuk membangun lingkungan bisnis yang adil, berkelanjutan, dan kompetitif.Â
Ini mencakup penerapan regulasi yang jelas dan efektif, peningkatan akses terhadap pasar global melalui promosi produk-produk unggulan, serta dukungan terhadap inovasi dan peningkatan kualitas produk.
Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan industri mebel Indonesia dapat melangkah maju dengan lebih mantap, memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional, dan memberikan perlindungan yang cukup bagi para pengusaha untuk tetap berdaya saing dalam pasar global yang semakin kompleks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI