Angin meniupkan embun
pada senja yang rimbun
Menghitung berapa lama aku harus perkasa
namun aku manusia lemah dan masih tak kuasa
menggapai lembar kekuatan menyamar cahaya
Sesuatu sia-sia, pengharapan belaka
berbicara bisik yang sepi seperti terusik
sesuatu hilang kini sudah nestapa
belungu-belungu putus asa jatuh berserak
Mengapa bumi berputar terlalu cepat
menyisih tanda runyam di biang langit
aku berdiri tegar, diam yang terpagur
terpaksa kuat hingga fajar terbenam
aku akan kuat
"Aku akan hidup dengan caraku sendiri
- bahkan lebih dari percuma sampai sempurna"
sampai jari telunjuk tangan sebelah kanan
menyentuh kelenjar langit yang tertutup senja
dan aku pulang -- kemana arah sudah tak menentu
di hadapan abadi yang telah hilang
Angin merebahkan kepala di kaki gunung
sampai fajar terbenam, aku kuat
tak lagi menjamah arah ataupun peta
ialah kemana kepastian sudah tak kemana
di hadapan abadi yang telah hilang
Â
Banjarmasin, November 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H