Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah
Oleh : Ikta Nadia Hanafi
Setelah wafatnya rosululloh mulai banyak muncul perbedaan pendapat di kalangan sahabat. Perbedaan pendapat itu muncul ketika para sahabat ingin memutuskan siapa yang pantas untuk melanjut kepemimpinan dari rasulullah. Akhirnya kesepakatan musyawarah pun diambil dengan menunjuk abu bakar as-shidiq sebagai khalifah pemimpin umat muslim. Setelah wafatnya abu bakar as-shidiq kepemimpinan umat muslim dilanjutkan oleh umar bin khattab yang dulu dikenal sebagai sosok yang memerangi dakwah dari nabi Muhammad. Dengan kehendak Allah umar akhirnya diberikan hidayan untuk masuk kedalam agama islam.
Dibawah kepemimpinan abu bakar dan umar umat islam mengalami kemajuan dalam berbagai bidang. Meluasnya cakupan wilayah yang dimiliki umat muslim hingga wilayah syam,mesir dan iraq. Mulainya membukukan Al-quran yang pada awalnya menimbulkan pertentangan dikalangan sahabat. Dengan keberanian dan kecerdasan yang dimilikinya umar berhasil meyakinkan para sahabat terutama abu bakar as shidiq untuk membukukan Al-quran. Namun proses kodifisikasi Al-quran baru dapat direalisasikan pada zaman usman bin affan.
Khalifah ketiga adalah usman bin affan. Yang dijuluki dengan dzunurain karena menikah dengan dua putri dari rosullulloh. Usman juga termasuk sahabat yang tergolong pertama kali masuk islam. Keberhasilan usman bin affan tidak hanya terletak pada kodifikasi Al-quran. Usman bin affan juga berhasil merenovasi bangunan dari masjid Nabawi. Tidak lupa usman juga mendirikan masjid disekitar wilayah tersebut. usman juga berhasil mengatur pengairan dengan membangun bendungan dan irigasi untuk pembagian aliran air.
Khalifah yang keeampat adalah Ali bin abi thalib. Pada masa kepemimpinannya ali terkenal dengan ketegasan dan keberaniannya dalam memperbaiki sistem pemerintahan. Ali merupakan pemuda yang tergolong pertama kali masuk islam. Masa khalifah ali merupakan masa khalifah terakhir dari khulafaur rasidin yang setelahnya dilanjutkan oleh daulah/dinasti umayyah. Dinasti umayah merupakan masa khalifah pertama setelah khulafaur rosidin yang memiliki dua ibukota yaitu damaskus dengan lama kepemimpinan selama kurang lebih 89 tahun dari tahun 661 H dan Cordoba spanyol dengan lama kepemimpinan selama 275 tahun dimulai sejak tahun 756 Â . (Harahap, 2019).
Pada akhir kepemimpinan khalifah Ali Bin Abi Thalib, mulailah timbul gejolak politik yang memiliki skala dominan, yaitu syiah, muawiyyah, dan Khawarij. Tentunya kejadian yang ada memperlemah posisi Ali sebagai khalifah dan memperkuat posisi Muawiyyah. Pada tahun 40 hijriah seorang anggota Khawarij membunuh khalifah Ali. Dengan kejadian tersebut mulailah gejolak perebutan kepemimpinan umat muslim memanas. Maka Hasan dan Muawiyyah melakukan sebuah perjanjian yang menyatakan bahwa umat islam memiliki hanya satu kepemimpinan politik, yakni dibawah muawiyyah bin abu sofyan. Peristiwa tersebut dikenal sebagai tahun al jamaah yang diartikan sebagai penyerahan keabsolutan pimpinan umat muslim dibawah muawiyyah. Dengan demikian masa khulafaur rasyidin berhenti disini.
Muawiyyah selain menjadi pendiri dari bani umayyah, juga merupakan sosok yang mengembangkan dan membangun dinasti umayyah, namun muawiyyah dinilai negative oleh para sejarawan karena ia memperoleh legalitas kekuasaan dengan cara berperang dalam perang sifin. Terlepas dari sisi negative muawiyyah, haram dirinya terdapat sifat seorang pemimpin, polikus, dan administrator. Selain kemenangan diplomasi dalam perang sifin, terbunuhnya Ali juga menjadi salah satu factor muawiyyah berhasil menduduki puncak kepemimpinan umat muslim. Selain itu ia juga mempunyai kelompok yang solid untuk mendukungnya. Dukungan itu tidak dating tanpa sebab yang jelas karena muawiyyah merupakan sosok yang pantas dengan kebijaksanaan dan sikap pemimpin yang cerdas dalam system pemerintahan dan administrasi.
Dalam sejarah tertulis bahwa muawiyyah merupakan penguasa pertama yang mengubah system pemerintahan dalam islam. Pada masa masa sebelumnya islam menggunakan system demokrasi yang bersifat mufakat . pada masa kepemerintahan muawwiyah monarki absolut dipilih sebagai bentuk system pemerintahan yang berarti bahwa raja memiliki kekuasaan penuh atas warga dan negaranya. Dinasti umayyah memiliki kekuasaan selama 90 tahun sejak 661 masehi sampai 750 masehi (rahman, 2018). Berikut merupakan khalifah-khalifah pada masa dinasti umayyah dan pada masa kebijakannya:
- Muawiyyah bin abu sofyan (41-60 H)
- Dipilihnya sistem monarki absolut dalam pemerintahannya
- Dipilihnya damaskus sebagai ibukota menggantikan madinah
- Menyudahi pengepungan konstantinopel dengan menarik tentara
- Membentuk departemen konservasi dan pemeliharaan
- Pemisahan urusan keuangan dan pemerintahan
- Membangun Kantor Percetakan Uang
- Yazid bin muawiyyah (60-64 H)
- Muawiyyah bin yazid (64 H)
- Marwah bin hakam (64-65 H)
- Menduduki mesir, palestina, hijaz dan Iraq
- Abdul malik bin Marwan (65-86 H)
- Bahasa arab dipilih menjadi Bahasa resmi
- Mencetak mata uang secara teratur
- Membangun infrastrukt yang berkaitan dengan surat menyurat untuk mempermudah pengiriman surat
- Menyempurnakan penulisan mushaf Al-quran
- Al wahid bin abdul malik (86-96H)
- Menyempurnakan pembangunan infrastruktur
- Sulaiman bin abdul malik (96-99 H)
- Umar bin abdul aziz (99-101 H)
- Perintah mengumpulkan hadist secara resmi
- Menaikkan gaji para gubernur
- Memberikan santunan kepada fakir miskin
- Yazid bin abdul malik (101-105 H)
- Hisyam bin abdul malik (105-125 H)
- Al walid bin yazid (125-126 H)
- Yazid bin walid bin abdul malik (126 H)
- Ibrahim bin walid bin abdul malik (126-127 H)
- Marwan bin Muhammad (127-132 H)
Singkatnya, capaian utama pada masa Bani Umayyah ditinjau dari dua bidang, yaitu (1) perluasan daerah teritorial dan kemajuan sistem politik, (2) berkembangannya ilmu pengetahuan (Rahman, 2018). Ekspansi teritorial besar-besaran saat ini termasuk Spanyol, Afrika Utara, Suriah, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Iran, Afganistan, kemudian wilayah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbekistan, dan Kyrgyzstan di Asia Tengah.
      Untuk lebih memperjelas lagi tentang kemajuan yang dicapai oleh dinasti umayah , maka penulis mencoba lebih menguraikan lagi pencapaian yang didapat oleh bani umayah antara lain:
- Pemisahan kekuasaan
- Pemisahan kekuasaan yang dimaksud adalah pemisahan kekuatan antara keagamaan dan politik.
- Pembagian wilayah
- Bertambah nya 2 propvinsi dari zaman umar sehingga memiliki total 10 provinsi dengan masaing masing provinsi memiliki gubernur yang bertanggung jawab di atasnya.
- Administrasi pemerintah
- Dibentuknnya beberapa departemen dengan tugas tugas khusus , antara lain: Diwan al rasail, Diwan al kharaj, Diwan al barid, Diwan alkhatam, Diwan musghilat
- Organisasi keuangan
- Dapat mencetak uang sendiri
- Organisasi ketentaraan
- Mencetuskan kebijakan baru dengan membuat seitem wajib milliter
- Oraganisasi kejaksaan
- Bidang sosial budaya
- Bidang seni dan sastra
- Pennggunaan Bahasa arab dalam Bahasa resmi
- Bidang seni rupa
- Berkembangnya seni ukir, pahat dan kaligrafi
- Bidang arsitektur
- Dibangunnya qubah di Baitul maqdis
Adapun dinasti umayyah juga memiliki peran dalam bidang Pendidikan di era saat ini. Rumusan tujuan Pendidikan pada masa ini juga sudah sangatlah jelas. Yaitu untuk mewujudkan insan kamil. Sosok manusia yang memiliki sikap sosial yang bagus meliputi rasa ikhlas, sabar, toleransi, dermawan , dan tolong menolong, sehingga dapat terwujudnya lingkungan masyrakat yang berakhlaqul karimah (anwar, 2015). Adapun nilai yang dapat diterapkan pada perkembangan zaman ini. Contohnya, pertama adalah keserasian arah gerak antara wahyu yang diturunkan oleh pemahaman akal yang kita miliki. Sehingga dapat menimbulkan korelasi yang baik antar keduanya. Kedua adalah mempertegas bahwa islam adalah agama yang tidak meninggalkan hak hak pribadi. Menunjukkan bahwa islam adalah agama yang saling menghormati hak setiap makhluknyaNilai yang masih relevan pada zaman sekarang adalah terdapat Lembaga Pendidikan di berbagai wilayah. Sehingga Pendidikan dapat diratakan penyebarannya. Selanjutnya adalah sudah banyak ditemui didalam perpustakaan buku buku asing yang telah diterjemahkan kedalam berbagai Bahasa.
Dinasti umayyah menaruh perhatian khusus didalam dunia Pendidikan . dengan system yang masih bisa bertahan hingga saat ini. Dengan membuat beberapa tingkatan kelas dan juga tingkatan materi didalamnya  tentunya diharapkan tiap masing masaing individu mampu menguasai macam ilmu yang dia pilih. Dengan berbagai peristiwa politik, perlawanan dan peristiwa negative lainnya, tak bisa dipungkiri bahwa masa ini merupakan sebuah kiblat dari dunia Pendidikan nya. Semoga dengan bercermin kepada dinamika dan problematika yang dihadapi oleh bani umayyah kedepannya umat muslim mampu untuk bisa Kembali menguasai dunia keilmuwan
Â
Â
Daftar pustaka
anwar, m. (2015). pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada masa bani ummayah. jurnal tarbiya, 59.
Harahap, S. (2019). SEJARAH BANI UMAIYYAH DAN PENDIDIKAN ISLAM. WARAQAT, 1.
rahman, t. (2018). BANI UMAYYAH DILIHAT DARI 3 FASE (FASE TERBENTUK, KEJAYAAN DAN KEMUNDURAN). sejarah peradaban islam , 88.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H