Mohon tunggu...
Iksan Rumaru
Iksan Rumaru Mohon Tunggu... -

Senang mengajar di ruang kelas dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunglon Oportunis

27 Maret 2016   13:00 Diperbarui: 27 Maret 2016   13:10 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Foto diambil dari : m.tempo.co/read/news/2015/03/14/095649910/terungkap-cara-bunglon-ubah-warna-tubuh"][/caption]

Malam datangkan sunyi

Gelisah pikiran kosong

Bait-bait suci hanya pengantar tidur

Diresapi pun tidak

Tuhan, kok, mau dikadali

 

Sementara di jalan-jalan

Harta dirampas

Kehormatan direnggut

Seperti bermain-main saja

Hidup, kok, dijadikan mainan

 

Para oportunis menjilat tahta

Bersolek diri ingin serupa

Bertutur atas nama Tuhan

Tapi kepala bertanduk Ifrit

Cari aman, kok, dasamuka

 

Kekuasaan adalah tameng

Melindungi dusta di sana-sini

Mendesah seperti kesusahan

Padahal keringat rakyat diperas

Mau senang, kok, pura-pura

 

Apalah pasal

Ini cerita sehari-hari

Sudah Bunglon

Oportunis pula

 

Salam

Iksan Rumaru

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun