Mohon tunggu...
Iksan Arrahman
Iksan Arrahman Mohon Tunggu... -

Saya pernah menjadi mahasiswa pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Golput dan Progres Parpol

6 Maret 2014   18:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Golongan putih (golput), yaitu satu golongan yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam proses pemilihan umum baik legislatif maupun eksekutif. Berdasarkan pengamatan penulis sejak pemilu tahun 2004, ada empat alasan kenapa melakukan golput. Pertama, karena masalah teknis yakni tidak terdatanya pemilih dalam daftar pemerintah. Kedua, karena tidak adanya calon yang betul-betul sesuai dengan hati nurani. Ketiga, sibuk dengan aktifitas-aktifitas kerjaan, bisnis maupun keluarga. Dan terakhir karena alasan ideologis.

Golput tersebut dikaji secara politik sangat merugikan, karena bagaimanapun sistem demokrasi yang kita anut akan tercederai dengan adanya golput baik secara nasional maupun dalam pandangan dunia.

Terlepas dari itu semua, Golput dengan golongan terakhir menjadi masalah serius yang perlu ditangani secara intensif. Golput karena alasan ideologis memiliki anggapan bahwa sistem pemilihan umum yang berkiblat pada demokrasi adalah sistem kafir yang tidak boleh diikuti oleh kaum muslimin. Barangsiapa ikut dalam pemilihan tersebut maka dia dikategorikan sebagai orang kafir, keluar dari islam.

Berdasarkan berita Harian Kompas Tahun 2012 yang kemudian tersiar dalam berita di SCTV  pada Rabu, 5 Maret 2014 jumlah pemilih yang golput pada pemilu tahun 2004 sebesar 20% sedangkan pada pemilu tahun 2009 naik 10 % menjadi 30%. Jumlah DPT tahun 2004 sebesar 147 juta tahun 2009 171 juta dan pada tahun ini sebesar 172 juta.

Bagi partai politik, golput ini semestinya menjadi mesin penggerak agar dalam memillih calon-calon legislatif betul-betul dipilih dari orang yang benar-benar bersih secara politik maupun moral. Bukan hanya sekedar mencomot orang yang karena ada keterlibatannya dalam struktur partai. Apabila parpol mampu memberikan dan menawarkan calon-calon yang mampu secara politik dan bersih secara moral, maka dapat dipastikan bahwa golput ini akan dapat diminimalisir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun