Sama halnya dengan pembukaan bus modern serupa di kota lain, adanya Trans Jatim koridor 5 ini juga disambut negatif oleh beberapa pihak yang merasa keberadaannya mengancam angkutan eksisting. Contohnya adalah sopir angkot atau sopir angkutan pedesaan. Persepsi ini wajar dan menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyelesaikannya agar tidak timbul gesekan.
Nah, agar bisa melihat bagaimana bus ini beroperasi, maka saya mencobanya pada hari kedua peluncuran, Selasa, 1 Oktober 2024. Sama dengan peluncuran Trans Jatim lainnya, untuk sementara tiket bus ini masih gratis. Saya pun menuju Halte Transit Poin Terminal Bungurasih.
Sayang, di sana tak ada papan informasi yang jelas mengenai rute bus ini. Saya mengira halte yang digunakan sama dengan halte Trans Jatim koridor 1. Ternyata tidak. Bus Trans Jatim koridor 5 ini menggunakan dek rendah, sama dengan bus koridor 4. Haltenya pun berada di sisi selatan dari penurunan bus Trans Jatim koridor 1. Beberapa penumpang pun juga tampak kebingungan dan ragu apakah busnya benar-benar sudah beroperasi.
Tak lama, ada seorang petugas yang memberi tahu bahwa bus akan siap berangkat sekitar pukul 08.10 pagi. Saya pun siap menunggu bus yang mulai terparkir dekat dengan halte. saat bus mulai maju ke depan, beberapa penumpang sudah tak sabar untuk naik. Untunglah, saya masih bisa duduk di bangku dengan nyaman.
Kapasitas bus ini hampir sama dengan bus Trans Jatim lainnya, yakni sekitar 30 penumpang dengan 15 tempat duduk. Kapasitas yang sebenarnya tidak terlalu besar untuk ukuran bus di kota besar seperti Surabaya. Apalagi, saat momen peluncuran seperti ini biasanya banyak orang berkeinginan untuk mencoba naik.
Bus pun melaju ke arah Bungurasih luar dan langsung masuk tol Waru. Bus kemudian masuk tol Waru dan keluar Tol Perak. Halte pertama yang dilewati bus setelah keluar tol adalah halte Morokrembangan yang berada di dekat Monumen Yos Sudarso. Bus lalu menuju ke Perak Barat dan berhenti di Halte Barunowati. Nah, jika penumpang ingin ke Surabaya Utara tetapi tidak ingin menggunakan Suroboyo Bus karena lama terkena macet dan sering berhenti di halte, maka bus Trans Jatim ini bisa jadi opsi.
Sayang, halte bus Trans Jatim di Barunowati berbeda dengan halte Suroboyo Bus. Perbedaan ini membuat ada satu calon penumpang yang harus berlari sejauh 100 meteran ke utara saat mencoba naik. Ia mengira, halte yang digunakan oleh dua bus ini sama. dari Barunowati, bus pun menuju ke Perak Timur, Sarwajala, Sidotopo, dan Kedung Cowek. Beberapa halte belum bisa digunakan seperti di sekitar kompleks Makam Sunan Ampel.
Bus pun langsung melewati Jembatan Suramadu. Ada yang unik terkait jembatan ini karena beberapa orang yang berkomentar di video yang saya unggah di Tiktok bertanya apakah ada halte di sana. Walau terkesan naif, tetapi saya paham mungkin maksud mereka ingin berhenti di sana untuk berfoto dan semacamnya. Bisa saja persepsi mereka timbul karena bus Trans Jatim adalah milik pemerintah, maka akses untuk berhenti di sana bisa didapatkan.
Sayang, belum ada halte bus di akses jalan Suramadu sisi Bangkalan. Padahal, di sini banyak tempat kuliner seperti IKM dan beberapa taman. Halte baru ada di sekitar Tangkel, yang menjadi pertigaan jalan penghubung Suramadu dengan poros jalan Sampang-Bangkalan. Bus pun menuju Burneh yang merupakan sebuah kecamatan penting di Bangkalan.