Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

K-Reward dan Hengkangnya Para Kompasianer

9 Agustus 2024   08:42 Diperbarui: 9 Agustus 2024   08:48 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K -reward di Bulan Juli 2024. - DOk. SC pribadi

Bulan Juli kemarin adalah bulan yang bisa dibilang cukup aktif bagi saya untuk menulis di Kompasiana.

Pasalnya, ada salah seorang rekan Kompasianer yang membagikan mengenai mekanisme K-Reward terbaru. Ia mengaku kangen dengan tulisan saya di Kompasiana karena sudah lama saya tidak aktif menulis. Paling banter, sebulan sekali.

Awalnya, saya tidak menyanggupi ajakannya. Namun, setelah membaca dengan saksama pengumuman tersebut, saya pun tertarik dan berpikir tidak ada salahnya aktif kembali. Toh ada beberapa ide tulisan yang belum bisa saya selesaikan beberapa bulan ke belakang karena kesibukan saya yang luar biasa. Bulan Juli juga masih libur sekolah sehingga saya ada waktu luang.

Rekan saya mendorong saya menulis kembali karena ia berpikir saya berkesempatan untuk mendapatkan K-reward banyak karena menganggap tulisan saya sering HL. Saya sih tidak berekspektasi tinggi dan mengatakan padanya jika nanti seluruh pendapatan K-reward yang saya dapatkan (jika dapat) akan saya sumbangkan untuk kegiatan literasi yang sedianya akan dilakukan di sebuah halte di Surabaya. 

Saya tertarik untuk mendonasikan K-reward jika saya mendapatkannya karena saya berpikir kegiatan literasi sembari naik angkutan umum perlu digalakkan. Toh saya juga mendapatkan dana juga dari kegiatan literasi. Alhamdulillah, saya mendapatkan K-reward meski jumlahnya tidak banyak. Paling tidak, saya bisa sedikit berbagi dengan kegiatan literasi yang saya lakukan.

K -reward di Bulan Juli 2024. - DOk. SC pribadi
K -reward di Bulan Juli 2024. - DOk. SC pribadi

Nah, yang menjadi ganjalan saya adalah kondisi di Kompasiana saat ini. Saya merasa, kok rasanya susah kembali mendapatkan euforia menulis kembali seperti dulu. Saya malah lebih semangat menulis di blog pribadi, membuat konten di TikTok, dan YouTube. Perasaan ini mungkin bisa dialami juga oleh banyak Kompasianer yang memutuskan hengkang dan tidak lagi menulis di Kompasiana.

Dulu, rasanya bahagia sekali mendapatkan atensi dari admin Kompasiana ketika tulisan saya mendapatkan HL. Sekarang kok, rasanya biasa saja. Saya lebih antusias ketika video Tiktok saya FYP atau video Youtube saya ditonton oleh banyak orang. Padahal, dalam lubuk hati yang paling dalam, saya sebenarnya lebih senang jika tulisan saya lebih dikenal banyak orang daripada video yang saya buat.

Penghasilan Youtube Bulan Juli 2024. - SC Dokpri
Penghasilan Youtube Bulan Juli 2024. - SC Dokpri

Walau tidak sepenuhnya benar, saya merasa K-reward adalah salah satu penyebab saya tidak lagi semangat menulis di Kompasiana. Bukan karena saya tidak mendapatkannya atau hanya sedikit, tapi saya merasa banyak Kompasianer menulis demi mengejar K-reward. Tidak salah juga karena saya juga membuat video YouTube juga ingin mendapatkan penghasilan dari Adsense.

Namun, saya merasa kini banyak yang mengejar K-reward tanpa ingin menggali lebih dalam tulisannya. Target utama bisa populer di mesin pencarian adalah kunci saat ini. Akhirnya, para penulis yang menulis dengan hati, riset yang mendalam, dan bisa mendapatkan Artikel Utama pun harus puas tidak terlalu terapresiasi.

Saat membaca ketentuan K-reward bulan Juli kemarin, saya sempat bersyukur akhirnya Kompasiana bisa mengapresiasi lebih bagi penulis yang bisa mendapatkan label Artikel Utama. Paling tidak, usaha keras mereka benar-benar dihargai. Namun, melihat pengumuman siapa saja yang mendapat K-reward, saya jadi kembali skeptis. Ternyata formatnya bisa jadi sama dengan bulan-bulan sebelumnya. Alhasil, pengumuman ini diprotes oleh banyak Kompasianer.

Lagi-lagi, saya tidak mau memprotes dan mempermasalahkan mengenai hal tersebut. Saya hanya sedikit membandingkan dengan beberapa portal menulis lain yang benar-benar memberikan apresiasi bagi penulis dengan ide yang unik, menarik, menggunakan riset mendalam, dan tentunya menarik untuk dibaca. Ada portal yang menggunakan sistem poin bagi artikel yang berhasil dipublikasikan. Saat poin tercapai, maka penulis bisa menukarnya dengan sejumlah uang. Tidak banyak, tetapi bisa menjadi apresiasi tersendiri.

Tidak hanya itu, portal tersebut juga rutin mengunggah tulisan yang ditulis di berbagai media sosial yang ada. Mereka juga tak segan untuk membuat video singkat untuk menarik pembaca agar tertarik untuk singgah ke portal mereka. Kegiatan ini rutin mereka lakukan setiap hari dengan tulisan terkini. Sederhana, tetapi admin Kompasiana tidak bisa.

Saya akui juga sempat menulis di portal tersebut dan berhasil mengumpulkan beberapa koin. Akan tetapi, bukan masalah koin dan uang yang saya dapat, tetapi upaya sang admin portal tersebut layak saya apresiasi. Ia menganggap tulisan saya penting untuk dibaca dan topik yang saya bawa mengenai transportasi umum layak untuk didiskusikan. Saya pun menjadi semangat untuk terus menulis karena apeasiasi yang besar tersebut.

Saya memang melihat admin Kompasiana membagikan tulisan milik Kompasianer tetapi intensitasnya sangat jarang. Padahal, dulu admin kerap melakukannya dan saya sangat gembira ketika tulisan saya yang dibagikan di Facebook atau Twitter oleh admin bisa dibaca dan dikomentari oleh banyak orang di luar Kompasiana. Saya tidak mengerti mengapa kegiatan ini tidak dilakukan lagi padahal sekarang banyak media untuk menarik minat masyarakat membaca unggahan para penulis di Kompasiana.

Alhasil, banyak penulis hebat yang akhirnya hengkang dari Kompasiana. Mereka memilih untuk hengkang dan berpindah ke platform lain yang dianggap lebih nyaman. Bisa jadi pula, mereka lebih memprioritaskan kegiatan bekerja dan tidak sempat menulis. Kadang saya juga kangen dengan tulisan mereka di Kompasiana. Namun, saya mengerti keadaannya tidak seperti dulu lagi.

Beberapa kompasianer juga kini lebih aktif membuat video TikTok atau Youtube. Di zaman susah sekarang, memang menyalurkan hobi menulis harus diikuti dengan kegiatan menghasilkan uang. Makanya, waktu saya yang sebelumnya saya gunakan untuk menulis di Kompasiana kini beralih saya gunakan untuk membuat video di Youtube. Paling tidak, apa yang ingin saya sampaikan bisa dilihat oleh banyak orang dan saya tetap menghasilkan uang. Pemikiran ini mungkin juga dimiliki oleh Kompasianer lain yang hengkang dari Kompasiana.

Nah, beberapa waktu lalu, saya mendapatkan semacam kuesioner dari admin Kompasiana mengenai feedback konten. Dalam sebuah pertanyaan, muncul ide bahwa konten artikel utama (HL) akan menggunakan algoritma mesin. Saya kembali tidak mengerti dengan pemikiran ini dan jika benar-benar dilaksanakan tentu akan mematikan kreativitas penulis karena tujuan utama yang ditargetkan adalah menjadi utama di mesin pencari. Saya yakin Kompasianer akan semakin sepi dan hanya diisi oleh mereka yang memang berniat mencari uang melalui K-reward dengan mengutamakan artikel di mesin pencari.

Lagi-lagi, itu semua kembali kepada admin karena saya tidak memiliki kekuatan untuk menyanggahnya. Yang jelas, dengan berat hati karena pekerjaan saya kembali banyak, saya undur diri. Saya masih tetap menulis di Kompasiana meski intensitasnya akan sangat jarang. Saya juga mohon maaf jika ada komentar dari para Kompasianer yang belum terbalaskan. Jika ingin bermain di Youtube atau TikTok saya, maka saya persilakan dengan senang hati. Akhir kata, mohon maaf jika saya menyampaikan hal pahit ini. Saya hanya tidak ingin Kompasiana bernasib seperti blogdetik yang kini hanya tinggal kenangan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun