Nah, cara yang berbeda coba digunakan oleh BG Junction. Mall ini malah sempat melakukan promo menyewakan ruangan untuk berbagai kegiatan secara gratis. Mulai dari seminar, lomba, pengajian, ulang tahun, dan sebagainya asal untuk kegiatan positif. Mereka juga menyewakan ruang untuk kegiatan pernikahan dengan harga yang terjangkau.
Cara ini rupanya cukup ampuh dalam menarik pengunjung. Hampir setiap pekan atau liburan, ada saja kegiatan warga yang diselenggarakan di sana. Mulai lomba fashion show dan mewarnai anak-anak TK, pengajian, seminar mahasiswa, persekutuan doa, hingga kegiatan yang melibatkan komunitas tertentu.
Dengan adanya berbagai kegiatan tersebut, maka mall menjadi ramai. Tenant makanan dan sebagainya juga ikut ramai. Para orang tua yang mengantarkan putra-putrinya tentu akan mengajak mereka makan atau berbelanja. Kadang, saya sampai tak kebagian meja dan kursi saat menunggu rekan yang gerejanya berada di mall tersebut untuk sekadar beli snack.
Nah, yang unik, mall yang dianggap sebagai mall kelas atas juga ada yang masih ramai. Sebut saja Pakuwon Mall -- PTC dan Tunjungan Plaza. Sebagai pekerja dengan penghasilan rata-rata UMR Kota Surabaya, tentu dua mall tersebut bukan kelas saya. Tak mampu rasanya membeli barang-barang branded di sana. Namun, saya masih nyaman untuk hang out di dua mall yang katanya terbesar di Indonesia tersebut.
Alasanya, saya masih menemukan bagian murah dari keduanya. Semisal, jika ingin membeli minuman dan makanan murah, maka saya bisa membeli di PTC untuk bisa saya bawa jalan-jalan ke Pakuwon Mall.Â
Jadi, saya bisa cuci mata dengan perut kenyang di area yang bisa dikatakan cukup mahal. Demikian pula di Tunjungan Plaza, biasanya saya membeli minuman atau makanan di Tunjungan Plaza 1 yang masih terbilang murah lalu saya bawa ke bagian Tunjungan Plaza yang lain, mulai TP 2 hingga TP 6. Jadi, ketika saya melewati wilayah Tunjungan Plaza 5 yang memuat banyak restoran mewah nan mahal, perut saya sudah kenyang.
Satu contoh mall di Surabaya yang cukup sukses dalam merombak bagian dalamnya adalah Plaza Surabaya atau sering disebut Delta Plaza. Mall ini kerap disebut sebagai mall angker karena dulunya adalah bekas sebuah rumah sakit zaman Belanda. Ada pula cerita tentang suster gepeng yang di dalam lift mall ini yang ceritanya sendiri diragukan.
Nah, beberapa waktu terakhir, mall tersebut merombak bagian foodcourt sehingga lebih menarik. Pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Surabaya dari balik kaca foodcourt tersebut. Ada pula live music yang menyanyikan lagu-lagu enak dan terkini. Bagunan yang dulunya terkesan gelap, kini menjadi sangat cerah. Apalagi, mall tersebut juga mengubah akses ke musala sehingga lebih mudah dijangkau dan luas.