Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Lima Cara Menghindari Kecelakaan Rombongan Minibus Akibat Sopir Mengantuk

22 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 22 Juli 2024   08:09 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by AI. - Dokpri

Pertama, perlunya sopir pengganti dalam perjalanan. Bagaimana pun, setiap perjalanan  jauh butuh sopir yang prima. Makanya, adanya sopir pengganti sangat penting agar ada pergantian shift saat menyetir.

Sayangnya, jika kita menyewa minibus, biasanya hanya ada satu sopir karena ukuran kendaraan tidak sebesar bus. Entah dari ongkos sewa yang hanya cukup untuk 1 sopir saja atau bagaimana, yang jelas jika menyewa minibus, biasanya kita hanya mendapatkan satu sopir untuk perjalanan jauh. Mobil ini juga tidak bisa dikendarai oleh anggota keluarga yang hanya memiliki SIM A. Sementara, pengendara minibus  harus memiliki SIM B1. Walau agak sulit, tetapi meminta dua orang sopir saat menyewa minibus untuk bergantian menyetir adalah cara yang bisa dilakukan. 

Kedua, perlunya tempat istirahat yang nyaman bagi sopir. Sebenarnya, saat menginap di Solo, kami menyewa sebuah rumah yang cukup besar. Ada beberapa kamar yang bisa digunakan. Saat saya menawarkan untuk tidur di kamar, ia malah menolak. Ia tidur di ruang tengah bersama sepupu yang tentunya tidak bisa tidur nyenyak.

Untuk itulah, sebisa mungkin jika ada kegiatan menginap, sopir bisa diberikan tempat yang nyaman sama dengan kita. Biasanya, banyak rombongan yang tidak memberikan tempat tidur nyaman bagi sopir sehingga mereka harus mencari masjid, SPBU, atau tempat lain untuk tidur. Dengan perjalanan sejauh itu, tentu istirahat di tempat tersebut tak akan membuat tubuh sang sopir kembali bugar.

Ketiga, hindari mengajak sopir untuk kegiatan. Saat kita rekreasi atau ada acara keluarga, maka sebaiknya menghindari sopir untuk turut serta. Biarkan mereka istirahat sejenak entah di mobil atau tempat lain. Istirahat selama beberapa saat ketika kita beraktivitas sudah cukup untuk membuat tubuh mereka bugar kembali. Jika ada makanan atau minuman yang disediakan, maka hendaknya kita mengantarkan kepada mereka agar mereka tak perlu ke tempat kita beraktivitas. Intinya, biarkan mereka istirahat saat tidak menyetir.

Keempat, bicarakan perihal jadwal dan rute perjalanan dengan matang. Pastikan mereka sanggup untuk menyetir dengan prima dengan jarak sejauh yang kita tuju. Jika mereka merasa harus ada jeda istirahat, maka bisa dibicarakan kapan dan di mana kami bisa istirahat. Pembicaraan ini sangat penting karena pengalaman perjalanan saya kemarin, kami baru memutuskan di mana harus istirahat selain di penginapan saat berada di jalan. Alhasil, kami tidak bisa memperkirakan kondisi sopir sehingga ia mengantuk di jalan tol. Makanya, meski kegiatan hanya perjalanan keluarga, membuat itenerary perjalanan sangatlah penting.

Kelima, usahakan ada anggota keluarga yang berjaga terutama ketika perjalanan malam hari. Harus diakui, rasa kantuk yang timbul pada sopir terjadi karena mereka sendirian saat menyetir. Artinya, tidak ada orang lain yang bisa diajak berbicara. Untuk itulah, adanya anggota keluarga yang bisa menemani sopir sangat penting. Tidak harus satu orang, tetapi bisa bergantian.

Walau namanya apes tidak ada dalam kalender, tetapi paling tidak menjaga sopir minibus agar tetap bisa bugar sangat penting. Terutama, jika kita melakukan perjalanan jauh lebih dari 200 km. Satu hal yang tak kalah penting adalah memastikan kondisi mininbus yang akan digunakan prima dan layak jalan. Jangan sampai kegiatan yang mulanya bertujuan untuk bersenang-senang malah berkahir petaka.  Dan tentunya, berdoa sebelum dan saat perjalanan jangan sampai lupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun