Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ketika Pool PO Lebih Dilirik Penumpang Dibandingkan Terminal

20 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 20 Juli 2024   16:57 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petugas PO sedang memanggil nama penumpang yang akan naik bus. | Dokumentasi pribadi

Sepinya terminal antar kota di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, bisa jadi disebabkan oleh banyaknya penumpang yang memilih naik dari luar terminal.

Namun, ternyata alasan tersebut bukanlah satu-satunya faktor penyebabnya. Disadari atau tidak, sepinya terminal saat ini terjadi akibat semakin banyaknya masyarakat yang naik dan turun di pool Perusahaan Otobus (PO).

Pool PO kini seakan sebagai terminal utama keberangkatan bus berbagai tujuan dan kelas. Pool PO juga menjadi nyawa bagi aktivitas transportasi darat yang semakin maju dan berkembang. 

Semakin hari, semakin banyak PO bus yang membangun pool barunya untuk menjaring penumpang di berbagai daerah. Tak hanya di kota besar, di berbagai pelosok pun kini sudah menjamur pool PO dengan aneka faslitas beragam.

Lantas, mengapa kini banyak penumpang lebih memilih pool PO dibandingkan terminal?

Pertama, keamanan dan kenyamanan yang ditawarkan.

Tak hanya berlomba soal fasilitas di dalam armada, kini PO juga berlomba meningkatkan standar pelayanan di pool yang menjadi tempat pemberhentian bus. Kenyamanan dan keamanan menjadi salah satu faktor kunci mengapa penumpang lebih memilih naik dari pool PO.

Contoh nyatanya adalah keberadaan petugas keamanan yang berjaga di area depan pool untuk memastikan hanya penumpang yang akan naik bus yang bisa memasuki ruang tunggu. Adanya CCTV yang terpasang di area ruang tunggu dan loket juga menjadikan penumpang merasa aman dan nyaman.

Tak hanya itu, kini fasilitas pool PO juga bisa dikatakan cukup lengkap. Meja kursi yang cukup banyak, colokan listrik yang bisa digunakan bebas oleh calon penumpang, televisi, AC, hingga beberapa pool menyediakan fasilitas wifi gratis. Tentu, fasilitas ini tak akan mudah didapatkan oleh penumpang jika naik dari terminal.

Seorang bapak tua yang menjadi petugas kebersihan sedang mengepel lantai ruang tunggu pool. | Dokumentasi pribadi
Seorang bapak tua yang menjadi petugas kebersihan sedang mengepel lantai ruang tunggu pool. | Dokumentasi pribadi

Beberapa PO bahkan kini menyulap pool milik mereka layaknya lobi hotel berbintang. Dengan fasilitas senyaman ini, maka penumpang akan betah duduk berlama-lama untuk menunggu jadwal keberangkatan bus atau menunggu jemputan jika baru tiba. 

Kondisi berbeda terjadi pada terminal yang membuat penumpang seakan ingin segera angkat kaki dari tempat tersebut karena kondisi yang panas, kursi banyak yang rusak, hingga banyaknya calo yang berkeliaran. Belum lagi, di dalam terminal pasti banyak pedagang asongan dan pengamen yang berlalu lalang.

Kedua, lokasi pool yang berada di pusat permukiman

Hampir sebagian terminal bus di berbagai kota terletak di ujung atau perbatasan kota. Entah di bagian utara, barat, timur, atau selatan. Lokasi terminal yang jauh ini membuat banyak penumpang yang berada jauh dari tempat tersebut akan merasa malas untuk naik bus di terminal. 

Semisal, rumah saya berada di daerah Sukun yang lokasinya di ujung selatan Kota Malang. Sementara, jika akan naik bus antar kota, maka saya harus menuju ke Terminal Arjosari yang berada di ujung utara kota.

Dengan  jarak hampir 10 km dari rumah, rasanya naik bus antar kota sangat malas untuk saya lakukan. Bandingkan dengan beberapa PO besar yang letak pool mereka berada di sekitar Klojen, Kota Malang. 

Dari rumah saya, hanya berjarak 3-4 km dan bisa ditempuh dengan angkot atau ojek online dengan harga murah. Makanya, jika saya naik bus selain ke Surabaya, seperti Solo, Yogya, Purwokerto, atau Bandung, maka saya lebih memilih naik dari pool.

Tak hanya di Malang, di beberapa kota lain pun pool PO yang berada di tengah kota menjadi jujugan utama. Ongkos untuk naik ojek online ke rumah tentunya juga jauh lebih murah. Tak hanya itu, jika kita baru saja menempuh perjalanan jauh, maka keinginan untuk sampai rumah lebih cepat tentu kita inginkan.

Ketiga, kemudahan dalam membeli tiket

Keputusan untuk naik dari pool dibandingkan terminal adalah kita bisa membeli tiket dengan mudah. Beberapa PO kini buka sampai malam sehingga para pekerja yang ingin membeli tiket untuk pulang dari perantauan jadi lebih mudah. Kepastian mereka mendapat tiket juga bisa mereka dapatkan.

Tidak hanya itu, saat membeli tiket di pool PO, kita juga bisa memilih tempat duduk sesuai keinginan kita. Kita juga bisa memilih kelas bus sesuai bujet yang kita punya serta infromasi lain yang kota butuhkan. Semisal, fasilitas apa saja yang akan kita dapatkan, rute mana yang akan dilewati, dan estimasi waktu perjalanan yang akan ditempuh.

SOP waktu tunggu armada bus yang terpasang di ruang tunggu. | Dokumentasi pribadi
SOP waktu tunggu armada bus yang terpasang di ruang tunggu. | Dokumentasi pribadi

Kemudahan ini tidak akan kita dapatkan jika naik bus dalam terminal. Jebakan calo yang siap menghantui akan selalu ada. Kita juga tidak bisa memilih tempat duduk karena berlaku siapa cepat dia dapat. 

Meski kadang lebih mahal beberapa ribu dari harga tiket resmi bus jika naik dari terminal, tetapi setidaknya sebanding dengan fasilitas yang didapatkan penumpang jika naik dari pool PO.

Keempat, kepastian jadwal bus tiba dan berangkat

Meski tidak setepat kereta api, tetapi jika naik bus dari pool dari PO kita akan mendapatkan kepastian kapan bus akan berangkat atau tiba. Biasanya, ada suara pengumuman untuk memberi informasi mengenai jadwal bus tiba dan berangkat dari pool. Jika ada kendala jalan, pihak PO tak segan untuk memberi informasi waktu perkiraan keterlambatan armada yang akan kita naiki.

Seorang petugas PO sedang memanggil nama penumpang yang akan naik bus. | Dokumentasi pribadi
Seorang petugas PO sedang memanggil nama penumpang yang akan naik bus. | Dokumentasi pribadi

Walau tidak ada kompensasi pasti akibat keterlambatan tersebut, tetapi setidaknya kita merasa tenang dan tidak cemas. Berbeda halnya jika naik bus dari terminal yang kita tak tahu kapan bus akan berangkat dan ngetem di sebuah tempat.

Kelima, gambaran menarik dari konten kreator

Tak dipungkiri, beralihnya minat masyarakat untuk naik bus dari pool PO adalah banyaknya konten kreator yang berlomba-lomba melakukan review perjalanan dari tempat tersebut. 

Mereka akan menjelaskan secara detail fasilitas apa saja yang mereka dapatkan. Mereka juga memaparkan dengan jelas waktu perjalanan. Mulai jam berapa bus berangkat, kapan bus masuk rest area untuk makan, dan kapan bus tiba di tempat tujuan. Mereka juga menggambarkan snack dan makanan berat yang didapatkan. 

Dua fasilitas ini menjadi daya tarik penumpang untuk naik bus dari pool PO. Apalagi, jika ada PO yang menawarkan teh, kopi, susu, dan mie instan gratis di dalam bus. Rasanya berlama-lama di dalam bus akan cukup betah.

Service makan menjadi hal yang dinanti meski naik bus dari terminal juga ada opsi serupa. | Dokumentasi pribadi
Service makan menjadi hal yang dinanti meski naik bus dari terminal juga ada opsi serupa. | Dokumentasi pribadi

Walau demikian, tidak semua orang suka naik bus dari pool PO. Rekan saya misalnya yang masih memilih naik bus dari terminal karena ia menganggap jadwalnya lebih fleksibel. Bus di dalam terminal selalu ada hampir 24 jam setiap 30 menit atau 1 jam sekali. 

Bagi pekerja kantoran yang sering lembur seperti dirinya, maka naik bus dari dalam terminal akan lebih mudah dilakukan karena ia tak tahu pasti kapan bisa pulang. Biasanya, orang-orang seperti dirinya yang suka pulang mendadak masih memilih naik bus dari terminal.

Beberapa PO kini juga memiliki pool PO di dalam terminal. Ada yang memiliki ruang tunggu sendiri dan ada yang bercampur dengan PO lain. 

Di Terminal Bulupitu Purwokerto, ada ruangan khusus yang cukup nyaman tersedia bagi penumpang bus antar kota. Penumpang yang sudah membeli tiket dari agen bisa menggunakan tempat tersebut untuk menunggu. 

Jika keberangkatan bus akan tiba, maka petugas bus dari PO yang bersangkutan akan masuk ke ruangan tersebut dan meneriakkan nama penumpang beserta tujuan.

Minggu lalu, saat saya naik bus ke Malang di Terminal Bungurasih, ada beberapa pegawai PO yang memberikan selebaran berisi informasi pemesanan tiket bus dari aplikasi. Pada selebaran tersebut, juga terdapat diskon yang bisa didapatkan penumpang dan kegiatan digitalisasi di Terminal Bungurasih. Pemberian selebaran ini dan pemberlakuan sistem gate penumpang bisa jadi salah satu cara agar penumpang bus kembali naik dari terminal.

Pihak Terminal Bungurasih menggandeng aplikasi pemesanan bus untuk menjaring penumpang naik dari terminal lagi. | Dokumentasi pribadi
Pihak Terminal Bungurasih menggandeng aplikasi pemesanan bus untuk menjaring penumpang naik dari terminal lagi. | Dokumentasi pribadi

Jika tidak ada inovasi, maka terminal akan semakin sepi dan makin banyak pool PO yang jadi jujugan. Apalagi, kini dengan adanya bus sleeper yang menjadi daya tarik bagi PO untuk mengembangkan bisnisnya membuat mereka juga harus menyediakan pool yang sebaik mungkin agar penumpang merasa harga mahal yang dibayarkan sebanding dengan fasilitas yang ditawarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun