Walau demikian, tidak semua orang suka naik bus dari pool PO. Rekan saya misalnya yang masih memilih naik bus dari terminal karena ia menganggap jadwalnya lebih fleksibel. Bus di dalam terminal selalu ada hampir 24 jam setiap 30 menit atau 1 jam sekali.Â
Bagi pekerja kantoran yang sering lembur seperti dirinya, maka naik bus dari dalam terminal akan lebih mudah dilakukan karena ia tak tahu pasti kapan bisa pulang. Biasanya, orang-orang seperti dirinya yang suka pulang mendadak masih memilih naik bus dari terminal.
Beberapa PO kini juga memiliki pool PO di dalam terminal. Ada yang memiliki ruang tunggu sendiri dan ada yang bercampur dengan PO lain.Â
Di Terminal Bulupitu Purwokerto, ada ruangan khusus yang cukup nyaman tersedia bagi penumpang bus antar kota. Penumpang yang sudah membeli tiket dari agen bisa menggunakan tempat tersebut untuk menunggu.Â
Jika keberangkatan bus akan tiba, maka petugas bus dari PO yang bersangkutan akan masuk ke ruangan tersebut dan meneriakkan nama penumpang beserta tujuan.
Minggu lalu, saat saya naik bus ke Malang di Terminal Bungurasih, ada beberapa pegawai PO yang memberikan selebaran berisi informasi pemesanan tiket bus dari aplikasi. Pada selebaran tersebut, juga terdapat diskon yang bisa didapatkan penumpang dan kegiatan digitalisasi di Terminal Bungurasih. Pemberian selebaran ini dan pemberlakuan sistem gate penumpang bisa jadi salah satu cara agar penumpang bus kembali naik dari terminal.
Jika tidak ada inovasi, maka terminal akan semakin sepi dan makin banyak pool PO yang jadi jujugan. Apalagi, kini dengan adanya bus sleeper yang menjadi daya tarik bagi PO untuk mengembangkan bisnisnya membuat mereka juga harus menyediakan pool yang sebaik mungkin agar penumpang merasa harga mahal yang dibayarkan sebanding dengan fasilitas yang ditawarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H