Kota Surabaya sedang jor-joran mengembangkan dunia pariwisatanya.
Selain menata Kotalama dan menyelenggarakan Night at The Museum, kota ini juga sedang mengembangkan wisata pinggir kota yang bernuansa alam.
Tak hanya Romokalisari Adventure Land yang sedang naik daun, Surabaya juga tengah gencar untuk mempromosikan wisata Mangrove Gunung Anyar.
Wisata ini merupakan kawasan hutan mangrove di pantai timur Surabaya dengan luas sekitar 27 ha. Deretan pohon mangrove yang memagari kawasan ini menjadi tembok kota dari serangan abrasi. Makanya, keberadaan hutan mangrove ini sangat penting tak hanya untuk kegiatan pariwisata saja tetapi juga berfungsi secara ekologis.
Nah, Pemkot Surabaya begitu gencar mempromosikan kawasan ini kepada warganya dan warga luar kota. Salah satunya adalah dengan mengubah rute Feeder Wira-Wiri 03 yang melintasi kawasan Gunung Anyar. Rute FD 03 ini diubah pada hari Sabtu dan Minggu.
Jika biasanya hanya sampai kawasan Wiguna, sebuah perumahan di Gunung Anyar, pada hari-hari tersebut armada FD 03 beroperasi hingga di dekat pintu gerbang kawasan hutan mangrove. Penumpang tinggal duduk manis dan membayar tiket FD 03 sebesar 5.000 rupiah.
Dengan adanya perubahan rute FD 03 ini, maka pengunjung dari berbagai arah bisa menuju ke Mangrove Gunung Anyar. Semisal, dari Terminal Bungurasih, pengunjung bisa naik Suroboyo Bus turun di Terminal Joyoboyo lalu oper FD 03 menuju Gunung Anyar.
Dari Stasiun Surabaya Pasar Turi dan Gubeng Baru, pengunjung bisa naik FD 07 dari dalam atau pintu keluar stasiun dan turun di Halte Manyar seberang Terminal Bratang. Lalu, pengunjung bisa oper FD 03 ke Mangrove Gunung Anyar.
Konektivitas dan kemudahan inilah yang coba ditawarkan oleh Pemkot Surabaya. Biasanya, kawasan wisata yang cukup jauh dari pusat kota akan memiliki masalah dalam hal transportasi.
Banyak warga yang enggan ke sana karena diarsa jauh dan tidak ada kendaraan pribadi. Makanya, konektivitas ini sangat penting dalam menunjang perkembangan tempat wisata, tak hanya di Surabaya saja.