Makanya, penataan simpul-simpul berkerumunnya orang dari pasar ke terminal harus ditata sedemikian rupa. Selama ini, meski telah terbangun Terminal Hamid Rusdi, tetapi banyak sopir angkutan yang masih menaikkan penumpang di Pasar Gadang.Â
Pergerakan manusia pun menjadi terhambat sehingga menimbulkan kemacetan. Salah satu alasannya adalah letak terminal yang jauh yang tidak terkoneksi dengan pasar membuat mereka susah untuk mendapatkan penumpang.
Dari sisi penumpang, tentu berjalan ke terminal setelah dari pasar adalah sesuatu yang mustahil. Saya membayangkan berjalan kaki sejauh itu dengan membawa belanjaan yang banyak adalah sebuah kesulitan tersendiri. Terlebih, kebanyakan penumpang yang masih setia naik angkutan umum adalah para lansia.
Saat ini, para penumpang bingung angkutan mana yang masih beroperasi. Bukan rahasia umum, banyak angkutan yang sudah gulung tikar dan digunakan untuk keperluan lain. Mulai antar jemput sekolah, warung makan, hingga tambal ban.
Padahal, sebenarnya jika ada kemauan, ada saja jalan untuk menata pergerakan manusia di tempat legendaris ini. Semisal, membuat halte untuk tempat singgah angkutan. Jadi, angkutan umum hanya berhenti beberapa saat di sekitar Pasar Gadang seperti konsep Bus Raya Terpadu (BRT).
Beberapa kota sudah melakukan hal ini. Jogja misalnya yang memiliki Halte Trans Jogja di Pasar Giwangan dan Terminal Giwangan. Pedagang dan pembeli dari Pasar Giwangan bisa naik Trans Jogja jurusan apapun ke Terminal Giwangan. Barulah mereka transit atau oper ke bus jurusan apapun sesuai tujuan mereka.
Kabupaten Banyumas dengan kota semu Purwokerto di dalamnya bahkan membangun halte di dekat Pasar Pon sebagai tempat singgah sementara Trans Jateng dan Trans Banyumas.Â
Penumpang dari pasar tersebut bisa naik ke angkutan umum ke terminal dulu barulah mereka berpindah ke moda transportasi lainnya. Artinya, konektivitas antara pasar dan terminal tidak terputus.
Saya yakin, jika masalah transportasi di Gadang ini bisa ditata lagi, maka kejayaan daerah ini akan kembali diraih. Orang dari luar Malang akan menjadikan Gadang sebagai destinasi belanja dan kuliner. Sebelum mereka meninggalkan Malang untuk kembali ke kota asal, mereka bisa berbelanja dan kulineran dulu di Pasar Gadang.