Makanya, saya menyayangkan dengan penghapusan Kantor UPT tiap kecamatan. Dulu, pegawai Kantor UPT begitu baik menerima guru. Jika ada yang salah, mereka membenarkan dengan bahasa yang sopan. Saya juga kenal dengan hampir semua pegawainya dan selalu aktif bertanya jika ada pekerjaan yang harus segera saya lakukan. Hubungan kerja semacam itulah yang diharapkan.
Semenjak Kantor UPT dihapus, maka guru atau TU harus menuju Dinas Pendidikan yang lumayan jauh. Antrean jauh lebih banyak karena mereka harus melayani sekolah satu kota, tidak hanya satu kecamatan. Dengan begitu, beberapa guru dari daerah pinggiran tentu harus menempuh jarak yang lebih jauh.
Sudah jauh-jauh berangkat dari sekolah, saat sampai Kantor Dinas Pendidikan eh malah dapat perlakuan kurang mengenakkan. Kalau begini, masihkan kita berharap ada perbaikan di momen Hari Guru? Jika iya, sudah saatnya mulai menata kembali Kantor Dinas Pendidikan karena mereka juga ikut andil dalam maju mundurnya pendidikan di negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H