Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kompasiana Award dan Beban Konten Kreator

25 Oktober 2023   09:12 Diperbarui: 25 Oktober 2023   09:17 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu contohnya adalah kasus makanan viral yang beberapa waktu lalu terjadi. Mungkin pembaca sudah banyak yang tahu bahwa sang konten kreator merasa sudah 'sepuh' dan pro sehingga mengecilkan dan meremehkan orang lain. Bisa jadi, apa yang dilakukannya karena ia terus mendapat spotlight dari orang lain tanpa menyadari bahwa bisa jadi ia tengah terkena star syndrome.

Bisa jadi karena saya tidak tahu secara pasti dan tidak bisa memastikan. Saya juga bukan psikolog yang bisa memberi diagnosis. Namun, dari beberapa perlaku dan apa yang ia unggah, nyata sekali bahwa ia merasa derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain. Ia merasa pendapatnya selalu benar sehingga sulit menerima kebenaran.

Inilah alasan saya kini menghindari spotlight kepada diri sendiri. Dengan usia yang semakin bertambah, rasanya saya ingin hidup biasa-biasa saja. Dengan begitu, rasanya tidak ada beban yang harus saya bawa ketika membuat konten atau beraktivitas lainnya.

Saya hanya ingin membuat konten secara fun. Mau nulis ya nulis saja mau rehat nulis dulu ya rehat sambil mencari ide tulisan selanjutnya. Dengan begini, rasanya saya bisa menikmati setiap proses menulis yang saya kerjakan.

Dalam kaitannya dengan citizen journalism, memang harus saya akui kini saya lebih banyak aktif di media sosial You Tube dan TikTok. Berawal dari iseng naik angkutan umum di Surabaya setiap hari, saya malah keasyikan membuat konten di sana. Kalau pun konten-konten saya bisa meledak dan FYP, maka itu sudah saya anggap sudah jalannya saja. Sudah rezekinya di situ dan mungkin dengan begitu saya bisa lebih konsisten membuat konten.

Dalam dua media sosial tersebut, saya lebih bisa mengeksplorasi apa yang ada di benak saya, terutama mengenai masalah transportasi. Diskusi dengan masyarakat luas bisa lebih saya lakukan. Masukan dan saran kepada pihak terkait terutama pemerintah daerah juga bisa lebih saya sampaikan.

Saya juga bisa sedikit membantu masyarakat yang masih belum mengerti mengenai jalur dan rute transportasi umum. Apalagi, mereka yang berasal dari luar kota dan membutuhkan bantuan untuk kepentingan mendesak seperti untuk kontrol berobat ke rumah sakit. Saya tidak bisa membayangkan dengan dana terbatas, mereka harus merogoh kocek yang besar untuk kesembuhan mereka atau keluarga mereka. Makanya, dengan sedikit keluangan waktu, saya membuat konten untuk angkutan umum ke berbagai tempat terutama ke rumah sakit. Itu saja sebenarnya alasannya.

Makanya, saya sekarang jarang menulis di Kompasiana. Bukannya saya mengecilkan Kompasiana. Saya masih menganggap Kompasiana rumah saya. Bagaimanapun, saya bisa seperti sekarang berkat Kompasiana. Kalau tidak bergabung dengan Kompasiana sejak 2013, tentu saya tidak akan berani menyuarakan apa yang seharusnya saya suarakan.

Berkat Kompasiana, kebusukan seorang oknum Kepala Sekolah di tempat saya mengajar dulu juga bisa terbongkar. Saya tidak akan lupa hal tersebut dan masih merasa Kompasiana adalah platform yang tepat untuk menyuarakan banyak hal.

Untuk itu, dengan tulisan ini, saya memohon untuk tidak lagi dicalonkan sebagai nominee Kompasiana Award. Semoga nantinya pihak Kompasiana bisa lebih arif lagi dalam menyeleksi siapa yang masuk nominasi. Semoga pendapat saya diterima ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun