Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Pelarangan "Cek Sound Horeg", Kemerdekaan Masyarakat yang Butuh Ketenangan

7 September 2023   09:18 Diperbarui: 7 September 2023   18:31 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, kegiatan check sound, battle sound, dan sejenisnya yang menggunakan sound system dan sejenisnya resmi dilarang di wilayah Malang.

Pihak Polres Malang telah menyatakan mereka tidak akan memberikan izin bagi siapa saja yang akan menyelenggarakan check sound, battle sound, atau apa pun namanya. Alasannya, kegiatan ini semakin meresahkan masyarakat.

Banyak masyarakat yang merasa terganggu atas kegiatan yang menimbulkan bunyi hinggga memekakkan telinga. Tak hanya merusak telinga, check sound dan battle sound juga membuat rumah, jembatan, dan berbagai fasilitas umum lainnya rusak atau sengaja dirusakkan.

Tak sekadar membuat rusak rumah dan fasilitas, ada beberapa warga yang kesehatannya terganggu akibat kegiatan ini. Banyak ibu-ibu yang terganggu karena bayinya tak bisa tidur nyenyak lantaran kegiatan check sound ini dilakukan hingga larut malam. Bahkan ada yang sampai pukul 12 malam lebih, seperti yang terjadi di kawasan Pakis, Malang. Suaranya terdengar hingga ke permukiman padat penduduk di sekitar Sawojajar.

Kegiatan check sound dan battel sound horeg juga kerap diselingi kegiatan amoral. Salah satunya adalah adanya penari wanita yang cukup vulgar. Padahal, kegiatan ini tak jarang ditonton oleh anak di bawah umur.

Nah, dengan pelarangan tersebut, praktis kegiatan check sound dan battel sound horeg tak lagi boleh dilakukan. Kegiatan ini termasuk karnaval atau kegiatan lain yang menggunakan sound dengan suara yang cukup kencang.

Pelarangan tersebut juga mempertimbangan masukan berbagai tokoh masyarakat, terutama tokoh agama. Banyak kegiatan checks sound atau battle sound dilakukan di dekat tempat ibadah dan tak kenal waktu. Belum lagi dengan aneka kegiatan joget yang cukup vulgar tersebut. Praktis kegiatan ini tidak lagi menjadi sesuatu yang memiliki manfaat.

Nah, timbul pertanyaan: mengapa kegiatan ini cukup berkembang pesat terutama di Jawa Tumur dan Malang sekitarnya?

Jika dirunut, kegiatan ini sebenarnya baru sering dilakukan sejak beberapa waktu terakhir. Saat wabah covid-19 mulai mereda dan kegiatan berkumpul boleh dilakukan kembali, kegiatan dengan menggunakan sound besar ini makin marak. Pengikut dan penggemar mereka semakin banyak, terutama yang sudah bosan dengan kegiatan pembatasan sosial dan sejenisnya.

Saat acara Agustusan kemarin, check sound dan battel horeg seakan mengalami puncak kejayaannya. Berbagai tempat mulai melakukan kegiatan ini bersamaan dengan karnaval yang dilakukan oleh wilayah tertentu. Karnaval Agustusan yang mulanya bertemakan perjuangan, adat daerah, dan sejenisnya, kini bergeser menjadi battle sound. Adu besar-besaran suara sound dengan lagu Dj ajep ajep yang memekakkan telinga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun