Rencananya, bus ini memulai perjalanan dari Terminal Bungurasih menuju Mojokerto via Krian. Artinya, bus ini melewati jalan raya nontol. Dari Bungurasih, bus menuju ke arah Bundaran Waru. Lalu, bus menuju ke Medaeng, Sepanjang, Taman, Krian, Balongbendo, dan masuk wilayah Mojokerto.
Jika diamati, rute bus Trans Jatim koridor 2 ini beririsan dengan bus ijo yang sudah eksis. Bedanya, bus Trans Jatim memulai perjalanan dari Terminal Bungurasih sedangkan bus Ijo dari Terminal Joyoboyo. Penumpang bus Trans Jatim mau tak mau harus ke Bungurasih dulu jika mau naik. Sementara, penumpang bus ijo bisa naik dari mana pun di beberapa wilayah di Surabaya seperti Marmoyo, Wonokromo, Margorejo, Wonocolo, Kertomenanggal, dan beberapa tempat lain. Mereka juga bisa langsung naik setelah turun dari bus antar kota di Medaeng.
Lantaran penasaran, saya pun menjajal bus Trans Jatim pertama kali. Tujuan saya hanya sampai Krian tempat salah satu cabang bimbel saya berada. Kebetulan memang saya akan melakukan briefing sebentar dengan pengelola di sana sehingga saya gunakan juga untuk menjajal bus ini.
Ternyata, letak halte Trans Jatim koridor 2 ini tidak sama dengan koridor 1 . Jika bus Trans Jatim koridor 1 berada di dekat halte Suroboyo Bus, maka bus Trans Jatim koridor 2 haltenya berada di jalur bus kota. Tepatnya, berada di bekas lajur Bus Damri yang juga pernah digunakan sebagai halte bus listrik yang terhenti operasionalnya.
Halte ini baru dibangun dan berukuran lebih besar dibandingkan halte koridor 1. Sayang, belum ada kursi yang bisa digunakan penumpang untuk menunggu. Belum ada pula informasi mengenai rute, halte yang disinggahi, jadwal keberangkatan bus, dan informasi lain yang mendukung.
Informasi mengenai halte ini juga menjadi pertanyaan saya kepada kondektur saat baru masuk bus. Dengan bingung, sang kondektur melihat aplikasi dulu dan mengatakan saya belum bisa turun di halte yang saya inginkan. Padahal, dari aplikasi Trans Jatim yang saya unggah, ada keterangan ada halte tersebut beroperasi.
Halte tersebut adalah halte Jabaran yang berada di wilayah Balongbendo. Namun, saya masih sering menyebutnya Krian karena letak tempat kerja saya tak jauh dari sana. Oleh sang kondektur, saya diminta turun di Terminal Krian yang menurut saya cukup jauh dari tempat tujuan. Tak hanya itu, ternyata dari aplikasi Trans Jatim, bus yang melewati Terminal Krian hanya bus yang dari arah Bungurasih. Sementara, bus dari arah Mojokerto tidak melewati Terminal Krian.
Saya pun bertanya, bagaimana jika ada penumpang yang dari arah Krian ingin menuju ke Surabaya? Di mana mereka bisa naik? Untung saja, saat mengecek aplikasi Trans Jatim, bus pun sudah bisa berhenti di Terminal Krian.
Tentu, lantaran masih baru bus Trans Jatim koridor 2 ini cukup nyaman. Pendingin ruangan yang cukup kencang menjadi penghalang teriknya sinar mentari yang menerjang. Terlebih, wilayah Sepanjang, Krian, dan kawan-kawan terkenal panasnya yang luar biasa karena merupakan kawasan industri. Jika saya sedang menuju tempat kerja di sana, tentu saya memilih ikut naik mobil teman.