Pentingnya memahami profil siswa
Pada praktiknya, ada beberapa poin yang sangat baik dalam merdeka belajar. Salah satunya adalah saat penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Â
Dulu, penyusunan RPP disesuaikan dengan kompetensi dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) masing-masing muatan pembelajaran. Guru harus mengikuti patokan KD dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Pada Kurikulum Merdeka Belajar, guru diberi kebebasan untuk memahami profil siswa dulu sebelum menyusun RPP. Memahami profil siswa sangat penting agar tercipta pembelajaran yang realistis dan pengalaman belajar yang bisa melibatkan siswa.
Setelah memahami profil siswa, maka guru dapat menentukan tujuan belajar yang akan dicapai. Sampai mana pembelajaran akan dilakukan? Materi ajar, strategi, model, metode, serta media apa yang akan digunakan? Strategi ini sangat membantu guru dalam melakukan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Meski masih memperhatikan KD dan KI, tetapi ada kebebasan bagi guru dalam menentukan berbagai strategi tersebut agar siswa bisa belajar dengan nyaman. Guru tidak dikejar target waktu dan materi yang akan membebani siswa juga.
Dengan melakukan pendekatan seperti ini, maka pembelajaran akan fokus terhadap materi esensial atau penting. Materi pun akan dikupas mendalam. Tidak sampai ada materi yang menyebabkan siswa belum paham sebuah materi tetapi sudah berganti ke materi yang lain. Materi yang diberikan pun akan lebih sederhana dan membuat siswa tidak merasa terbebani untuk mempelajarinya.
Lantas, bagaimana praktik sederhana dari Semarak Merdek Belajar yang bisa dilakukan?
Mudah saja. Sebagai contoh pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Kelas 4 SD materi energi yang tersimpan. Guru bisa melakukannya sesuai dengan lingkungan terdekat siswa. Setelah berdoa untuk memulai pembelajaran, guru bisa meminta siswa untuk menata kursi dengan pola tertentu, semisal melingkar.
Nah, kemudian guru bertanya kepada siswa apakah mereka capai untuk melakukan kegiatan tersebut? Pertanyaan pun kemudian diarahkan kepada konsep energi. Contohnya, apa yang siswa butuhkan untuk melakukan kegiatan menata kursi tersebut. Bagaimana jika hal tersebut tidak dimiliki oleh siswa. Lantas, dari mana siswa bisa mendapatkannya?