Namun, sayangnya masih banyak halte yang sangat kurang layak. Salah satunya berada di Surabaya. Miris sekali sebenarnya Surabaya sebagai kota terbesar di Indonesia tetapi masih belum memiliki halte yang layak. Ada halte yang hanya berupa palang bus stop saja padahal banyak penumpang yang naik dari sana karena dekat dengan pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia.
Mereka harus kepanasan dan kehujanan demi menunggu bus Trans Semanggi Surabaya. Jika Teman Bus sudah berbayar, maka pihak Teman Bus harus menyediakan halte yang layak. Jika masih saja belum layak, sungguh penumpang akan sangat dirugikan.
Terakhir, Teman Bus bisa menyediakan pos pengisian kartu e-money di titik tertentu dan bekerja sama dengan bank atau merchant lain.
Namanya baru pertama kali berbayar, pasti banyak calon penumpang yang bingung dan memiliki tidak saldo cukup. Tak hanya itu, pos tersebut juga bisa digunakan untuk pengecekan saldo e-money yang dibawa oleh penumpang.
Sebenarnya, banyak penumpang Teman Bus yang sudah memiliki kartu e-money seperti di Solo. Banyak manula dan simbah-simbah yang sudah membawa e-money sebelum naik Teman Bus. Kasihan kan kalau mereka yang jarang menegecek saldo e-money harus gigit jari karena saldonya habis, sementara mereka harus menuju minimarket atau ATM untuk pengisian ulang padahal sudah dekat dengan halte yang ramai. Maka dari itu, masalah ini juga perlu dipikirkan.
Teman Bus pasti akan melakukan evaluasi lagi mengenai layanan berbayar ini. Termsuk, besaran tarif khusus bagi pelajar atau penumpang dengan segmentasi khusus seperti lansia.Â
Satu hal yang pasti, ketika Teman Bus sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat mengenai transportasi umum yang murah, mudah, dan handal, jangan sampai kepercayaan itu sirna akibat sistem baru yang menyulitkan dan memberatkan. Â