Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Halte Angkot di Malang, Cermin Kerapuhan Tata Kota yang Kurang Perencanaan

14 Februari 2022   21:04 Diperbarui: 15 Februari 2022   10:00 1874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halte di depan sebuah SD. - Dokumen Pribadi

Halte yang sudah enggan hidup. - Dokpri
Halte yang sudah enggan hidup. - Dokpri

Terkait penggunaan halte sendiri, jika diamati seksama halte di Kota Malang kebanyakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Halte di dekat sekolah sering digunakan siswa untuk menunggu jemputan orang tua atau ojek online. 

Mereka tak menggunakan halte tersebut untuk menaiki angkot yang memang tidak bisa diandalkan. Beberapa halte juga digunakan oleh tunawisma untuk tidur atau beraktivitas lain.

Angkot yang tak lagi berjalan. - Dokpri
Angkot yang tak lagi berjalan. - Dokpri
Ada juga halte-halte yang malah digunakan untuk berdagang. Jika sedang menunggu orderan, para driver ojek online juga  menggunakan halte untuk duduk sembari mengisi waktu luang. 

Pun dengan pengguna jalan yang menggunakan halte untuk sekadar bersantai sejenak, membalas WA, mengangkat telepon, atau berteduh ketika hujan turun serta tempat untuk memakai mantel. Halte di Kota Malang pun beralih fungsi dan bergeser maknanya menjadi tempat singgah yang bukan untuk tempat pemberhentian angkot.

Cukup miris melihat fenomena tersebut karena sebagai kota pelajar semestinya halte bisa dimanfaatkan dengan baik. 

Tak cukup sampai di situ, dengan mangkraknya kondisi halte di kota ini, semakin meyakinkan masyarakat bahwa angkutan umum bukan menjadi prioritas pembangunan. Walau Pemkot cukup ekspansif membangun jalan dan jembatan baru, nyatanya jumlah kendaraan pribadi makin lama makin meningkat.

Jalan yang banyak tak akan bisa mengimbangi kepadatan kendaraan yang melaju setiap harinya. Kemacetan pun akan tetap menumpuk dan sudah melekat kepada wajah Kota Malang. 

Kota yang bermimpi menjadi kota dengan segudang kebanggaan prestisius tetapi alpa bahwa untuk membangun kotanya perlu perencanaan matang. Meski pahit, halte-halte di Malang adalah cermin dari kerapuhan tata kota kurang perencanaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun