Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemilihan Puteri Indonesia 2021 Diundur, Akankah Indonesia Menunjuk Langsung Wakilnya ke Ajang Miss Universe 2021?

10 Juli 2021   09:31 Diperbarui: 10 Juli 2021   09:38 2785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Final Pemilihan Puteri Indonesia 2021 yang sedianya dilaksanakan pada September 2021 ini ternyata diundur menjadi bulan November 2021. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh panitia Pemilihan Puteri Indonesia Indra Yudhistira pada beberapa hari lalu. Ia memberi informasi bahwa peningkatan kasus covid-19 yang cukup tinggi di Indonesia membuat gelaran PPI 2021 mau tak mau harus diundur.

Tentu, berita ini menimbulkan gonjang-ganjing diantara para pageant lovers (PL) Indonesia. Mereka pun galau karena banyak negara sudah memiliki wakil mereka di ajang Miss Universe 2021 nanti. Meskipun gelaran tersebut masih belum pasti kapan digelar, tetapi beberapa indikasi kuat mengarah pada bulan Desember 2021. Jika dihitung, hanya tersisa 5 bulan bagi peserta Miss Universe 2021 untuk mempersiapkan diri.

Nah, jika waki Indonesia baru dipilih pada bulan November 2021, maka ia akan hanya memiliki waktu 1 bulan untuk persiapan. Dengan waktu yang sesingkat itu, mungkinkah persiapan bisa dilakukan? Lantaran, banyak sekali kelas-kelas yang harus diikuti. Mulai dari kelas catwalk, public speaking, dan lain sebagainya. Persiapan yang matang juga penting agar Indonesia kembali berprestasi minimal masuk ke babak semifinal.

Berbagai pertimbangan pun muncul agar Indonesia -- dalam hal ini YPI -- langsung menunjuk peserta yang akan mewakili Indonesia. Penunjukan ini harus dilakukan segera mengingat waktu persiapan yang sudah mepet. Nantinya, para pemenang Puteri Indonesia 2021 bisa berkompetisi di ajang internasional pada tahun 2022. Persiapan mereka akan jauh lebih matang jika berkompetisi tahun depan dan tidak terburu-buru jika dipaksakan berkompetisi pada tahun ini.

Namun, seperti yang diketahui, YPI tidak pernah melakukan penunjukan (handpick) wakil Indonesia yang akan berlaga di ajang Miss Universe. Mereka selalu mengirimkan pemenang Puteri Indonesia ke ajang tersebut sejak 1995 meski tidak kontunyu akibat pelarangn oleh pemerintah orde baru. Pemenang Puteri Indonesia ya akan berlaga di Miss Universe. Begitu adagium yang sudah melekat cukup lama.

Handpick juga akan memicu kontroversi karena seringkali dilakukan secara tertutup. Beberapa negara yang sudah menunjuk wakilnya berlaga ke ajang Miss Universe biasanya kerap melakukan handpick kepada runner-up dari pemilihan nasional. Misalkan, pemenang pemilihan nasional berlaga pada tahun 2020, maka sang runner-up akan berlaga di ajang yang sama pada 2021. Ada pula negara yang memang menyelenggarakan pageant nasional setiap 2 tahun sekali.

Salah satu contohnya adalah Vietnam yang menyelenggarakan pageant nasional pada 2018 dan 2020. Tidak ada penyelenggaraan pageant pada tahun 2019. Pemenang utama dari pageant itu akan berlaga di Miss Universe 2020 sedangkan sang runner-up akan berlaga di Miss Universe 2021.

Uniknya, hal tersebut tidak terjadi pada puteri Indonesia. Dua runner-up dari tiap tahun juga akan berlaga di ajang Miss International dan Miss Supranational. Jika YPI akan melakukan handpick, lantas siapa yang paling berhak dalam mewakili Indonesia?

Jika urutan runner-up menjadi patokan, maka nama Kalista Iskandar adalah nama yang paling utama. Ia juga kerap santer diisukan oleh para PL untuk bisa meneruskan perjuangan Ayu Maulida (Ayuma) di ajang Miss Universe. Kalista yang merupakan runner-up III dianggap paling pas karena secara urutan ia adalah juara keempat. Sebelum 2018, juara keempat Puteri Indonesia juga dikirim ke ajang internasional yakni Miss Grand International. Mereka juga memakai mahkota Borobudur berwarna kuning yang kini dimuseumkan sejak YPI kehilangan lisensi Miss Grand International.

Wanita berusia 22 tahun juga cukup fasih berbahasa Inggris dan dikenal cerdas. Ia juga memiliki advokasi yang siap untuk diangkat ke Miss Universe dengan program EKBOT (Educating Kids Based On Talent). Yakni suatu metode yang dapat mendorong pendidikan di Indonesia lebih baik dan mewujudkan ekonomi kreatif. Sayangnya, Kalista memiliki sedikit celah saat publik masih mengingat ia tak hafal Pancasila pada malam final PPI 2020. Tentu, jika YPI benar-benar menunjuk Kalista, maka mereka harus bisa meyakinkan publik bahwa kualitas Kalista memang mumpuni dan tak sekadar menghafal Pancasila.

Selain Kalista, ada dua nama lagi yang santer dibicarakan oleh para PL adalah Yoan Clara Teken (Clara Yokate) dan Angel Virginia Boelan. Keduanya adalah runner-up IV dan V PI 2020 yang berasal dari Indonesia Timur. Clara Yocate berasal dari Maluku sedangkan Angel dari NTT. Clara Yocate adalah seorang doker lulusan sebuah universitas di Rusia. Angel sendiri adalah seorang pramugari maskapai terkemuka.

Keduanya juga dianggap layak untuk mewakili Indonesia di ajang Miss Universe karena kemampuan mereka juga tak kalah dengan 3 besar PI 2020. Perlu diketahui, PI 2020 merupakan gelaran PI paling ganas yang mempertandingkan hampir banyak wanita mumpuni di dalamnya. Banyak wanita daerah berhasil masuk ke babak 11 besar bahkan 6 wakil DKI Jakarta semuanya unplaced berjamaah (gagal lolos ke babak selanjutnya). Ini membuktikan bahwa peserta PI 2020, terutama yang masuk 6 besar adalah wanita yang sangat kompetitif dan mumpuni.

Jika salah satu dari keduanya dipilih untuk mewakili Indonesia di ajang Miss Universe, maka akan menjadi catatan tersendiri bagi wakil Indonesia Timur mendapatkan kesempatan emas tersebut. Terkahir kali wakil Indonesia Timur berlaga di ajang Miss Universe adalah pada tahun 1995. Saat itu, wanita cantik asal Maluku bernama Susanty Manuhutu dari Maluku mengenakan sash Indonesia. Susanthy bahkan memenangkan penghargaan khusus yakni Miss Clairol Herbal Essences.

Maka, beberapa saran pun mengemuka agar tiga puteri tersebut dipilih kembali dalam suatu pemilihan singkat karena merekalah yang paling siap. Mereka yang kerap disebut sebagai wasted beauty oleh para PL juga dianggap layak untuk diajukan ke kompetisi internasional meski bukan Miss Universe. Daripada YPI mencari wanita baru yang masih belum mantang, baik dari segi mental atau lainnya, lebih baik mereka melakukan handpick salah satu dari ketiganya.

Meski begitu, ada juga rumor bahwa nama Ayu Saraswati (Ayusa) dan Jihane Almira Chedid yang merupakan runner-up 1 dan 2 Pi 2020 bisa berpeluang untuk di-handpick menuju Miss Universe 2021. Kejelasan kapan Miss International digelar membuat nama Ayusa dianggap paling tepat untuk meneruskan langkah Ayuma.

Ayusa yang juga sempat digadang-gadang memenangkan PI 2020 dianggap paling siap apalagi dengan kemampuan public speaking berbahasa Inggris yang luar biasa. Demikian pula nama Jihane kembali muncul dengan alasan yang sama. Jika Jihane belum berhasil memenangkan Miss Supranational 2020 yang digelar Agustus mendatang, ia juga bisa berlaga kembali ke ajang Miss Universe. Beberapa peserta Miss Universe pada tahun sebelumnya juga sempat berlaga di ajang Miss Supranational.   

Entah siapa yang akan jadi wakil Indonesia nanti, yang jelas berita dari YPI sangat ditunggu. Prestasi Indonesia yang sudah cukup baik dalam 7 tahun terakhir ini sangat sayang jika tidak diteruskan. Apalagi, jika Indonesia memilih untuk withdrawl alias absen dalam gelaran kontes kecantikan terbesar di dunia tersebut.

Lalu, menurut Anda, siapa yang pantas mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2021?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun