Namun, sebenarnya untuk mengurangi kekecewaaan para calon penerima vaksin yang tak mendapat kuota juga perlu dilakukan. Paling tidak, mereka mendapatkan kepastian terlebih dahulu dan bisa menunggu dengan tenang jika kuota vaksin tersedia lagi.
Jika mereka ditolak dari satu lembaga ke lembaga lain, kemungkinan mereka juga akan frustasi. Akhirnya, semangat kuat yang mulanya berniat untuk divaksin menjadi hilang.Â
Mereka pun akan tidak lagi peduli apakah sudah divaksin atau belum meskipun bekerja di sektor yang membutuhkan vaksinasi. Dari beberapa komentar yang terbaca dari pengumuman penutupan pendaftaran vaksinasi, banyak yang menyatakan bahwa vaksinasi hanya awing-awang bagi mereka yang bekerja mandiri.Â
Sesuatu yang mustahil untuk mereka dapat sehingga bisa bekerja dengan lebih tenang. Padahal, pemerintah sudah menargetkan sebagian besar rakyat Indonesia akan divaksin dan tinggal menunggu waktunya saja.
Masalah ini sebenarnya harus mulai ditanggapi serius. Dengan perkembangan IT saat ini, sebenarnya pemerintah bisa membuka satu layanan khusus pendaftaran vaksin secara nasional. Jika tidak secara nasional, bisa secara region atau kota.
Nantinya, pendaftar bisa melihat berapa kuota vaksin yang terdapat di kota tersebut. Pemerintah tinggal menunjuk lembaga yang bisa mengadakan vaksin seperti lembaga yang membuka  pendaftaran vaksin saat ini. Jadi, pendaftaran dilakukan dengan jelas dan transparan.
Dengan begini, mobilitas masyarakat pun bisa dikurangi. Tidak lagi mengantre di tempat tertentu yang rawan sekali terjadi kerumunan massal dan penularan Covid-19.
Pada pendaftaran satu pintu tersebut, alangkah lebih baik juga dilengkapi data real time siapa saja yang masuk waiting list atau data tunggu penerima vaksin. Mereka yang sudah mendaftar tidak lagi risau untuk mencari vaksin karena tinggal menunggu dengan jelas kapan divaksin.Â
Entah seminggu kemudian atau dua minggu kemudian, yang jelas mereka sudah mendapatkan kepastian. Tidak hanya itu, informasi mengenai penyakit bawaan yang kerap menjadi syarat vaksin juga bisa dimasukkan dalam situs yang membuka pendaftaran vaksinasi secara terpusat tersebut.