Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kontes Kecantikan sebagai Platform Membela Diri dari Pelecehan Seksual

30 Juni 2021   09:19 Diperbarui: 30 Juni 2021   09:37 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miss Universe 2017 Demi Leigh memukul papan kayu dalam kampanye melawan kekerasan dan pelecehan seksual pada wanita. - https://egolijozinews.co.za

Pelecehan seksual bisa terjadi di mana dan dialami oleh siapa saja.

Termasuk pula para peserta kontes kecantikan juga bisa mengalami pelecehan seksual. Tidak saja secara langsung, pelecehan seksual yang menimpa para peserta kontes kecantikan juga sering terjadi secara tidak langsung, semisal saat mereka melakukan siarang langsung dalam sebuah kesempatan.

Salah satunya terjadi pada Bella Aprilia dan Aurra Kharisma yang melakukan live bersama beberapa waktu lalu. Dua peserta kontes kecantikan binaan Ivan Gunawan itu awalnya hanya melakukan siaran langsung ringan dan bercerita tentang kegiatan mereka.

Pada saat siaran berlangsung, Bella memencet sebuah akun kloningan milik Sophie Rogan yang juga merupakan anak didik dari Ivan Gunawan. Bella tidak tahu bahwa Sophie sedang pergi ke kamar mandi dan tidak memegang ponsel. Bella pun mengundang akun tersebut untuk melakukan siaran langsung.

Tak dinyana, dari akun tersebut muncuk sesosok pria yang tengah melakukan tindakan tak senonoh dengan mengeluarkan alat kelaminnya. Tentu saja, kejadian tak terduga tersebut juga ditonton oleh banyak pasang mata yang membuat mereka trauma. Pelecehan seksual semacam ini sungguh tidak bisa dibiarkan. Hingga sekarang, belum jelas siapa sosok di balik akun palsu tersebut.

Dengan kejadian ini pula, selain membuat shock dan trauma bagi keduanya, tentu juga membuat stigma negatif bagi orang luar yang tidak tahu kejadian sebenarnya. Ini juga sekaligus membuktikan bahwa pelecehan seksual kepada wanita juga sangat berdampak buruk bagi sang korban.

Aurra Kharisma yang sempat mengalami pelecehan saat live. - Sumber: DPIDAMU
Aurra Kharisma yang sempat mengalami pelecehan saat live. - Sumber: DPIDAMU
Pelecehan seksual pada kontes kecantikan pernah terjadi di ajang internasional. Salah satu yang menghebohkan terjadi saat perhelatan Miss Earth 2018. Kontes kecantikan yang diselenggarakan di Filipina itu menjadi heboh karena ada beberapa peserta dari berbagai negara yang speak up bahwa mereka dipaksa untuk melayani salah seorang pria yang menjadi sponsor dalam kontes tersebut.

Peserta pertama yang terang-terangan dalam membuka isu ini adalah Miss Earth Kanada, Jaime Van den Berg. Ia mengatakan, jika ingin maju ke babak selanjutnya, maka peserta harus mau melayani seorang pria yang juga menyeponsori Miss Earth tersebut. Masalah semakin rumyam ketika ia terus ditelepon orang yang mengaku dari sang pria tersebut agar mau melayaninya. Ia juga diancam agar tak melaporkan atau menyebarkan kasus ini. Ia pun sangat tertekan hingga akhirnya memutuskan tidak melanjutkan kompetisi.

Beberapa kontestan lain yang juga mengalami kasus serupa adalah Miss Earth Swedia, Miss Earth Great Britain, dan Miss Earth Guam. Meski mengalami kejadian serupa, ketiganya tetap melanjutkan kompetisi hingga selesai yang akhirnya dimenangkan oleh finalis asal Vietnam tersebut. Kasus yang sempat heboh ini membuat banyak pihak mulai mempertanyakan keamanan Miss Earth dalam memenyelenggarakan kontesnya.

Banyak pihak yang akhirnya merasa bahwa kontes ini adalah akal-akalan untuk melecehkan wanita. Di Indonesia sendiri, kontes ini tidak begitu diminati dan kerap menjadi bulan-bulanan para pageant lover yang kerap meminta agar Indonesia tidak lagi mengirim wakilnya ke ajang tersebut.

Selain dalam bentuk verbal atau pelecehan untuk melayani sponsor semacam itu, pelecehan secara langsung juga pernah dialami oleh Miss Universe 2017, Demi Leigh Neil Peter. Pada suatu ketika ia dicegat oleh pria bersenjata di sebuah jalan di Afrika Selatan. Ia hampir disandera dan dilecehkan. Untungnya, ia berhasil lolos dan melarikan diri.

Atas kejadian tersebut, Demi pun mulai mengkampanyekan program pelatihan bela diri bagi wanita yang rentan terhadap tindak kejahatan dan pelecehan seksual. Ia merasa dengan platform kontes kecantikan yang ia ikuti, sudah saatnya para wanita berani untuk melawan jika dilecehkan atau mengalami kekerasan.

Kampanye bertajuk Unbreakable tersebut juga didukung oleh ahli karate Afrika Selatan. Dengan bantuan mereka, Demi pun cukup membuka mata mengenai pentingnya berani bersuara atas tindakan tak baik terutama pelecehan seksual yang dialami oleh wanita. Bagi Demi, harkat wanita sangat berharga dan tidak boleh dilecehkan. Untuk itulah, kesadaran bersama dari berbagai pihak sangat penting dan melalui kampanye Unbrekable ini, saatnya wanita berani bersuara. Advokasi dan kampanyenya ini sangat menyita perhatian publik dan ia akhirnya berhasil menjadi Miss Universe 2017.

Sejak kemenangan Demi, mulai banyak kontestan Miss Universe yang menggunakan isu kekerasan dan pelecehan seksual terhadap wanita sebagai advokasinya. Melalui kontes kecantikan, banyak diantara mereka yang ingin menggandeng wanita lain di luar sana untuk bersama-sama memerangi kejahatan tersebut. Mereka juga banyak yang mulai mengkampanyekan akibat buruk dan berkepanjangan yang dialami oleh para korban kekerasan seksual. Mereka juga mengajak para wanita untuk berani bersuara terhadap tindakan pelecehan seksual yang dialami, baik terhadap dirinya maupun teman atau orang di sekitarnya.

Kemenangan Demi juga sedikit banyak mematahkan stigma bahwa dalam kontes kecantikan sangat erat kaitannya dengan pelecehan seksual. Terlebih, dengan kasus yang menimpa Miss Earth 2018, stigma itu semakin kuat. Tinggal bagaimana sebuah kontes mampu meyakinkan para pesertanya tetap aman dan terlindungi selama penyelenggaraan berlangsung.

  

Sumber:

(1) (2)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun