Makanya, saat saya datang ke Kompasianival 2019 kemarin, niat saya tidak hanya sekadar bertemu Kompasianer tetapi juga melihat JKT48 secara langsung untuk terakhir kali. Sekaligus, saya ingin melihat beberapa member JKT48 yang akan graduate alias lulus dari JKT48.
Namun, ketika saya akan mengambil gambar dari member Tim KIII, saya melihat ada 4 pria paruh baya, seorang diantaranya adalah kakek-kakek dengan asyik berbincang seputar beberapa ex member JKT48 dan AKB48 yang sudah graduate lama.
Lah....
Beberapa diantara mereka juga bercerita telah melakukan beberapa puluh kali handshake, foto bersama, membeli CD, dan lain sebagainya. Wah, sungkem dulu saya.
Mereka yang tidak berkenan untuk saya foto itu sangat gembira ketika menemukan fans JKT48 yang bisa dikatakan sudah berumur seperti saya. Bisa jadi, ini menjadikan stereotipe untuk menyukai JKT48 terbatas usia muda bisa dikikis. Saya pun kembali semangat dan memutuskan untuk tidak jadi berhenti menggemari JKT48 meski usia saya semakin menua. Bagi beberapa bapak-bapak tersebut, menggemari JKT48 adalah sesuatu yang evergreen karena banyak lagu mereka universal. Lagu yang membuat penggemarnya belajar untuk lebih menghargai hidup yang sudah dianugerahkan oleh Tuhan. Belajar menghargai proses diri yang sudah dilalui.
Rasa memiliki idola yang begitu kuat dari fans JKT48 memang tidak dimiliki oleh artis atau grup lain. Meski pada akhirnya, dengan banyaknya member yang sudah lulus dan faktor pandemi, perlahan tapi pasti JKT48 mulai kehilangan gairah.
Walau demikian, lagu-lagu dari JKT48 akan tetap didengarkan oleh fans terutama yang sudah menggemari sejak lama. Berbagai cover lagu pun dibuat terutama yang memiliki nada yang bisa dinyanyikan oleh para pria. Chant-chant alias yel-yel penyemangat menjadi salah satu sisa koleksi tak berwujud yang masih dikoleksi para penggemar JKT48 seperti saya. Video klip mereka masih terus terputar dan bahkan ada yang memecahkan rekor jumlah pemutaran di You Tube.
Jadi, dengan berbagai pengalaman yang saya alami, maka saya memutuskan untuk tidak berhenti dalam menggemari JKT48. Selain rasa puas dan penuh, saya merasa dengan menggemari mereka, saya bisa lebih menghargai arti para wanita yang memang diciptakan untuk membuat para pria bahagia.
Sekian.