Taktiknya, jika bus ngetem lama di suatu terminal, maka ia akan tancap gas di jalan tol atau jalan lain yang bisa digunakan sebagai ajang adu balap. Tujuannya, bus tersebut bisa datang lebih dulu di titik yang ramai penumpang. Untuk jalur Malang-Surabaya sendiri, beberapa titik yang ramai penumpang adalah di Porong, Aloha, Pandaan, dan Sukorejo.
Nah, bus-bus yang keluar terminal hampir bersamaan akan mencoba bagaimana caranya agar bisa sampai di titik tersebut sehingga bisa mendapatkan penumpang sebanyak-banyaknya. Meski, penumpang di dalam bus tidak nyaman dan rawan sekali copet beraksi karena manuver bus yang tak terduga. Makanya, adu balap bus selain rawan kecelakaan juga rawan sekali digunakan para pencopet untuk mencari mangsa.
Agar manuver balapan bisa terlaksana baik, tak jarang bus pun melakukan tindakan berbahaya yang cukup tidak disukai penumpang. Apalagi kalau bukan masuk ke bahu jalan tol yang sangat dilarang. Sesuai  Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol disebutkan bahwa bahu jalan hanya boleh digunakan untuk hal darurat seperti kendaraan yang mogok dan sangat dilarang untuk digunakan sebagai spot menyalip kendaraan.
Hal yang paling membuat resah selanjutnya adalah gemar menaikturunkan  penumpang di pintu tol. Pada tulisan beberapa bulan lalu, saya sempat menyinggung masalah ini. Kini, masalah ini tetap saja terjadi. Ada saja penumpang yang menunggu di pintu tol dan melakukan request ke kernet bus agar diturunkan di pintu tol lain. Jadi, ia menganggap pintu tol adalah halte bus yang bisa digunakan untuk naik turun bus seenak hati.
Saya tidak tahu mengapa tindakan ilegal ini masih saja dibiarkan. Padahal, di dekat pintu tol sudah banyak CCTV dan petugas tol. Meski dari sisi penumpang tidak terlalu dirugikan, tetap saja jika ada kendaraan di belakang yang mengklakson keras, kegiatan ini juga membuat ngilu. Belum lagi jika ada kesalahpahaman antara para sopir yang membuat suasana semakin panas.
Hal terakhir yang bikin penumpang bus ekonomi jengkel adalah menurunkan penumpang tidak sesuai tujuan. Untunglah, saya belum pernah mengalami hal ini. Paling-paling dioper ke bus lain yang sudah tersedia jadi saya tak terkatung-katung di jalan.
Namun, pada sebuah video yang saya saksikan mengenai bus ekonomi yang kusut, ada sebuah bus yang sengaja menurunkan penumpang tidak sesuai tujuan. Padahal, penumpang tersebut telah diyakinkan bahwa ia naik bus sesuai tujuan. Saat bus tiba di suatu halte atau terminal, penumpang tersebut dipaksa turun. Meski terjadi adu mulut, para penumpang tak bisa berbuat banyak. Bus pun melaju ke tujuan lain berikutnya. Sungguh, jika kasus semacam ini masih terjadi, maka penumpang yang akan rugi.
Tidak semua bus ekonomi sebenarnya melakukan tindakan tadi. Bahkan, kini sudah banyak PO yang sengaja memasang CCTV di dalam bus untuk memantau pergerakan bus sepanjang perjalanan. Tulisan bahwa kenyamanan penumpang menjadi prioritas pun juga terpasang.