Kedua, bagi pihak kepolisian untuk bisa lebih arif dalam menangani kasus semacam ini. Para ojol yang tidak tahu menahu sebenarnya tidak bisa ditangkap begitu saja dan dijadikan tersangka. Meski akhirnya penetapan tersangka ini dibantah dan diganti menjadi saksi, tetapi akan ada trauma yang mendalam terutama dari sang driver dan keluarganya karena sudah mengalami pengalaman yang kurang baik. Trauma ini tidak akan bisa hilang dalam waktu singkat dan tentu akan berpengaruh pada aktivitas driver ojol sehari-hari.
Ketiga, pihak kepolisian harus mengusut tuntas siapa saja di balik penjual dan pembeli miras tersebut. Masalah tidak bisa clear begitu saja tanpa ada keterbukaan mengenai dalang di baliknya. Jika dibiarkan begitu saja, masyarakat akan takut terhadap kemungkinan korban baru, terutama dari pihak ojol. Jika ada oknum yang bermain, maka sudah sepantasnya diberikan sanksi tegas. Keterbukaan sangat diperlukan agar ada efek jera bagi peelaku.
Terakhir, peran pihak-pihak yang mengerti hukum sangat diperlukan dalam hal ini. Untunglah, pihak Gojek mau menyelesaikan dan sang driver mendapat ganti rugi. Masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai pasal-pasal yang bisa menjerat mereka dalam kegiatan jual beli secara daring. Â Untuk itulah, kekompakan masyarakat sangat dibutuhkan terlebih bagi mereka yang peduli terhadap kasus-kasus semacam ini.
Paling tidak, jika ada kasus semacam ini, masyarakat paham ke mana mereka harus melapor. Apakah ada institusi khusus yang bisa membantu mereka menangani kasus semacam ini? Apakah media sosial menjadi tujuan utama jika ketidakadilan dalam masyarakat terjadi? Tidak hanya itu, dengan ramainya kasus ini, kepercayaan masyarakat pada instutusi polisi akan semakin rendah. Lebih baik dan semoga tidak berurusan sama sekali dengan polisi sepanjang hidup.
Semoga kejadian ini tidak terulang lagi di mana pun. Driver ojol juga hanya berniat mencari nafkah. Jika ia memang benar dijebak oleh oknum tak bertanggung jawab, sungguh sebuah tindakan keji yang harus dihukum setimpal pada pelakunya. Â
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H