Pemanggilan rapor berdasarkan nomor urut absen juga pernah saya lakukan. Pemanggilan dengan cara seperti ini juga mempermudah wali kelas. Selain bisa diurutkan, juga menghemat untuk proses memasukkan nilai ke buku induk.
Pada masa sekarang, tentu penerimaan rapor tidak seperti dulu karena adanya pandemi. Banyak sekolah yang masih melakukan kegiatan ini melalui daring atau pertemuan zoom bersama. Namun, ada pula yang sudah melakukannya secara luring seperti dulu.
Sebenarnya, pengambilan rapor dengan adanya pandemi tidaklah harus bersamaan. Tidak harus mengumpulkan wali murid dalam satu tempat. Wali kelas bisa membagikan video arahan dari Kepala Sekolah melalui WAG kelas masing-masing. Wali murid bisa datang ke sekolah kapan saja asal masih dalam waktu yang ditentukan, semisal dua hari kerja.
Fleksibilitas semacam ini akan membuat wali kelas lebih leluasa dalam memberikan feedback sang siswa kepada wali murid tanpa terbebani dengan durasi waktu. Jalinan komunikasi pun akan semakin erat dan bisa meningkatkan prestasi belajar siswa di masa sulit ini.
Dengan fleksibillitas waktu dan komunikasi antara wali kelas dan wali murid, akan ada poin penting yang bisa digarisbawahi seputar siswa. Poin penting ini akan sangat berguna bagi guru kelas tingkat selanjutnya dalam memberikan treatment yang tepat pada siswa.Â
Misalkan, sebagai wali kelas 5, setelah berkomunikasi dengan para wali murid saat pembagian rapor, saya bisa mencatat dengan detail seputar karakter siswa saya selama satu tahun.
Nantinya, saya bisa memberikan catatan tersebut kepada guru kelas 6 agar bisa lebih baik dalam membimbing mereka. Jadi, saya tidak terburu waktu dan begitu saja menyerahkan siswa saya pada guru tingkat selanjutnya. Layanan pendidikan pun akan lebih baik karena ada keberlanjutan yang tak terputus dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya.Â
Jadi, apakah masih zaman memanggil nama siswa berdasarkan urutan peringkat nilai?
Kita diskusi yuk!