Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Masalah Transportasi Umum, Kado HUT Kota Surabaya yang Perlu Segera Teratasi

31 Mei 2021   07:40 Diperbarui: 1 Juni 2021   08:08 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini 31 Mei, Surabaya memperingati kelahirannya.

Kota Pahlawan ini sudah jauh berkembang pesat dibandingkan masa-masa sebelumnya. Pesatnya perkembangan Surabaya semakin tampak ketika kota ini dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini. Berbagai penghargaan pun didapat baik dari dalam dan luar negeri.

Sebagai warga luar kota yang sering singgah di Surabaya baik untuk transit kendaraan atau urusan lain, berbagai perkembangan pesat itu amat saya rasakan. 

Jika membandingkan saat saya mengunjungi Surabaya pada era 2000an, kondisinya jauh berbeda. Surabaya saat ini lebih sejuk, nyaman, tertib, dengan aneka fasilitas pendukung bagi warganya seperti lift JPO yang hanya ada di Surabaya.

Sayangnya, diantara berbagai kemajuan tersebut, Surabaya masih memiliki masalah pada transportasi umum. Kota ini masih belum memiliki ramuan yang tepat untuk menyediakan fasilitas transportasi umum yang murah dan nyaman. 

Belum ada transportasi yang terintegrasi, baik di dalam Kota Surabaya maupun dari kota-kota penyangganya.

Setiap saya pergi ke Surabaya, entah menggunakan kereta api maupun bus, ojek daring menjadi andalan saya untuk menuju tempat tujuan. Padahal, seringkali tempat tujuan saya masih berada di jalan protokol Surabaya yang semestinya masih bisa dijangkau oleh kendaraan umum.

Ojek daring yang merupakan pilihan utama sebenarnya bukanlah solusi yang tepat. Saya harus berjalan kaki cukup jauh untuk bisa memesan melalui aplikasi di zona yang dianggap aman. 

Dari Stasiun Wonokromo misalnya. Untuk bisa memesan ojek daring, saya harus berjalan kaki sejauh beberapa ratus meter menuju JPO Wonokromo.

Pun demikian jika saya baru datang dari Terminal Bungurasih. Saya harus berjalan hampir satu kilometer dari tempat parkir inap menuju titik penjemputan di sekitar pintu keluar bus. 

Ketika saya berjalan, berbagai tawaran dari ojek pangkalan terus berdatangan silih berganti. Tak jarang, tawaran tersebut cukup mengganggu karena sedikit memaksa. Meski saya tahu terminal ini masih berada di wilayah Sidoarjo, tetap saja peran dari transportasi Kota Surabaya masih cukup berpengaruh.


Harga yang harus saya bayar untuk sampai di tempat tujuan juga cukup mahal. Biasanya, saya harus merogoh kocek 20.000 rupiah dari terminal ini untuk menuju daerah Ketintang. 

Jika saya menuju daerah Tunjungan Plaza, maka saya bisa merogoh kocek hingga 35.000 rupiah. Harga yang jauh lebih mahal dibandingkan tarif bus AC Biasa Malang-Surabaya.

Meskipun mahal dan harus berjalan jauh, ojek daring masih menjadi pilihan saya. Ini tak lepas dari tidak beroperasinya lagi Bus Damri yang melewati rute dalam kota dari dalam terminal. 

Biasanya, saya menggunakan jasa bus ini yang saat sebelum Covid-19 dengan harga tiket 7.000 rupiah saja. Sejak menghilangnya bus ini dari peredaran, maka pilihan pun sebenarnya bisa menggunakan bus kota lain yang tidak ber-AC.

Salah satu penampakan bus bumel menuju dalam Kota Surabaya. - Dokumentasi Pribadi
Salah satu penampakan bus bumel menuju dalam Kota Surabaya. - Dokumentasi Pribadi
Sayang, kalau boleh jujur, saya menghindari bus ini karena cukup lama waktu ngetemnya. Kadang, penumpang yang sudah menunggu lama di dalam sebuah bus harus dioper ke bus lain dengan alasan jumlah penumpang tidak memadai untuk menutupi biaya solar. Alhasil, penumpang pun harus menunggu lama lagi hingga satu jam. 

Jika saya sedang diburu waktu, otomatis naik bus ini bukanlah pilihan. Belum lagi jika ada anak kecil yang meminta, para pengamen, atau pedagang yang silih berganti. Makanya, penumpang dari Malang kebanyakan tidak menggunakan bus tersebut dan lebih memilih naik ojek daring.

Sebenarnya, Pemkot Surabaya sudah menyediakan angkutan Suroboyo Bus yang nyaman dengan armada bus berwarna merah. Bus ini juga tampak sering hilir mudik melewati halte-halte khusus di Surabaya. 

Sayangnya, untuk bisa menggunakan bus ini, saya harus menyediakan paling tidak 5 sampah botol plastik medium untuk ditukar dengan kupon dan 1 tiket bus.

Menunggu bus berangkat dengan waktu cukup lama. - Dokumentasi Pribadi
Menunggu bus berangkat dengan waktu cukup lama. - Dokumentasi Pribadi
Usaha untuk mengurangi sampah plastik lewat metode ini amatlah bagus. Namun, bagi penglaju dari luar kota seperti saya, mengumpulkan dan membawa sampah plastik dari rumah adalah kegiatan yang kurang efisien. Belum lagi jika kita membawa barang lain seperti pakaian, maka tidak akan kepikiran untuk mengumpulkan sampah tersebut.

Kalau pun ada, paling-paling hanya satu atau dua buah yang diminum salama perjalanan. Barangkali, pihak Pemkota Surabaya bisa mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah botol sampah yang dipersyaratkan sebagai tiket Suroboyo Bus ini, terutama bagi penumpang dari luar kota. Misalkan hanya perlu satu atau dua botol medium saja.

Selain keefektivan, mereka juga tidak setiap hari menggunakan bus tersebut. Bisa dibayangkan berapa efisiensi penglaju dari luar kota yang berpindah dari ojek daring ke Suroboyo Bus ini. Tentu, akan mengurangi kemacetan di Kota Surabaya juga kan? 

Entah bagaimana pengaturannya, yang jelas bus ini sebenarnya bisa menjadi solusi transportasi dari luar kota menuju dalam kota Surabaya.

Alternatif transportasi lain menuju Kota Surabaya biasanya dilakukan dengan menyewa motor. Beberapa rekan saya melakukannya terutama jika harus mendatangi banyak tempat dalam satu hari. Cara ini dianggap lebih efektif untuk berpindah dari satu tempat ke tempay lain di Surabaya. 

Saya sendiri tidak pernah melakukannya karena bagi saya jalanan di Surabaya cukup membingungkan untuk mereka dari luar kota. Salah putar balik atau salah belok bisa-bisa kena tilang. Namun, bagi mereka yang sudah paham, cara ini bisa menjadi solusi.

Berbagai permasalahan transportasi di Kota Surabaya tersebut menjadikan beberapa alternatif solusi sering didengungkan untuk menyelesaikannya. Salah satunya moda LRT yang kini sudah ada di Jakarta dan Surabaya. 

Beberapa waktu lalu, muncul berita bahwa Wali Kota Surabaya saat ini -- Eri Cahyadi -- menyetujui pembangunan LRT yang menghubungkan Surabaya dengan Gresik dan Sidoarjo. Jika proyek ini terlaksana, tentu sebagai penglaju yang sering ke Surabaya saya merasa merupakan angin segar.

Dulu, Bu Risma juga pernah bermimpi untuk menghidupkan kembali trem Surabaya. Moda transportasi yang pernah jaya ini akhirnya kolaps pada tahun 1970an karena dimakan usia. Dengan kondisi jalan Surabaya saat ini, menghidupkan trem juga butuh tantangan lebih.

Salah satu cara untuk menyediakan transportasi massal juga pernah dilakukan lewat KA Komuter. KA ini berhenti di beberapa halte kecil di Kota Surabaya. Sayang, kini tak ada lagi kereta yang melewati halte tersebut. 

Berbagai halte yang dekat dengan pusat kegiatan warga itu pun kini mangkrak. Kalau saja KA komuter dengan frekuensi perjalanan yang cukup sering, maka masalah transportasi menuju dalam kota ini bisa sedikit teratasi.

Dalam waktu dekat ini, memperbaiki sarana bus kota sepertinya menjadi solusi utama menangani masalah transportasi umum di Surabaya. Peremajaan pun bisa dilakukan. Kalau pun tidak bisa, paling tidak memperbaiki waktu berangkat bus-bus tersebut agar penumpang bisa mendapatkan kepastian.

Semoga saja, dengan peringatan HUT Kota Surabaya ini, masalah transportasi umum bisa menjadi bahan perbaikan. Sayang jika kemajuan pesat kota ini belum diimbangi dengan penataan transportasi umum. 

Padahal, kota-kota lain sudah bergerak menata masalah ini dengan BRT yang melintasi wilayah kotanya atau moda transportasi umum lainnya. Dan pastinya, Surabaya tidak bisa berdiri sendiri tanpa melibatkan beberapa wilayah lain yang menjadi penyangganya.

Selamat Ulang Tahun Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun