Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Masalah Transportasi Umum, Kado HUT Kota Surabaya yang Perlu Segera Teratasi

31 Mei 2021   07:40 Diperbarui: 1 Juni 2021   08:08 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pesepeda berjajar rapi melintas di jalan protokol Surabaya. - Dokumentasi Pribadi


Harga yang harus saya bayar untuk sampai di tempat tujuan juga cukup mahal. Biasanya, saya harus merogoh kocek 20.000 rupiah dari terminal ini untuk menuju daerah Ketintang. 

Jika saya menuju daerah Tunjungan Plaza, maka saya bisa merogoh kocek hingga 35.000 rupiah. Harga yang jauh lebih mahal dibandingkan tarif bus AC Biasa Malang-Surabaya.

Meskipun mahal dan harus berjalan jauh, ojek daring masih menjadi pilihan saya. Ini tak lepas dari tidak beroperasinya lagi Bus Damri yang melewati rute dalam kota dari dalam terminal. 

Biasanya, saya menggunakan jasa bus ini yang saat sebelum Covid-19 dengan harga tiket 7.000 rupiah saja. Sejak menghilangnya bus ini dari peredaran, maka pilihan pun sebenarnya bisa menggunakan bus kota lain yang tidak ber-AC.

Salah satu penampakan bus bumel menuju dalam Kota Surabaya. - Dokumentasi Pribadi
Salah satu penampakan bus bumel menuju dalam Kota Surabaya. - Dokumentasi Pribadi
Sayang, kalau boleh jujur, saya menghindari bus ini karena cukup lama waktu ngetemnya. Kadang, penumpang yang sudah menunggu lama di dalam sebuah bus harus dioper ke bus lain dengan alasan jumlah penumpang tidak memadai untuk menutupi biaya solar. Alhasil, penumpang pun harus menunggu lama lagi hingga satu jam. 

Jika saya sedang diburu waktu, otomatis naik bus ini bukanlah pilihan. Belum lagi jika ada anak kecil yang meminta, para pengamen, atau pedagang yang silih berganti. Makanya, penumpang dari Malang kebanyakan tidak menggunakan bus tersebut dan lebih memilih naik ojek daring.

Sebenarnya, Pemkot Surabaya sudah menyediakan angkutan Suroboyo Bus yang nyaman dengan armada bus berwarna merah. Bus ini juga tampak sering hilir mudik melewati halte-halte khusus di Surabaya. 

Sayangnya, untuk bisa menggunakan bus ini, saya harus menyediakan paling tidak 5 sampah botol plastik medium untuk ditukar dengan kupon dan 1 tiket bus.

Menunggu bus berangkat dengan waktu cukup lama. - Dokumentasi Pribadi
Menunggu bus berangkat dengan waktu cukup lama. - Dokumentasi Pribadi
Usaha untuk mengurangi sampah plastik lewat metode ini amatlah bagus. Namun, bagi penglaju dari luar kota seperti saya, mengumpulkan dan membawa sampah plastik dari rumah adalah kegiatan yang kurang efisien. Belum lagi jika kita membawa barang lain seperti pakaian, maka tidak akan kepikiran untuk mengumpulkan sampah tersebut.

Kalau pun ada, paling-paling hanya satu atau dua buah yang diminum salama perjalanan. Barangkali, pihak Pemkota Surabaya bisa mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah botol sampah yang dipersyaratkan sebagai tiket Suroboyo Bus ini, terutama bagi penumpang dari luar kota. Misalkan hanya perlu satu atau dua botol medium saja.

Selain keefektivan, mereka juga tidak setiap hari menggunakan bus tersebut. Bisa dibayangkan berapa efisiensi penglaju dari luar kota yang berpindah dari ojek daring ke Suroboyo Bus ini. Tentu, akan mengurangi kemacetan di Kota Surabaya juga kan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun