Gelaran Miss Universe 2020 memang telah selesai sekitar seminggu lalu.
Andrea Meza asal Meksiko telah dinobatkan sebagai ratu sejagad menggantikan Zozibini Tunzi yang sudah sekitar 1,5 tahun menjabat. Meski banyak pihak mengatakan bahwa ajang ini penuh dengan settingan yang menguntungkan negara Latin, tetap saja Andrea mulai melaksanakan tugasnya dengan berkeliling beberapa media dan melakukan kegiatan seperti pemenang Miss Universe sebelumnya.
Akan tetapi, polemik ajang ini tidak menghilang begitu saja. Beberapa hari selepas ajang ini digelar, drama-drama yang kerap disaksikan oleh penikmat pageant mulai tampak. Drama tersebut bermula dari Miss Universe Bulgaria - Radinela Chuseva -- yang mengatakan bahwa Andrea tak pantas menyandang status sebagai Miss Universe.
Menurut Radinela, ada beberapa wanita yang jauh lebih pantas menyandang status tersebut. Demikian pula untuk para wanita yang masuk TOP 5. Menurutnya, ada beberapa wanita yang juga jauh lebih bisa dikatakan layak sebagai pemenang dan masuk jajaran TOP 5. Mereka adalah Miss Thailand, Miss Malaysia, Miss Kolombia, Miss Kosta Rika, dan Miss Kanada.
Tentu, statement Radinela ini menuai banyak pro dan kontra. Bagi yang pro, mereka menganggap Radinela cukup berani menyuarakan keanehan penjurian karena beberapa peserta yang lebih layak masuk Top 5 tetapi akhirnya terhenti di babak sebelumnya. Bahkan, beberapa peserta yang digadang-gadang memperoleh placement tinggi -- semisal Afrika Selatan dan Romania -- malah unplaced alias gagal maju ke babak selanjutnya.
Kotroversi perhelatan ini tidak sampai di situ saja. Ada sebuah rumor yang mengatakan bahwa gaun dari Miss Puerto Rico -- Estefania Soto -- mengalami kerobekan. Estefania mulanya tidak terlalu menanggapi hal ini. Namun, beberapa waktu belakangan akhirnya ia mengonfirmasi bahwa berita tersebut benar adanya.
Menurut Estefania, gaun itu mengalami kerusakan pada bagian pundak. Untungnya, ia dan tim dari Miss Universe Puerto Rico memiliki gaun cadangan. Meski akhirnya ia tetap menggunakan gaun utama yang banyak orang menyebutnya mirip dengan daun pisang tersebut.
Apa yang dialami oleh Miss Puerto Rico ini kemudian menjadi bahan yang ramai diperbicangkan. Isu bahwa perusakan dan sabotase terhadap para peserta yang dianggap berpeluang besar memenangkan kontes ini semakin santer. Terlebih, Miss Puerto Rico juga kerap masuk jajaran hotpicks alias yang diunggulkan menjadi Miss Universe tahun ini meski akhirnya hanya sampai di babak 10 besar saja.
Nah, isu perusakan gaun para peserta semakin santer ketika Miss Bolivia -- Lenka Nemer D'rpic - secara gamblang bercerita kepada salah satu pemerhati pageant asal Kolombia, Acero Diego. Peraih penghargaan khusus impact award Miss Universe 2020 ini membeberkan bahwa gelaran kontes kecantikan tersebut pada tahun ini penuh kejahatan dan intrik yang sangat mengerikan.
Selain rusaknya gaun Miss Puerto Rico, ada juga kerusakan pada beberapa kostum nasional. Sayang, Lenka tidak merinci kostum nasional mana saja yang rusak. Salah satu kostum nasional yang tampak rusak adalah milik Miss Australia -- Maria Thattil. Gerakan baling-baling pada sayap black swan yang dikenakan Maria tidak bisa berputar seperti yang ia tampilkan pada sebuah TV Australia. Namun, kerusakan tersebut diduga karena masalah pengiriman dan bukan karena sabotase.
Sabotase yang dipaparkan Lenka adalah pemberian minyak pelumas pada high heels Miss Peru, Janick Maceta. Akibat dari pemberian minyak ini, Janick harus sedikit tergelincir pada babak preliminary competition. Untung saja, tindakan jahat tersebut tidak membuat langkah Janick terhenti. Wanita yang pernah mengikuti kontes Miss Supranational 2019 itu malah menjadi juara ketiga dan banyak yang menganggap ia lebih layak menjadi Miss Universe tahun ini.
Lalu, siapa yang melakukan kejahatan tersebut?
Tidak ada yang tahu. Para peserta pun tidak ada yang berani melaporkannya kepada pihak Miss Universe Organization (MUO). Ia juga menganggap MUO sebenarnya tahu siapa-siapa saja yang ada di balik sabotase tersebut. Hanya saya, ia tidak bisa mengatakan lebih dan hanya yakin bersaksi bahwa ia melihat berbagai sabotase tersebut.
Pergunjingan dan bola panas pun mengalir. Banyak penggemar pageant sangat menyayangkan akan hal ini terlebih setelah sempat tetunda, akhirnya ajang ini digelar. Tidak hanya itu, dengan munculnya rumor sabotase ini, malah membuat posisi Miss Universe berada di bawah Miss Grand International sebagai pageant terbaik. Beberapa analis pageant menempatkan MGI di atas MU dari berbagai sisi. Jika boleh jujur, MGI lebih sportif dalam memilih para pemenang yang memang benar-benar layak. Pun dengan kualitas pertanyaan di babak 5 besar, MGI juga memberikan pertanyaan jauh lebih berbobot.
Apakah sabotase semacam ini baru saja terjadi?
Tentu saja tidak. Dari beberapa cerita Puteri Indonesia yang berlaga di Miss Universe, sabotase semacam ini kerap terjadi. Salah satu yang paling nyata dituturkan oleh Agni Pratista, Puteri Indonesia 2006 yang berlaga di Miss Universe 2007.
Saat itu, ia bercerita bahwa gaun dari Miss Italia tiba-tiba berubah warna dari putih bersih menjadi kecoklatan. Setelah dicek, ternyata ada tanning (pewarna) yang sengaja disemprotkan ke gaun tersebut. Padahal, sesuai peraturan, tidak boleh ada benda yang bisa menodai gaun di ruangan penyimpanan tersebut semisal makanan dan minuman. Sabotase ini tidak terlacak siapa pelakunya dan Miss Italia harus menelan pil pahit mengenakan gaun yang warnanya sudah berubah tersebut pada babak preliminary.
Hal senada juga dituturkan oleh Putri Raemawasti saat ia melihat dengan jelas ada baju renang peserta yang hilang saat mengikuti Miss Universe 2008. Hilangnya baju renang ini malah menyulut ketegangan beberapa peserta karena berebut baju renang. Memori sabotase ini juga membekas pada dirinya.
Isu sabotase juga pernah dialami Puteri Indonesia 2019 Frederika Alexis Cull. Gaun emas yang dikenakan saat akan tampil di babak 10 besar robek pada bagian bawah. Sobekan gaun itu juga terihat aneh karena miring yang bisa jadi sengaja disobek. Fred tidak mau berspekulasi lebih jauh. Ia hanya tidak habis pikir mengapa gaun tersebut bisa sobek padahal hanya ia tinggal sebentar di belakang panggung. Ia juga menjaga gaun itu amat hati-hati dan sengaja menaruhnya dalam sebuah koper khusus agar tidak rusak.
Berbagai isu dan rumor yang mewarnai perhelatan Miss Universe tahun ini memang sangat disayangkan. Sebagai penikmat pageant, suguhan kompetisi yang ketat memang menjadi keasyikan tersendiri. Namun, jika hal itu terciderai oleh hal-hal kurang baik, maka antusiasme pun menjadi berkurang. Tidak hanya itu, sebenarnya jalinan persahabatan yang terjadi antara para kontestan menjadi hal yang lebih ditunggu. Jalinan tersebut akan lebih berharga dibandingkan sekadar perebutan mahkota.
Entah bagaimana MUO menanggapi hal ini. Atau apakah isu sabotase semacam ini kembali terjadi pada perhelatan Miss Universe ke-70 yang sedianya digelar akhir tahun ini? Semoga menjadi pembelajaran bagi MUO agar meningkatkan kemanan ketika kompetisi berlangsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H