Lega akhirnya kantong bisa penuh. Alemong, kayak lomba niup balon ya wak. Dokumen Pribadi
Setelah menyerahkan kantong Genose, maka kita tinggal menunggu nama kita dipanggil oleh petugas. Ada beberapa petugas yang melakukan analisis sampel Genose ini. Sayangnya, di Stasiun Malang ini beban kerja mereka tumpang tindih. Selain melakukan analisis sampel, mereka juga bertugas memanggil nama calon penumpang yang hasil analisisnya sudah keluar. Apesnya, kadang calon penumpang tersebut banyak yang belum ready alias menghilang entah ke mana. Jadi, mereka harus beberapa kali memanggil nama calon penumpang. Dan tentunya, disambi menganalisis kantong berisi udara.
Petugas yang melakukan analisis sampel sekaligus memanggil nama calon penumpang dan memandu mereka. Dokumen Pribadi
Tidak hanya itu, kadang mereka juga harus memandu calon penumpang yang kesulitan membuka pengunci kantong berwarna biru tersebut. Tak jarang, calon penumpang benar-benar kebingungan ketika mereka sudah meniup dengan ekstra keras tetapi kantong tak juga mengembang. Alhasil, petugas tersebut mendapatkan job tambahan memandu calon penumpang.
Sebenarnya, petunjuk untuk menggunakan kantong Genose sudah ada. Sayang, petunjuk ini tidak banyak dipahami oleh para calon penumpang terutama mereka yang baru pertama kali melakukan tes ini. Kesulitan utama tentu terjadi saat membuka dan menutup kunci kantong. Untuk itulah, sebenarnya perlu satu petugas tambahan yang khusus memandu calon penumpang sambil memanggil mereka yang hasilnya sudah diketahui.
Alhamdulillah, tes Genose saya hasilnya negatif. Kalau ditotal, ini tes keempat covid saya. Dua kali tes anti bodi saya lakukan saat awal-awal covid dulu dan sekali saat saya ingin swab antigen gegara sakit batuk tak berkesudahan. Hanya perlu 30 menit mulai mendaftar dan menunjukkan kode booking hingga mendapatkan hasil. Waktu yang hampir sama jika kita memilih tes antigen.
Alhamdulillah negatif. Siap berangkat ke Ilo- Ilo city nih wak. Dokumen Pribadi
Saya tak kunjung pulang karena ingin "nganyari" alias unboxing Stasiun Malang yang baru saja diresmikan. Sebenarnya, bangunan ini hampir sama dengan bangunan stasiun lain. Hanya saja bentuknya seperti bandara dan ruang kedatangan serta ruang tunggu lebih luas. Sayang, tempat duduknya masih belum banyak terpasang.
Alemong, berasa di bandara ya wak. Dokumen Pribadi
Banyak calon penumpang yang duduk di selasar atau bergerumbul di sekitar pintu kedatangan. Beberapa kedai makanan juga belum buka. Tidak hanya itu, meski pengelolaan parkir sudah rapi lantaran diambil alih oleh PT Reska, tetapi untuk sementara waktu belum bisa digunakan untuk parkir inap motor. Padahal, parkir menginap sangat ditunggu banyak pengguna karena membantu ketika mendapatkan jam kedatangan dari luar kota pada dini hari.
Masih banyak tenant makanan yang belum buka. Dokumen Pribadi
Oh ya, antara Stasiun Malang sisi timur dan sisi barat ini dihubungkan oleh jembatan. Namun, saya tidak tahu apakah jembatan ini sudah buka. Kalau saya lihat, penumpang masih menggunakan terowongan bawah tanah yang sering digunakan untuk berpindah peron. Ini lantaran kereta saya berangkat dari Surabaya sehingga tidak berangkat dari sisi stasiun baru ini.
Barangkali ada pembaca yang tahu atau pernah menggunakannya. Cerita yuk!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Otomotif Selengkapnya