Tanggal 8 April kemarin adalah hari spesial bagi penggemar dan pelaku kontes kecantikan.
Pasalnya, pada hari tersebut diperingati sebagai hari kontes kecantikan internasional atau International Pageant Day. Banyak pelaku dan penggemar pageant pun berlomba-lomba mengunggah foto terkait hari spesial yang tidak diketahui oleh banyak orang tersebut.
Perayaan hari kontes kecantikan internasional pada tahun ini cukup spesial. Pasalnya, dalam masa pandemi covid-19, kontes kecantikan sedang berada dalam kondisi yang kurang baik. Sama halnya dengan perhelatan lain yang seakan sulit untuk bisa bertahan, banyak pihak yang bertanya apakah saat ini dimungkinkan untuk dilakukan pergelaran tersebut.
Larangan akan kerumunan dan berkegiatan yang mengumpulkan banyak orang menjadi salah satu alasannya. Pembatasan perjalanan luar negeri dan sederet kebijakan banyak negara terkait pandemi ini juga membuat kontes kecantikan seakan berada di ujung tanduk.
Namun, prediksi akan meredupnya kontes kecantikan ternyata tidak sepenuhnya benar. Beberapa kontes kecantikan masih berhasil dilakukan di tengah berbagai keterbatasan. Terakhir, gelaran Miss Grand International 2020 yang berlangsung di Thailand cukup sukses dihelat dengan meriah. Bahkan, kontes ini begitu menarik perhatian masyarakat dunia karena digelar dengan panggung yang spektakuler tanpa adanya klaster penyebaran covid-19. Miss Grand Internatioanal (MGI) pun disebut-sebut sebagai pageant percontohan bagi pageant lain yang akan melangsungkan gelarannya pada masa pandemi ini.
Meski demikian, masih banyak pihak yang menganggap bahwa kontes kecantikan adalah kegiatan yang cenderung membahayakan. MGI boleh saja menampilkan pagelaran yang luar biasa, tetapi tidak demikian halnya dengan Miss Eco International (MEI). Gelaran pageant yang diadakan di Mesir ini menjadi cemoohan karena terjadi klaster penularan covid antara panitia dan peserta. Penularan terjadi karena salah seorang panitia tidak jujur bahwa ia sedang terkena covid-19. Lantas, ia menulari panitia dan peserta lain hingga beberapa national director mengecam ajang ini dan mengancam tidak akan mengirimkan wakilnya pada tahun mendatang.
Dua kontradiksi gelaran pageant tersebut adalah salah satu contoh nyata bahwa pageant layaknya dua mata sisi uang. Ada sisi ketika ia dapat menjadi percontohan dan ada sisi lain ketika ia tak layak untuk diikuti. Dua sisi itu bergantung juga kepada bagaimana cara kita sebagai penikmat pageant mengambil sisi positif dan negatif dari pageant yang kita saksikan. Bagi pelaku pageant, dua sisi ini juga bermakna mengenai sisi perjuangan yang  mereka lakukan demi kehidupan yang lebih baik. Atau, potensi keuntungan singkat yang menjadi patokan sehingga tujuan pageant yang dilakukan tidak lagi tercapai.
Suka atau tidak, dunia pageant kini sudah sangat jauh berbeda jika dibandingkan beberapa tahun lalau atau saat awal kegiatan pageant tersebut digelar. Jika dahulu pageant hanya sebatas serah terima mahkota, adu cerdas menjawab di atas panggung, dan tur para pemenang, kini dunia pegant tidaklah sesempit itu.
Pageant telah menjelma menjadi sebuah industri besar yang mempekerjakan banyak orang. Mulai perancang busana, penata rambut, fotografer, penata koreo, dan sederet pekerjaan lain pun bergantung pada pageant. Berbagai pekerjaan tersebut pun beradu dalam panggung pageant yang akan memperlihatkan seberapa hebat mereka dalam mempersiapkan penampilan sang ratu.
Sebagai contoh kembali, kontes Miss Grand International 2020 adalah salah satu parameter keberhasilan dari berbagai pekerjaan yang mendukung kontes kecantikan tersebut. Masih ingatan di dalam pikiran kita bagaimana Aurra Kharisma -- wakil Indonesia di ajang tersebut -- mendapatkan banyak pujian karena mengenakan berbagai busana yang sangat elegan dan pas sesuai karakternya.