Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Revitalisasi Kayu Tangan Malang, Perampasan Hak Pengguna Jalan di Balik Proyek Penyelamatan Kawasan Bersejarah

10 November 2020   06:43 Diperbarui: 10 November 2020   06:46 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak yang masih belum tahu adanya proyek ini. - @infomalang

Warga Kota Malang kembali dipusingkan dengan proyek pembangunan yang terjadi di kotanya.

Belum rampung Jembatan Kedungkandang yang membuat bagian selatan timur kota menjadi macet setiap hari, kini warga kota harus kembali menelan realita bahwa ada kawasan yang berpotensi mengalami kemacetan. Kawasan ini adalah Kayu Tangan yang merupakan salah satu kawasan di jantung Kota Malang.

Rencananya, pada November hingga Desember 2020 ini, Pemkot akan merevitalisasi kawasan yang memiliki banyak bangunan bersejarah ini. Di sana, Pemkot akan membangun pedestrian sepanjang Jalan Basuki Rahmad dan beberapa jalan lain yang masih menjadi kawasan tersebut.

Pembangunan ini sebenarnya akan berdampak positif. Kawasan Kayu Tangan yang dulu menjadi ikon Kota Malang dengan berbagai bangunan lawasnya kini memang seperti mati suri. Selain banyak bangunan yang tidak lagi difungsikan, beberapa bentuk bangunan pun sudah dirombak dari asalnya.

Gaya art deco yang menjadi ciri khas bangunan di Kayu Tangan kini hanya bisa dihitung dengan jari. Para pemilik bangunan pun mulai mengganti arsitektur bangunan dengan model bangunan masa kini. 

Tidak hanya itu, pada sebuah bangunan yang masih berasitektur lawas, sang pemilik malah memasang iklan rokok berukuran besar yang cukup mengganggu. Tentu, berbagai perubahan ini pun membuat Kayu Tangan sudah kehilangan ruhnya sebagai kawasan cagar budaya di Kota Malang.

Revitalisasi yang akan dilakukan memang akan membuat kawasan ini akan kembali cantik. Dampaknya terhadap pariwisata pun akan bisa positif layaknya kawasan cagar budaya di kota lain. Kota Lama Semarang misalnya. 

Walau begitu, rencana pembangunan ini tidak serta merta diterima oleh masyarakat Kota Malang. Terlebih, bagi mereka yang kerap menggunakan jalan di sekitar Kayu Tangan dan menggantungkan hidup dari sana.

Ini terjadi akibat rencana pembangunan ini harus menutup ruas Jalan Basuki Rahmat dan beberapa jalan lain yang menjadi jalan utama di Kota Malang. Tidak tanggung-tanggung, ruas jalan yang rencananya akan ditutup adalah jalan penghubung Surabaya, Malang, dengan Blitar. 

Jalan ini pun juga menjadi akses warga kota dari utara ke selatan atau sebaliknya. Pendek kata, tanpa jalan ini bisak dikatakan Kota Malang akan bisa lumpuh.

Warga pun banyak yang menolak. Mereka mempertanyakan apa urgensi pembangunan kawasan ini di tengah pandemi covid-19 yang tengah melanda. Mengapa Pemkot tidak berfokus pada penanganan wabah ini yang belum juga usai dan membantu proses pemulihan ekonomi warga yang kini sedang mengalami resesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun