Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Revitalisasi Kayu Tangan Malang, Perampasan Hak Pengguna Jalan di Balik Proyek Penyelamatan Kawasan Bersejarah

10 November 2020   06:43 Diperbarui: 10 November 2020   06:46 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalanan pun tampak merah pada Google map yang berarti kemacetan parah tidak hanya terjadi di sekitar jalan yang ditutup. Ekor kemacetan sampai ke berbagai sudut kota.

Melihat hal ini, sebaiknya Pemkot membuat uji coba terlebih dahulu selama beberapa hari sebelum ditutup total. Jika nantinya ada berbagai halangan yang membuat aktivitas warga semakin terganggu, maka alangkah baiknya jika penutupan itu dilakukan secara bertahap. 

Misalkan penutupan dilakukan pada salah satu bagian jalan dahulu dan fokus pengerjaaan dilakukan pada bagian tersebut. Jika sudah rampung, maka bagian jalan yang lain bisa ditutup untuk kegiatan pembangunan selanjutnya.

Walau akan memberikan dampak positif yang besar, tetapi dari hati yang paling dalam, sebagai warga kota, sebaiknya pemkot tetap fokus pada berbagai permasalahan yang tengah terjadi. 

Selain pandemi, penataan gorong-gorong sebagai persiapan puncak musim hujan juga sebaiknya menjadi prioritas. Masalah parkir liar yang hingga kini belum juga mendapatkan solusi juga tidak bisa dipungkiri masih menjadi momok.

Bagi warga kota, taman yang cantik tidak akan ada artinya jika masalah dasar perkotaan tetap ada dan cukup mengganggu. Toh kini wisatawan dari mancanegara masih belum bisa bebas masuk ke Indonesia. 

Jika tujuan revitalisasi ini untuk menjaring mereka, rasanya untuk saat ini kegiatan ini masih sia-sia. Dan jika masih tetap dilanjutkan tanpa banyak solusi taktis mengenai kemacetan dan hambatan aktivitas ini, rasanya Pemkot telah berhasil merampas hak warga kota untuk menggunakan fasilitas vital bagi mereka.

Yang membuat miris, opsi penutupan jalan ini dilakukan tepat pada momen Hari Pahlawan. Momen seharusnya ada kemudahan bagi banyak orang sesuai jiwa pahlawan tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Apakah Momen Hari Pahlawan memang hanya sekadar seremonial saja?

Jika ada pihak dari pemerintah pusat yang bisa berwenang menghentikan proyek dengan penutupan jalan ini, melalui tulisan ini sebagai representasi warga Malang saya amat memohon dengan sangat untuk berbuat. Jiwa kepahlawanan kalian secara nyata sedang dibutuhkan.

Salam.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun