Selain membahayakan, kegiatan ini juga mengganggu kelancaran lalu lintas di sekitar terminal. Bus lain yang akan keluar pun menjadi terhambat dan kendaraan lain yang melewati jalan poros di sekitar terminal juga terkena kemacetan parah.
Pengalaman terakhir masih saya alami ketika bus yang saya naiki dari Terminal Purabaya Sidoarjo berhenti cukup lama di pintu terminal. Yah saya memang sadar bahwa saat itu penumpang di dalam bus tersebut masih belum separuh.Â
Bisa jadi, kernet dan sopir bus mengejar target setoran lantaran saat itu malam Minggu. Waktu yang biasanya ramai oleh pekerja asal Malang untuk kembali ke rumah.
Praktis, bus pun diminta segera berangkat oleh petugas. Tapi karena ada beberapa bus lain di depan bus yang saya naiki, bus itu pun jug tetap berhenti.Â
Petugas tersebut terus berusaha meminta sopir bus segera menjalankan kendaraannya tapi tak digubris. Ia sampai bingung dan tak bisa berbuat apa-apa karena memang sendirian.
Akhirnya, saya mendengar suara keras dari dalam terminal agar bus-bus tersebut segera pergi dengan peringatan sanksi dan tetek bengeknya. Dengan cara seperti itu, bus-bus yang bandel itu pun akhirnya berangkat termasuk bus yang saya tumpangi. Saya mulai lega dan berpikir akan bisa segera pulang karena sebentar lagi akan masuk pintu tol.
Ternyata, dugaan saya salah. Beberapa meter sebelum pintu tol, eh bus berhenti di bawah sebuah fly over. Ternyata, di sana sudah banyak calon penumpang yang menunggu bus yang saya naiki. Lantaran masih banyak bangku yang kosong dan memang ada hubungan simbiosis mutualisme, maka bus pun berhenti.Â
Padahal, larangan berhenti dan menaikturunkan penumpang terpampang jelas. Tempat tersebut pun merupakan jalur cepat kendaraan yang akan memasuki pintu tol.
Lewat mana? Kok ya kepikiran. Saya lihat sekeliling sudah bau-bau jalan tol yang sepertinya sulit dilalui manusia dengan berjalan kaki atau naik motor.Â
Bisa saja mereka adalah pekerja jalan tol yang memang akan pulang atau pekerja dari daerah lain yang diturunkan rekannya di tempat itu untuk naik bus. Tempat ini memang sering dijadikan tempat ngetem bus yang memiliki tiket biasa alias kelas ekonomi.