Pandemi covid-19 benar-benar membuat saya mengerti arti dari sebuah investasi.
Investasi yang berarti penanaman sesuatu yang berguna ini menjadi penting karena saya tak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Jika tak tahu kapan akan berakhir, maka secara otomatis saya juga tak tahu kapan akan berjalan normal kembali. Bisa-bisa tahun depan, dua tahun lagi, atau entah. Untuk itu, persiapan berupa barang atau hal lain amat perlu dilakukan.
Investasi Emas dan Tabungan
Sejak pandemi mewabah, saya benar-benar mengerem pengeluaran. Jika biasanya rajin menggunakan dana dalam tabungan untuk berburu cashback dompet digital di Mall, kini kegiatan itu tak bisa saya lakukan. Dana pun lebih banyak mengendap dalam tabungan dan beberapa diantaranya saya gunakan untuk menabung emas di pegadaian.
Namun, saya masih menyimpan beberapa cadangan dana di tabungan sebagai jaga-jaga jika ada kebutuhan mendesak. Semisal, ketika saya sakit atau harus menjalani rapid test. Biaya berobat dan tes kesehatan yang tak sedikit membuat saya juga menggunakan dana cadangan sebagai jaga-jaga.
Saya berpikir jika pada saatnya nanti pasti ada keuntungan yang saya dapatkan jika mulai sekarang rajin menabung. Toh sekarang segala bentuk kemewahan seperti nongkrong di Mall atau melakukan wisata keluar kota juga tak bisa dilakukan leluasa. Maka, satu-satunya cara ya berhemat.
Selain itu, saya mulai membeli barang yang lebih tahan lama. Entah pakaian atau barang lain agar bisa saya gunakan dalam jangka panjang. Meski sepele, kegiatan membeli barang tahan lama ini penting agar kita tak lagi mengeluarkan uang untuk membeli barang tersebut. Kan sayang kalau tiap bulan atau tiap tahun kita selalu membeli barang karena sering rusak walau harganya lebih murah. Ini juga termasuk investasi penting dalam masa pandemi.
Investasi Pengetahuan dan Keterampilan
Inavestasi yang tak kalah penting adalah mengenai keterampilan dan pengetahuan. Dengan fenomena kelas daring, kini saya bisa mencari kelas-kelas khusus yang sesuai bakat dan minat saya. Kelas ini menjadi pemicu saya untuk tetap semangat belajar walau tak di bangku kuliah. Meski harus berbagi waktu dengan pekerjaaan, setidaknya kini ada dua kelas yang saya ikuti secara konsisten, yakni kelas jurnalistik dan kelas Bahasa Tagalog.
Saya ikut kelas jurnalistik dari sebuah platform digital beberapa minggu yang lalu dan  lumayan dapat banyak ilmu. Ada beberapa konsep penulisan jurnalistik yang sebelumnya belum saya ketahui dan cara mengelaborasi tulisan kita agar lebih baik.
Kelas Bahasa Tagalog sendiri saya dapatkan dari grup FB yang saya ikuti. Mulanya admin grup hanya membuat WAG khusus bagi mereka yang ingin belajar. Karena banyaknya peminat, maka kelas pun dilakukan melalui zoom dan Google Classroom. Sayangnya, waktu yang tidak tepat membuat saya harus absen beberapa kali.