Ketika memasuki masa remaja dan dewasa, tidak semua di dalam kehidupan akan menyenangkan seperti halnya masa anak-anak yang banyak bermain. Tantangan -- istilah dalam kehidupan -- itu sudah biasa. Makanya, Papa T Bob meneruskannya untuk bercanda dan tertawa hingga tidak terasa perjalanan sudah sampai di sekolah.
Ketika tantangan itu dilaksanakan dengan senang hati, maka kesulitan pun tidak akan terasa dan kita akan sampai pada tujuan kita. Ah, itu biasa, tidak perlu overthingking jika kesulitan muncul dalam hidup.
Dalam meramu liriknya, Papa T Bob juga sering menyuguhkan pengalaman kehidupan yang sering dialami oleh anak-anak. Lagu Semua Mencium adalah salah satunya.
Lagu yang dinyanyikan oleh 3 anak manis ini menceritakan betapa gembiranya seorang anak yang mendapat hadiah karena bisa naik kelas. Sesuatu hal yang luar biasa dialami oleh generasi 90an saat itu. Lantaran, naik kelas bukanlah perjuangan mudah. Tidak seperti masa sekarang yang hampir pasti setiap anak akan naik kelas.
Semua Mencium mengajarkan bagaimana senangnya jika anak melakukan tugasnya dengan baik. Tidak hanya hadiah, tetapi juga kebanggaan. Dalam sisi yang berbeda, saat anak tidak mengerjakan tugasnya dengan baik, maka hukuman pun didapat.
Lagu Jangan Marah yang didendangkan kembali oleh Trio Kwek-Kwek adalah contoh nyatanya. Malas dan melanggar peraturan sekolah membuat orang dewasa akan marah.
Dulu, ketika kecil, mungkin anak-anak 90an kerap bertanya, kenapa sih orang dewasa suka marah dari Senin sampai Sabtu. Apa tidak capek?
Saat dewasa, kala mereka sudah berputra atau pun mengajar, rasanya tidak hanya amarah saja yang ingin diberikan pada anak. Namun, ketika mengingat lagu Jangan Marah, rasanya kemarahan adalah cara terbaik untuk menghukum anak jika mereka melakukan kesalahan dan tentunya memintanya tidak mengulanginya. Daripada menghukum fisik yang akan membekas, hukuman memarahi jauh lebih bisa dipilih.
Meski demikian, dalam lagu tersebut, ada satu hari saat orang dewasa tidak boleh marah. Yakni hari Minggu. Hari ketika anak-anak generasi 90an merayakan kebebasannya dengan marathon melihat kartun di TV dari pagi sampai siang. Hari itu anak-anak diberi kebebasan untuk tidak segera mandi, tidak segera bangun dari tempat tidur, dan lain sebagainya.
Papa T Bob bisa mengemas apik apa yang dialami oleh Generasi 90an untuk bisa "me time" sejenak dari tugas sehari-hari. Makanya, bukan hal yang aneh lagi saat mereka dewasa, rasanya sulit untuk mengganggu mereka dari "me time" saat hari Minggu. Termasuk saya sekalipun.
Saat tidak mau mengerjakan apa pun urusan pekerjaan yang sudah dilakukan selama weekdays. Lewat lagu itu, Papa T Bob juga membentuk mental anak-anak generasi 90an yang tahan banting jika dimarahi. Dulu, hukuman marah, entah di rumah atau di sekolah adalah hal biasa.