Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menengok Gempita Persatuan Warga Filipina dalam Perhelatan Kontes Kecantikan

9 Juli 2020   09:29 Diperbarui: 9 Juli 2020   09:36 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ribuan bahkan mungkin ratusan ribu warga sudah memadati jalanan di sekitar Araneta City, sebuah kompleks olahraga dan eksebisi di Quezon City, Metro Manila. 

Tak hanya di pinggir jalan, ada banyak warga yang sampai naik ke atap bangunan, jembatan penyeberangan, atap mobil, bahkan ada yang sengaja berdiri di atap bus. Tua muda, pria wanita, semua berkumpul jadi satu. 

Bukan sang Presiden Fiipina yang mereka tunggu tetapi salah satu pahlawan nasional masa kini yang baru saja bertanding di ajang kontes kecantikan internasional.

Ia adalah Catriona Gray, Miss Universe 2018 yang untuk kali keempat bagi negaranya berhasil meraih mahkota paling bergengsi itu. Euforia warga ini adalah puncak dari euforia sebelumnya saat mereka semua melakukan nonton bersama malam final Miss Universe 2018. Ini hampir sama ketika Timnas Indonesia bertanding atau saat Tim Bulu Tangkis Indonesia sedikit lagi meraih medali emas di olimpiade musim panas atau Thomas Cup.

Satu negara seakan terhenti. Satu Filipina seakan berharap dan akhirnya penantian panjang itu berbuah manis. Teriakan dan jeritan serta lambaian bendera Filipina berkibar di mana-mana. Padahal, itu bukan hari kemerdekaan atau ada atlet mereka yang berlaga.

Catriona melambaikan tangan dan menari menyapa warga yang menunggunya. YT Araneta City/ Sc Pribadi
Catriona melambaikan tangan dan menari menyapa warga yang menunggunya. YT Araneta City/ Sc Pribadi
Negeri ini memang negeri basket, tinju, kontes kecantikan. Ketika tiga perhelatan itu digelar, maka semua kegiatan warga akan terhenti. Kontes kecantikan sama pentingnya dengan tinju dan basket. Dan kontes kecantikan di "negara atas Sulawesi" ini jauh lebih penting dibandingkan sepakbola.

Tradisi dan obsesi kontes kecantikan memang amat kuat di Filipina. Jika di Indonesia sudah ada semacam pelatihan intensif bagi anak-anak yang berbakat dalam bulu tangkis, maka di Filipina hal serupa juga ada dalam dunia kontes kecantikan. 

Dalam beauty camp yang dilakukan oleh banyak kalangan, kegiatan pelatihan ini akan membantu transformasi calon peserta yang memang tertarik mengikuti pageant.

Salah satunya adalah Flores Beauty Camp yang sudah eksis sejak 1996 dalam mengubah penampilan calon peserta. Dengan slogan "For Crown For Country", sudah banyak peserta kontes kecantikan yang berhasil menjebol kesuksesan di  berbagai ajang.

Dengan mengikuti pelatihan di beauty camp tersebut, banyak calon peserta yang rela meninggalkan pekerjaan, sekolah, dan keluarga demi bisa fokus mencapai apa yang mereka inginkan. Tak hanya mereka yang sudah matang secara usia saja, mereka yang masih belia, seperti remaja berusia 15 tahun pun sudah banyak yang bergabung. Pelatihan pun dilakukan selama enam hari seminggu dari pagi hingga malam.

Lalu, apa saja yang dilakukan dalam pelatihan beauty camp tersebut?
Segala aspek yang berhubungan dengan penilaian kontes kecantikan yang menjadi patokan. Mulai dari berlatih berjalan di atas catwalk, olahraga menjaga kebugaran dan ketahanan fisik, berlatih berbicara di depan umum (public speaking), berlatih menjawab pertanyaan laiknya penjurian sungguhan, hingga yang tak boleh ketinggalan adalah berlatih menggunakan make up dengan cepat, tepat, dan menarik.

Beberapa wanita berlatih catwalk di sebuah beauty camp. - emairates news
Beberapa wanita berlatih catwalk di sebuah beauty camp. - emairates news
Tentu, kegiatan ini membutuhkan biaya yang tak sedikit. Tetapi, ada juga calon peserta yang dibiayai secara gratis oleh pemerintah daerah. Terutama, bagi mereka yang berhasil memenangkan kontes kecantikan lokal dan akan maju ke tingkat nasional.

Tak hanya itu, banyak sekali donator yang rela mendonasikan dana demi pengembangan pelatihan semacam ini dalam jumlah yang tak sedikit. Entah dari pemerintah atau pun dari sektor swasta. Bentuk pelatihan semacam ini memang sangat berkembang dalam dua dekade terakhir.

Sebelumnya, para peserta kontes kecantikan asal Filipina menjalani training di beberapa negara latin seperti Venezuela dan Kolombia yang sudah lama eksis. Kini, Filipina pun menjadi salah satu pusat pelatihan kontes kecantikan. Beberapa wanita Indonesia yang akan bertanding di kontes kecantikan juga berlatih secara intens di sana.

Keriuhan kontes kecantikan di Filipina tak lepas dari warisan pengaruh budaya Amerika yang begitu menancap. Ada adagium bahwa Filipina adalah negara Asia yang sudah mulai luntur nilai-nilai budaya ketimurannya. 

Menurut J. Pilapil Jacobo dari Ateneo de Manila University, obsesi rakyat Filipina untuk bertanding dalam sebuah standar kecantikan sebenarnya sudah berlangsung lama. Saat negara ini masih dijajah Spanyol hingga berada di bawah imperialisme Amerika Serikat, lomba atau kontes kecantikan pun muali bermunculan.

Para peserta beauty camp berlatih untuk bisa percaya diri tampil di depan publik. - Sumber YT CNA/ SC pribadi
Para peserta beauty camp berlatih untuk bisa percaya diri tampil di depan publik. - Sumber YT CNA/ SC pribadi
Imperialisme telah merampas standar adat asli mengenai kecantikan. Tubuh yang indah, karakter yang baik, seni, dan estetika. Beberapa standar yang kini dipatok dalam berbagai kontes kecantikan. Apa yang terjadi di Filipina berbeda dengan di Indonesia. Saat kontes kecantikan pernah mengalami suatu hambatan terutama pada masa orde baru. Saat itu, berbagai pelarangan untuk melakukan kontes kecantikan pun dikeluarkan.

Para wakil Indonesia yang akan maju ke Miss Universe atau Miss World harus berangkat secara sembunyi-sembunyi. Persepsi cantik kala itu adalah para wanita yang berperan penting dalam keluarga dan masyarakat. Maka, timbulah berbagai kegiatan seperti PKK, Dharma Wanita, dan lain sebagainya. Barulah beberapa tahun selepas reformasi, wakil Indonesia bisa kembali tampil itu pun kerap diselingi pro dan kontra.

Kembali ke Filipina, dengan melihat antusias warganya dalam menyambut pemenang kontes kecantikan, membuat ajang ini adalah sebuah kebanggan nasional. Apa yang bisa dibanggakan dari Filipina? Sebuah negara dengan tingkat kemiskinan tinggi dibandingkan Indonesia.

Hanya tiga aspek tadi, yakni basket, tinju, dan kontes kecantikan yang menjadi kebanggan itu. Banyak calon peserta yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. 

Dengan meraih kesuksesan dalam ajang internasional, warga Filipina bisa berbangga diri karena bisa sejajar dengan bangsa lain dan menunjukkan pada dunia bahwa mereka adalah bangsa yang besar dan menjunjung tinggi persatuan nasional. Kontes kecantikan pun menjadi ajang pemersatu bangsa yang sangat ampuh.

Kontes kecantikan bisa menyatukan warga Filipina, apapun pandangan politik, daerah, agama, dan kesukuan. - YT Richter Masangkay / SC Pribadi
Kontes kecantikan bisa menyatukan warga Filipina, apapun pandangan politik, daerah, agama, dan kesukuan. - YT Richter Masangkay / SC Pribadi
Di saat ada bangsa lain yang meributkan dasar negaranya yang malah bisa memperpecah persatuan, Filipina seakan memiliki momentum agar mereka bisa bersatu dan lebih kuat. Saat covid-19 menyerang, banyak kegiatan kontes kecantikan yang terhenti. Para peserta dan pemenang pun berupaya keras ikut andil dalam mengedukasi masyarakat agar mereka mematuhi instruksi dari pemerintah.

Karantina kewilayahan yang didengungkan pun bisa berjalan cukup baik sembari para pelaku pageant ikut mendistribusikan bantuan kepada mereka yang terdampak. Kematian akibat covid-19 di Filipina pun cukup rendah. Tak sampai 10 orang per hari pada beberapa hari terakhir. Walau belum ada bukti kuat adanya korelasi antara penanganan covid-19 dengan kontes kecantikan, tetapi usaha para pelaku di bidang ini patut diapresiasi.

Meski demikian, tentu ada hal yang patut menjadi catatan. Hak-hak perempuan yang belum terlindungi dengan baik seperti perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga menjadi suatu ironi. Gempita kontes kecantikan belum mampu berbuat lebih banyak akan hal tersebut. 

Tak hanya itu, pada perhelatan kontes kecantikan juga sering ditemukan tindak pelecehan seksual yang dialami oleh para pesertanya. Tak hanya dari Filipina saja, tetapi kontestan asal luar negeri yang sering bertanding di sana. Tentu, catata buruk ini menjadi pekerjaan rumah.

Tahun 2020 ini juga menjadi tahun kelabu dengan gagalnya beberapa kontes kecantikan. Bibining Pilipinas harus dibatalkan dan beberapa hari kemarin Miss Earth Philippines melakukan pemilihan dengan cara daring. Sedangkan, Miss Universe Philippines baru akan dimulai bulan Oktober mendatang. Persiapan mereka jauh lebih keteteran pada tahun ini dibandingkan Indonesia yang sudah memilih hampir semua wakilnya.

Apapun itu, menarik untuk melihat bagaimana prestasi wakil Filipina dan perbandingannya dengan wakil Indonesia pada berbagai ajang yang sedianya diundur tahun depan. Apakah mereka masih tetap bisa berjaya atau wakil dari negara kita bisa mengunggulinya? Kita lihat saja. 

Namun, yang menjadi penasaran, jika ada wakil Indonesia yang memenangkan salah satu kontes kecantikan, apakah warga Indonesia akan juga gegap gempita? Saya penasaran jikalau tiba-tiba Ayuma memenangkan Miss Universe tahun depan. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Salam.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun