Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Walau Membingungkan, Mengurus Balik Nama Kendaraan Bermotor Sebenarnya Mudah

6 Juli 2020   08:42 Diperbarui: 6 Juli 2020   13:02 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Loket Balik Nama Samsat Malang Kota. - Dokumen Pribadi

Beberapa hari yang lalu, kebetulan saya mengurus balik nama sepeda motor yang baru saya beli bekas dari seorang tetangga.

Kebetulan, pajak STNK motor tersebut sudah tepat dalam periode 5 tahunan. Jadi, agar memudahkan saya dalam mengurus dan membayar pajak nantinya, maka saya putuskan untuk balik nama saja.

Tidak pernah mengurus balik nama membuat saya minta tolong makelar yang menjualkan sepeda tersebut. Bukan berarti saya membayarnya sebagai calo, tetapi saya minta ia ikut menemani saya selama berada di Kantor Samsat. Memberi tahu alur yang tepat agar urusan lebih cepat selesai.

Ternyata apa yang saya lakukan benar. Sejak pukul setengah 8 pagi, suasana kantor Samsat Malang sudah ramai. Banyak pemilik kendaraan bermotor yang akan memulai cek fisik padahal loket pelayanan belum dibuka. Memang, loket untuk cek fisik sudah dibuka lebih dahulu dan sudah ditunggu oleh banyak pemilik.

Pengunjung antre dengan jaga jarak sebelum masuk ruangan berisi loket-loket. - Dokumen Pribadi
Pengunjung antre dengan jaga jarak sebelum masuk ruangan berisi loket-loket. - Dokumen Pribadi
Di sinilah kebingungan mulai saya rasakan. Kalau tidak mengajak serta makelar tersebut, bisa-bisa saya bingung apa yang harus saya lakukan. 

Sebenarnya, ada beberapa petunjuk tata cara untuk melakukan cek fisik kendaraan. Tahap pertama sebelum kendaraan akan diperpanjang 5 tahunan, balik nama, atau mungkin baru mutasi dari daerah lain. Sayangnya, petunjuk ini letaknya tersembuyi. Dan juga, tempat dan loket mana saja yang harus didadangi secara berurutan tidak tergambarkan.

Kalau saja petunjuk tersebut diberi keterangan mengenai gambar loket dan keterangan posisi loket, maka pemilik kendaraan bermotor seperti saya pasti tak akan kebingungan. Sejak awal cek fisik hingga STNK dan plat kendaraan saya terima, tak kurang dari 6 hingga 7 loket harus saya datangi.

Cek fisik pun berlangsung cukup lancar. Makelar yang menemani saya bergegas mengambil formulir. Sementara saya ikut antre cek fisik. 

Selepas formulir didapat, sambil dengan menuntun motor identitas di dalam formulir tersebut pun saya isi. Jadi, kami berbagi tugas biar cepat. Ini juga bisa jadi tips agar cek fisik kendaraan bisa lebih cepat. Datang pagi bersama satu orang berbagi tugas antre dan mengambil formulir. Tentu, jangan lupakan STNK asli, KTP asli, dan BPKB asli.

Tak banyak rintangan dalam cek fisik bisa jadi disebabkan motor yang saya beli bertahun pembuatan di atas 2010. Saya melihat beberapa pemilik kendaraan bermotor yang tidak bisa menemukan nomor mesin dan rangka motor mereka. Alhasil, sang petugas juga ikut mencari. Tentu, ini juga memperlama waktu pengecekan fisik karena antrean semakin lama semakin panjang.

Antrean cek fisik - Dokumen Pribadi
Antrean cek fisik - Dokumen Pribadi
Menurut makelar yang menemani saya, untuk motor dengan tahun pembuatan di bawah 2010, biasanya letak nomor mesin dan rangka cukup tersembunyi. Tapi tentu itu tidak semua. 

Beberapa tipe dan merk motor saja yang demikian. Makanya, sebelum cek fisik, alangkah baiknya mempersiapkan dan mengetahui letak dua nomor penting ini agar lebih cepat digesek dan tidak memperlama antrean.

Selepas cek fisik, saya pun masuk ke ruang administrasi. Seorang petugas sudah sigap dengan thermo gun untuk mengecek suhu pemilik motor demi pencegahan wabah covid-19. Nah, loket pertama yang saya datangi ini tentu adalah loket verifikasi. Untuk memastikan kelengkapan data dan dokumen pemilik motor.

Di sinilah sedikit kericuhan terjadi karena sebenarnya pemilik motor hanya perlu menumpuk map dan menunggu hingga namanya dipanggil. Tetapi, karena banyak yang tidak sabar dan takut ada dokumen yang belum lengkap, maka beberapa diantara mereka menyisipkan entah KTP, STNK, atau dokumen lain. 

Otomatis, di depan loket pun bergerombol banyak orang dan menyulitkan pemilik motor yang baru datang. Padahal, saat nama kita dipanggil, petugas akan memberi tahu dokumen mana yang kurang dan tinggal kita tunjukkan.

Untuk balik nama sendiri, yang pentinga dalah KTP, STNK lama, BPKB, dan kuitansi pembelian motor dengan materi 6.000 rupiah. Kuitansi ini yang sering dilupakan banyak pemilik motor bekas yang akan melakukan balik nama. Padahal sebenarnya simpel. Masing-masing dokumen tersebut alangkah baiknya difotokopi sebanyak 5 kali.

Proses verifikasi juga perlu waktu lama karena ada beberapa kendaraan yang masih disekolahkan. Alias, BPKB-nya berada di tangan bank atau pihak lain sebagai syarat cicilan kredit. 

Kalau ini saya tidak begitu paham karena cukup rumit juga dan menjadi tekad saya untuk tidak sekali pun meminjam uang di bank atau tempat lain dengan syarat BPKB ini. Lumayan ribet dan saya melihat banyak pemilik motor seperti ini harus menelan kecewa karena diwajibkan menghubungi pihak bank dulu.

Selepas verifikasi, saya harus menuju loket balik nama. Loket ini bersebelahan dengan loket perpanjangan lima tahun. Lagi-lagi, berkas harus ditumpuk dan menunggu dipanggil. Dan lagi-lagi pula, masih ada pemilik motor yang bingung dan membuka berkas kembali yang sudah ditumpuk sehingga bergerombol dan diingatkan lagi oleh petugas.

Ini tak lepas pula dari aturan jaga jarak sehingga tempat duduk yang disediakan banyak yang dibatasi. Walau demikian, karena tempat duduk terbatas tetapi jumlah pemohon STNK baru ini amat banyak, mereka pun bergerombol di sekitar loket. Saya pun juga karena bingung mau berdiri di mana. 

Sambil melihat foto Bu Khofifah dan Pak Emil yang tersenyum di tembok dekat loket, saya berharap semoga tidak ada kluster penyebaran covid-19 di tempat perpanjangan STNK dan balik nama ini. Sudah cukup kluster penyakit ini di Jawa Timur yang kian banyak.

Saat nama saya dipanggil lagi, saya harus membayar biaya balik nama sebesar 225 ribu rupiah. Tak lama, saya pun diminta ke loket pendaftaran yang berada tak begitu jauh. 

Di loket ini, saya harus mengisi identitas kendaraan dengan lengkap. Mulai merk, tipe, nomor mesin, dan lain sebagainya. Selepas itu, saya pun bisa duduk tenang untuk menunggu dipanggil di loket pembayaran biaya pajak kendaraan.

Ngeri juga lihat kerumunan seperti ini. - Dokumen Pribadi
Ngeri juga lihat kerumunan seperti ini. - Dokumen Pribadi
Di sini saya mulai bisa menghela nafas dan duduk santai sambil melihat video Miss Universe. Saya juga mengirim pesan kepada makelar yang menunggu di luar ruangan bahwa ia bisa pulang karena proses yang saya lalui sudah lumayan mudah. Namun, saya semakin ngeri saat melihat kerumunan pemilik motor yang kian padat. 

Sampai-sampai merek berjejalan di depan loket. Petugas pun sering mengingatkan untuk tidak bergerombol di depan loket. Tapi ya bagaimana? Mau berdiri di mana? Lagi pula, dalam kondisi cukup bingung dan panik semacam ini, tentu para pemilik motor tak mau ketinggalan informasi barang sedikit pun. 

Mungkin ini yang harus jadi catatan bagi pemangku kepentingan untuk bisa mengusahakan entah tempat duduk atau tempat berdiri agar jaga jarak tetap bisa terlaksana.

Bisa duduk tenang - Dokumen Pribadi
Bisa duduk tenang - Dokumen Pribadi
Layanan penyerahan STNK - Dokumen Pribadi
Layanan penyerahan STNK - Dokumen Pribadi
Pembayaran pajak kendaraan berlangsung lancar sesuai nomor antrean yang diberikan saat mengisi formulir tadi. Pembayaran pun bisa tunai dan nontunai. Saya harus membayar sekitar 431 ribu rupiah. 

Jadi, jika ditotal sekitar 650 ribu rupiah untuk motor bebek keluaran tahun 2012. Setelah itu, proses pengesahan STNK dan pajak pun juga lancar. 

Demikian pula saat mengambil plat nomor dan mencetaknya. Sayangnya, beberapa pemilik kendaraan juga bingung untuk mencari loket pengambilan plat kosong yang letaknya tersembunyi. Makanya, rajin bertanya juga merupakan kunci dan tentu tetap memperhatikan papan petunjuk informasi.

Gudang plat yang sering tidak diketuahui letaknya oleh pemilik motor. - Dokumen pribadi
Gudang plat yang sering tidak diketuahui letaknya oleh pemilik motor. - Dokumen pribadi
Mengambil plat nomor, bagian akhir dari proses balik nama kendaraan sambil menunggu BPKB 6 bulan ke depan. - Dokumen Pribadi
Mengambil plat nomor, bagian akhir dari proses balik nama kendaraan sambil menunggu BPKB 6 bulan ke depan. - Dokumen Pribadi
Perlu waktu sekitar dua setengah jam untuk mengurus balik nama ini mulai cek fisik dan mengambil formulir hingga mendapatkan STNK serta plat nomor baru. Semakin pagi datang maka semakin baik dan akan semakin cepat. 

Dan jangan lupa untuk mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan serta memfotokopinya dengan jumlah cukup. Bertanya kepada mereka yang sudah sering mengurus semacam ini juga sangat dianjurkan agar tidak bingung ketika menjalaninya.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun