Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Narativ, Terobosan untuk Dapat Duit di Kompasiana

11 Juni 2020   16:20 Diperbarui: 11 Juni 2020   16:22 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emang nulis di Kompasiana dapat bisa dapat duit?

Pertanyaan itu kerap terlontar dari orang terdekat setiap saya membagikan link tulisan saya di media sosial. Duit, duit, duit lagi. Kenapa sih harus duit dan duit?

Lah kenapa saya jadi senewen. Otomatis, saya pun menjawab dengan wajah semanis Puteri Indonesia Lingkungan.

Tentu dapat dong.

Saya hampir setiap bulan mendapat K-reward. Yah meksi tidak terlalu banyak tetapi selalu membuat happy. Lumayan buat order go-food. Kalau lagi beruntung ya menang lomba blog. Kalau lagi beruntung lagi, tiba-tiba ditelepon entah siapa di balik seberang yang meminta saya untuk menulis dengan royalti tertentu. Asyik!

Eh tapi bener lo. Di Kompasiana itu banyak sekali peluang yang bisa ditangkap asal ada kemauan. Seperti peluang yang kini dikembangkan oleh Kompasiana bernama "Narativ". Pakai "v" ya bukan pakai "f". Sebuah program content marketing di Kompasiana.

Program ini baru saja diluncurkan dan bisa jadi wadah yang pas bagi Kompasianer di manapun berada yang ingin memiliki bakat terpendam dalam hal menulis dan menghasilkan penghasilan tambahan. Jadi, narativ ini akan mengubungkan antara Kompasianer dengan brand atau stakeholder yang sedang membutuhkan jasa promosi produknya.

Kemarin, saya baru saja melihat launching program ini yang dipandu oleh beberapa admin Kompasiana. Nah, ternyata masih banyak brand atau stakeholder yang membutuhkan jasa blogger untuk beriklan. Ini dikarenakan selama masih ada search engine semisal mbah Google, maka tulisan dari para blogger akan terus dicari.

Lalu, kenapa sih harus Kompasiana bukan blog pribadi?

Alasannya, Kompasiana sudah teruji memiliki jumlah pembaca yang banyak. Ini tentu berbeda dengan blog pribadi. Saya sendiri punya beberapa blog pribadi yang sudah terafiliasi dengan Google Adsense. 

Dan untuk meraih pundi-pundi rupiah, berbagai usaha pun harus saya lakukan. Semisal melakukan SEO on page dan SEO off page dan beberapa usaha lain agar blog pribadi saya banyak dilirik oleh pembaca serta nangkring di pencarian nomor satu search engine.

Sementara, di Kompasiana sendiri, saat saya baru menayangkan sebuah tulisan, pembaca sudah berdatangan. Bahkan ada tulisan saya yang dibaca lebih dari 20.000 pembaca. 

Tentu, keunggulan berupa SEO engine yang sudah ditata sedemikian rupa oleh Kompasiana menjadi tambahan tersendiri. Makanya, kalau saya berposisi sebagai sebuah brand, saya pasti mencari tulisan pada portal web yang sudah memiliki kapasitas yang tidak diragukan lagi. Dan Kompasiana adalah salah satunya.

Nah, ada lagi alasan kenapa Kompasianer diajak menjadi influencer. Ini tak lepas dari pergeseran para brand yang tidak lagi mencari makroinfluencer. Yakni, mereka yang sudah memiliki banyak follower dan kerap melakukan promosi seperti endorse. Pada tahun ini, para brand akan lebih banyak mencari mikroinfluencer.

Selain tidak mengeluarkan biaya yang banyak, tidak selalu hasil yang diharapkan oleh brand tersebut bisa dicapai para makroinfluencer. Tak hanya itu, mikroinfluencer memiliki kedekatan lebih dengan para pembacanya. 

Gampangnya, diharapkan mikroinfluencer akan lebih efektif membidik pasar tertentu sesuai dengan kedekatan mereka dengan para pembaca. Hmm menarik juga.

Untuk mengikuti program ini sebanarnya tidak sulit. Sudah ada microsite narativ ini. Kompasianer yang akan bekerja sama tinggal mendaftarkan diri dengan persyaratan tertentu. Semisal, sudah menulis lebih dari 50 artikel dan mengisi data diri seperti jumlah follower secara lengkap. Jika mau lebih jelas, silakan dibuka microsite-nya saja ya.

Yang menarik untuk dipahami adalah bagaimana kita sebagai Kompasianer bisa menangkap peluang ini. Tentunya, kita harus sering menulis apa yang dibutuhkan oleh orang lain. 

Syukur-syukur, kita juga menulis apa yang dibutuhkan oleh advertiser (pengiklan). Makanya, kalau bisa jangan menulis suka-suka kita dan tidak memerhatikan seberapa bermanfaat tulisan kita bagi banyak orang. Yah tidak apa-apa sih tetapi kalau kita ingin mengikuti program ini maka mindset tersebut harus diubah.

Oh ya, alangkah lebih baik jika kita fokus menulis pada bidang tertentu. Semisal lifestyle, traveling, atau otomotif. Ini akan membuat daya tarik brand terhadap tulisan kita akan lebih baik lagi. 

Mereka akan lebih "notice" lantaran konsistensi kita mengenai suatu topik yang bisa jadi sesuai dengan produk yang akan mereka tawarkan. Dengan konsisten menulis di bidang tertentu, maka kita juga akan bisa mengetahui target pasar tulisan kita yang akan membantu mereka dalam berpomosi.

Kualitas tulisan juga tak kalah penting. Kompasianer yang sering mendapat label pilihan bahkan Artikel Utama (HL) juga berpeluang lebih. Makanya, selain rajin menulis, kita juga perlu meningkatkan kualitas tulisan kita. 

Kualitas tulisan di Kompasiana juga jadi salah satu screening awal dari admin terhadap kompasianer yang akan direkomendasikan ke brand.

Tak hanya itu, aktivitas kita di media sosial juga jadi pertimbangan apakah bisa ikutan campaign dalam narativ ini atau tidak. Tentu, sama dengan campaign lain yang pernah saya ikuti, syarat media sosial terutama IG menjadi syarat yang utama. Meski ini tidak semua. Makanya, mulai sekarang dibangun ya media sosialnya agar memiliki engangement yang bagus.

Dalam paparan narativ ini, saya sempat bingung apa bedanya antara narativ dengan program konten afiliasi. Ternyata ada perbedaan mendasar. Jika pada program konten afiliasi, kita akan dibayar seusai jumlah views tulisan kita, maka pada program narativ ini, kita akan diberikan benefit selepas menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai brief (arahan)  yang diberikan. Jadi, menurut saya program narativ ini lebih menguntungkan dibandingkan konten afiliasi.

Mungkin, ini saja yang bisa saya tangkap dan saya bagi setelah melihat paparan launching program Narativ. Untuk lebih jelasnya lagi bisa dilihat channel YouTube Kompasiana ya.

Tetap semangat berkarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun