Mereka masih mengirim beberapa makanan kepada keluarga kami. Bagi mereka, kondisi sulit bukan berarti menjadi halangan untuk berbagi. Ini sekaligus tradisi Ramadan yang sangat bermakna dan sulit untuk dilewatkan.
Tentu, keterbatasan melakukan tradisi ini juga berdampak pada tradisi yang dilakukan oleh anak-anak untuk membantu membersihkan makam. Mereka biasanya ikut mencabuti rumput, menyapu, dan lain sebagainya. Beberapa anak yang biasanya datang ke makam pada hari menjelang Ramadan tidak bisa lagi datang ke sana. Selain dilarang oleh orang tua mereka, tentu saja kegiatan tersebut sangat berisiko dilakukan pada saat ini. Tradisi memberi uang kepada anak-anak yang membantu warga berziarah pun menjadi tidak bisa dilakukan.
Tradisi terakhir yang tidak bisa dilakukan pada tahun ini adalah kirab Ramadan. Biasanya, anak-anak SD dari beberapa sekolah berkumpul jadi satu untuk melakukan kirab Ramadan. Anak-anak tersebut akan saling berjalan beriringan sambil membaca salawat dan membawa pesan Ramadan. Kemeriahan yang mereka lakukan menjadi tontonan warga yang sayang untuk dilewatkan. Kirab Ramadan pun menjadi salah satu tradisi menjelang Ramadan sebagai tanda pengingat bagi warga sekitar. Agar mereka bisa menyambut Ramadan kali ini dengan sebaik-baiknya sehingga mendapat kemenangan yang fitri.
Jadi pada akhirnya, meski tradisi menjelang Ramadan tahun ini tak semeriah dulu, bukan berarti untuk memulainya harus dengan semangat yang kurang. Justru sekali lagi, ini menjadi momen berharga mengawali Ramadan dengan semangat berlimpah dalam kondisi sulit. Untuk itulah, sangat sayang sebenarnya jika kondisi sulit saat ini malah menjadi alasan untuk tidak berbuat lebih baik.
Salam. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H