Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Walau Tak Semeriah Dulu, Berbagai Tradisi Menyambut Ramadan Masih Jadi Penyemangat Mengawali Bulan Suci

18 Mei 2020   08:00 Diperbarui: 18 Mei 2020   07:57 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk peringatan memasuki Ramadan yang dipajang oleh remas. - Dokpri

Mereka masih mengirim beberapa makanan kepada keluarga kami. Bagi mereka, kondisi sulit bukan berarti menjadi halangan untuk berbagi. Ini sekaligus tradisi Ramadan yang sangat bermakna dan sulit untuk dilewatkan.

Kue donat pemberian tetangga yang beberapa hari menjual panganan tersebut setelah terkena PHK. - Dokpri
Kue donat pemberian tetangga yang beberapa hari menjual panganan tersebut setelah terkena PHK. - Dokpri
Tak hanya megengan, momen berziarah sekaligus membersihkan makam pun menjadi tradisi yang tidak bisa dilakukan secara leluasa. Kami memang masih bisa berziarah ke makam keluarga tetapi jumlahnya dibatasi dan dengan aturan yang ketat. Saya sendiri tidak ikut berziarah. Hanya beberapa sepupu saja yang membersihkan serta berziarah ke makam kakek dan nenek.

Tentu, keterbatasan melakukan tradisi ini juga berdampak pada tradisi yang dilakukan oleh anak-anak untuk membantu membersihkan makam. Mereka biasanya ikut mencabuti rumput, menyapu, dan lain sebagainya. Beberapa anak yang biasanya datang ke makam pada hari menjelang Ramadan tidak bisa lagi datang ke sana. Selain dilarang oleh orang tua mereka, tentu saja kegiatan tersebut sangat berisiko dilakukan pada saat ini. Tradisi memberi uang kepada anak-anak yang membantu warga berziarah pun menjadi tidak bisa dilakukan.

Tradisi terakhir yang tidak bisa dilakukan pada tahun ini adalah kirab Ramadan. Biasanya, anak-anak SD dari beberapa sekolah berkumpul jadi satu untuk melakukan kirab Ramadan. Anak-anak tersebut akan saling berjalan beriringan sambil membaca salawat dan membawa pesan Ramadan. Kemeriahan yang mereka lakukan menjadi tontonan warga yang sayang untuk dilewatkan. Kirab Ramadan pun menjadi salah satu tradisi menjelang Ramadan sebagai tanda pengingat bagi warga sekitar. Agar mereka bisa menyambut Ramadan kali ini dengan sebaik-baiknya sehingga mendapat kemenangan yang fitri.

Kirab Ramadan yang tahun ini tak bisa lagi diselenggarakan. - Dokpri
Kirab Ramadan yang tahun ini tak bisa lagi diselenggarakan. - Dokpri
Walau segala tradisi menjelang Ramadan tersebut tidak bisa dilakukan seperti tahun sebelumnya, tetapi masih ada satu tradisi yang tetap lestari. Tradisi tersebut adalah pemasangan peringatan mengenai Ramadan di berbagai sudut kampung dan jalan. Para remaja masjid menyebarkan spanduk kecil berisi ajakan untuk fokus mengisi Ramadan dengan hal yang positif. Ramadan pun masih terasa semarak.

Jadi pada akhirnya, meski tradisi menjelang Ramadan tahun ini tak semeriah dulu, bukan berarti untuk memulainya harus dengan semangat yang kurang. Justru sekali lagi, ini menjadi momen berharga mengawali Ramadan dengan semangat berlimpah dalam kondisi sulit. Untuk itulah, sangat sayang sebenarnya jika kondisi sulit saat ini malah menjadi alasan untuk tidak berbuat lebih baik.

Salam.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun