Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memulai Ramadan dengan Memaafkan Menkes Terawan

22 April 2020   07:30 Diperbarui: 24 April 2020   14:47 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkes Terawan. - Tribun News

Pertama, sebagai manusia kita adalah makhluk yang sangat lemah. Merasa unggul dan paling kuat adalah tindakan yang sangat tidak dianjurkan.

Apa yang telah dilakukan oleh Menkes Terawan dengan tidak mengindahkan peringatan WHO soal kasus yang tidak terdeteksi dan merasa sombong dengan alat yang dimiliki Indonesia adalah salah satu bukti. Dalam waktu singkat, jumlah penderita covid-19 meningkat drastis.

Kedua, sebagai manusia kita harus belajar untuk memikirkan apa yang kita katakan sebelum terucap dan didengar oleh banyak orang. Ini juga jadi pelajaran darinya yang kerap melontarkan kalimat-kalimat yang sebenarnya jauh panggang dari api.

Semisal, memgenai tidak perlunya mengenakan masker di masa pandemi ini. Sebagai orang yang berpikir, maka kalimat-kalimat yang sebenarnya tidak perlu sesungguhnya jangan sampai terucap.

Ketiga, sebagai manusia yang diberi tanggung jawab, sudah sepantasnya melaksanakan tanggung ajwab itu dengan sebaik-baiknya.

Ini juga pembelajaran berharga dari Menkes Terawan saat ia diberi tanggung jawab yang tinggi akan kesehatan banyak orang, sesungguhnya ia harus berupaya lebih. 

Saat ada banyak kasus di negara tetangga, sesungguhnya itu adalah lonceng untuk mempersiapkan diri. Entah memperbanyak pasokan APD, memberi dukungan pada RS yang akan dijadikan rujukan, dan segala kebiajkan lain yang semestinya keluar darinya.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Kita berharap saja uapya maksimal dari para tenaga medis bisa membuahkan hasil dan mereka diberi keselamatan.

Terakhir, sebagai manusia kita harus senantiasa untuk berkata jujur. Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua saat ada banyak desas-desus mengenai upaya menutupi kasus covid-19 saat awal mula menyebar di Indonesia.

Terutama, saat ada beberapa pasien yang menderita gangguan pernafasan meninggal dunia dan dikuburkan dengan prosedur penanganan seperti covid-19. Belum lagi pernyataan dari beberapa dokter yang sebenarnya sejak Januari sudah ada penyakit ini di negeri ini.

Lagi-lagi, daripada membuka luka, ini juga harus jadi pelajaran berharga. Menjadi titik balik bagi kementrian yang dipimpin oleh Menkes Terawan untuk benar-benar transparan akan penyakit ini. Ibarat kata, kita sudah masuk ke dalam kolam sekalian basah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun